Halaman

Jumat, 13 Januari 2012

~Still in Love~ Chapter 4

Langit sudah tidak menurunkan hujan, waktu saja yang sudah menandakan bahwa hari sudah gelap. Ara menatap keluar jendela, Ia berada di dalam mobil mewah milik Park Yoochun, calon tunangannya. Akhirnya Ara membuka mulutnya, “bagaimana kau tahu aku sedang terjebak hujan??”, Tanya Ara tampak heran. 

Ya, Yoochun lah yang menjemput Ara, membawakan payung dan membawa Ara ke dalam mobilnya. Yoochun tersenyum, “tadi Yunho yang menyuruhku untuk menjemputmu..”. Hati Ara terasa sakit, ‘Yunho??’. “tadi Yunho tidak sengaja melihatmu sedang berada di kelas dan terjebak hujan. Dia memang seperti itu, jika ada yoeja diantara kami yang sedang kebingungan dan Dia melihatnya, Dia akan menyuruh kami untuk menjemputnya”, jelas Yoochun seakan bisa tahu pertanyaan Ara. 

“ya begitulah Yunho, Dia sangat perhatian pada wanita, siapapun wanita itu. makanya banyak sekali yang menyukainya. tapi jika Dia sudah mempunyai yeojachingu, jangan harap kalian para yoeja akan diperhatikan hehehe”, lanjut Yoochun sedikit tertawa. Ara tersenyum mendengar penjelasan Yoochun, ‘ya kau benar chun, yunho sangat perhatian pada wanita. Tapi ketika dia sudah bersamaku, dia tidak melirik wanita disebelahnya. Hanya tersenyum pada wanita itu tapi tetap mengutamakanku’ batin Ara senang. “dan dia juga tidak akan pernah mau mengantar kekasih sahabatnya, takut kalau terjadi salah paham”, lanjut Yoochun lagi. ‘Ara sepertinya tertarik mendengar penjelasanku tentang Yunho..hehe’ pikir Yoochun.






“hmm..kau kenapa tersenyum terus??apa kau menyukainya??”, Tanya Yoochun yang tiba-tiba. “hah??”, Ara senta kaget. “hehehe..aku hanya bercanda Ara. Hmm..tapi apa kau sekelas dengannya?? Dan apa kau tahu mantan kekasih Yunho?”, Tanya Yoochun lagi dan itu sontak membuat Ara lebih kaget.

“mwo?? Mantan kekasih?? Ehh..hmm.. ya aku sekelas dengannya. Soal mantan Yunho aku tidak tahu”, jawab Ara gugup. “kau sekelas dengannya?? Kenapa tidak bilang ketika bertemu pertama kali??”. “mianhe, aku tidak terlalu dekat dengannya Chun..”, jawab Ara. “owhh…apa Dia terlalu cuek ya??”, Yoochun bertanya lagi tapi sepertinya bertanya pada dirinya sendiri. Ara hanya tersenyum sendiri tanpa memperdulikan kata-kata Yoochun.

Kamar Yunho …
           
“apa yang aku lakukan tadi benar ya?? Hmm..ya sangat benar Jung Yunho. Sekarang Ara bukan yoejamu lagi, Dia sudah milik Park Yoochun sekarang. Sahabatmu”, Yunho berkata pada diri sendiri. Yunho baru saja sampai di rumahnya, Dia langsung pulang ke rumahnya. 

Setelah tadi Ia menunggu Yoochun untuk menjemput Ara di kampus, ketika Yoochun sampai di kampus dan memastikan mereka sudah pulang baru Yunho pulang ke rumah. Dia terus saja memikirkan Ara. “aish, lupakan dia Yunho!!”, pintanya pada diri sendiri. CKLEK! Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan ternyata adiknya yang masuk.

“kenapa harus melupakannya??”, Tanya Ha Ra sambil menaruh segelas teh hangat di meja kecil yang terletak di samping tempat tidur Yunho. “kenapa tidak ketuk pintu dulu??”, Yunho mengalihkan pembicaraan Ha Ra. “jawab pertanyaanku!!”, perintah Ha Ra. “kau berani ya memerintahku seperti itu!!”, ujar Yunho sedikit membentak. “kau terlalu munafik Oppa, kau masih mencintai onnie tapi kau berusaha melupakannya..aish!!”, ujar Ha Ra enteng. “mwo??” ‘ya aku memang terlalu munafik, tapi aku yakin aku bisa melupakannya. Secepat mungkin!!’ ujar Yunho dalam hati. “sudah diam kau, cepat keluar dari kamarku!!”, perintah Yunho. Ha Ra malah memeletkan lidahnya ke arah Yunho. “aish!!”.

‘break out..break out’ Yunho yang sedang kesal pada Ha Ra langsung mengangkat telepon itu. “Ne yoboseyo”, ucapnya. “yoboseyo..”. ‘yoeja??’ Yunho langsung melihat layar ponselnya ‘Chagiya ^^’, oopps ternyata Yunho belum merubah nama kontak Ara. 

“ekhm..ada apa kau menelponku??”, Tanya Yunho gugup. “ternyata kau masih menyimpan nomer ponselku ya??”, Tanya Ara sedikit menggoda. “aaahh..wae??apa ada yang salah?? Aku masih menganggapmu sebagai teman..”, jawab Yunho. “owh..begitu”, ucap Ara singkat dengan sedikit pelan. 

“ada apa menelponku??”, Yunho mengulangi pertanyaannya lagi. “aku hanya ingin mengucapkan terima kasih”, ujar Ara. “ya sama sama”, jawab Yunho. “ya sudah, mianhe kalau aku menganggumu..bye”, Ara langsung mematikan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Yunho. “aish..membuatku gugup saja..”, ujar Yunho menaruh ponselnya di atas meja lalu meminum teh dari Ha Ra. “uhuk..uhuk!! aku harus merubah nama Ara di ponselku..”, katanya lagi sampai terbatuk batuk.

Kamar Ara …

Ara memutuskan hubungan teleponnya, raut wajahnya sangat kesal. Baru kali ini, Yunho cuek pada dirinya. Ara menutupi wajahnya dengan bantalnya lalu berteriak, “aku benci Jung Yunho!!!!”. Tapi tidak terasa Ara malah meneteskan air matanya, bantalnya basah karena airmatanya. 

“hiks..kenapa..hiks..aku harus..hiks..menangisinyaaa??hiks”, tanyanya sambil sesenggukkan. Sangat lama Dia menangis seperti itu. “kenapa aku seperti ini??”, tanyanya lagi. Tangisnya sudah sedikit mereda. “aku kan yang memutuskan hubungan itu, tapi kenapa sekarang sepertinya aku yang tidak rela ya??pabo pabo!!”, Ara memukuli kepalanya sendiri.

“annyeong!!”, seseorang membuka pintu kamar Ara dan yoeja itu langsung saja masuk ke dalam seperti kamar Dia sendiri. “sedang apa kau??”, Tanya yoeja itu. “aku pusing!!!”, Ara merebahkan tubuhnya ke kasur empuknya. Yoeja itu duduk di tepi ranjang Ara. “wae?? Yunho?? atau Yoochun??”, tanyanya setengah meledek. “Da Hee!!!”, teriak Ara sambil melayangkan bantal yang Ia pegang tadi ke arah sahabatnya itu. 

“hahaha..cerita saja padaku..”, Tanya Da Hee. Kebetulan rumah Da Hee berdekatan dengan Ara, lebih tepatnya mereka bertetangga. “aku menyesal memutuskan Yunho..”, ucap Ara yang membuat Da Hee kaget. “mwo?? Shinca?? Kau yakin??”, Tanya Da Hee. “ya..entah kenapa..”, Ara kembali duduk bersila di samping Da Hee. “tapi aku juga kesal padanya.. iiiiihhhh!!!”, Ara memukuli bantalnya dengan sekuat tenaga. 

“wae?” “bisa-bisanya Dia cuek padaku..”. “hahaha..memangnya harus bagaimana sahabatku??”. “entah lah.. sudah jangan tertawa!!!”, ujar Ara manja sambil memukul lengan Da Hee. “owh..atau jangan jangan kau masih mencintainya ya??haha”, tawa Da Hee meledak. “iya”, jawab Ara singkat. “hah?”, Da Hee kaget, padahal Dia hanya bercanda. “hmm..sepertinya masalah ini sangat serius Ara..”, tawa Da Hee berhenti dan menatap Ara tajam. Ara langsung menutup wajahnya lagi dengan bantal. Da Hee terus-terusan menasihati Ara.

***

Pagi ini, Yunho sudah keluar dari kamar dan melakukan ritualnya yaitu berlari pagi. Karena sekarang Yunho libur kuliah, jadi Ia memanfaatkan waktu liburnya untuk lari pagi. Yunho adalah salah satu namja yang sangat memperhatikan tubuhnya, Ia tidak akan melewatkan waktu untuk berolahraga. Tidak seperti ke empat sahabatnya yang sangat malas untuk olahraga, apalagi Yoochun, bangun pagi saja hampir tidak pernah. Tidur paling awal dan bangun paling akhir. 

Dengan celana pendek dan kaos hitam yang sekarang Yunho pakai, Yunho tampak sangat terlihat tampan *hehehe*. Pukul 7 pagi, Ia sudah sampai di rumahnya. Ia duduk di teras rumah sambil mengelap keringatnya yang bercucuran sambil sesekali melihat keramaian rumahnya yang sangat ramai jika di pagi hari. Setelah itu Ia masuk ke dalam rumahnya dan sudah tersedia sarapan pagi yang sangat enak. “sarapan dulu saja”, ujar Umma Yunho yang keluar dari kamarnya. “Ne”, jawab Yunho lalu duduk di meja makan dan bersiap untuk makan. “oiy, tadi Yoochun menelpon, Dia bilang nanti kau disuruh datang ke apartemen Jaejoong”, jelas umma yang sudah duduk di sebelah Yunho. Yunho hanya mengangguk tanda mengerti.

“oiy, bagaimana kabar Ara?? Sudah lama tidak kesini..”, Tanya Umma yang sontak membuat Yunho terbatuk-batuk. “uhuk..uhuk..!!”, Yunho langsung meminum air yang ada didepannya. “aigo, seperti anak kecil saja!!”, cela umma sambil mengusap-usap punggung Yunho. Yunho hanya diam tanpa membalas perkataan ummanya.

“kau baik-baik saja kan dengan Ara??”, Tanya Umma lagi. Yunho memang sudah beberapa kali mengajak Ara kerumahnya, mengenalkannya pada orangtua dan adiknya. Dengan wajahnya yang cantik dan sikapnya yang sangat amat sopan, Ara berhasil mengambil hati Umma dan Appa Yunho tidak terkecuali adiknya Ha Ra. 

“aahh..sedang sibuk umma..”, jawab Yunho sekenanya. “kalian kan sekelas, Ara sibuk tapi kenapa kau masih bisa bermain kesana kemari??”, Tanya umma menyudutkan Yunho. “hah?? Hmm..aku kan tidak hanya bermain umma tapi juga belajar”, bela Yunho. Umma hanya berdecak dan menatap tajam Yunho lalu meninggalkan Yunho. ‘syukurlah!!’ batin Yunho sambil mengelus-elus dadanya.

Di Apartemen Jaejoong …

“jadi Yunho dan Ara itu satu kelas??”, Tanya Jaejoong pada Yoochun. Yoochun hanya mengangguk. “hmm..kenapa Dia tidak cerita pada kita..??”, Jaejoong bertanya lagi. Yoochun mengangkat bahunya, “maka dari itu aku ingin bertanya padanya..”, sahut Yoochun lagi. “oiy, Changmin dan Junsu tidak kemari??”, Yoochun bertanya lagi pada Jaejoong. “hmm..mungkin nanti kemari..”, sahut Jaejoong yang beranjak dari duduknya. Sepertinya Yunho sudah datang, Jaejoong membukakan pintu apartemennya.

“ada apa sih?? Aku baru saja selesai jogging..”, ujar Yunho ketika masuk ke ruang tv Jaejoong. “kenapa kau tidak memberi tahu kalau kau sekelas dengan Ara??”, Tanya Yoochun yang langsung ikut menyambung. “hah??”, Yunho tampak kaget. “hmm..aku tidak terlalu dekat dengannya”, jawab Yunho gugup. “sudah kuduga, pasti seperti itu, kau terlalu cuek pada wanita Yun”, sahut Yoochun. 

“seharusnya kau lebih bersahabat lagi dengan para wanita, mentang-mentang sudah punya yoeja jadi cuek pada wanita disekelilingmu”, lanjut Yoochun. “jadi aku disuruh kemari hanya karena kau ingin bertanya hal itu saja??aish..”, Yunho sewot. “dan hanya ingin menasihatiku?? Hah??”, lanjut Yunho dan diakhiri dengan sedikit bentakan. Yoochun tertawa manis. “aish…Yoochun!!”, Yunho melempar bantal yang ada di ruang tv itu ke arah Yoochun.

Dari situ mereka bercanda bersama, saling melempar bantal. ‘persahabatan inilah yang membuatku akan rela melepaskan Ara padamu Chun. Bahagiakan Dia’ batin Yunho. “jaga Dia ya, jangan kau sakiti Dia. Kau harus benar-benar mencintainya Chun”, ujar Yunho di sela-sela permainannya dengan Yoochun. 

“apa??”, Tanya Yoochun kaget. “hah??apa??”, Yunho balik bertanya. “kau tadi bilang apa Yun??”, sekarang Jaejoong yang bertanya. Yunho tidak sadar apa yang dikatakannya tadi, “apa? Aku tidak mengerti maksud kalian?”. “kau bilang, aku harus menjaga Dia? Maksudmu Dia sapa? Ara?”, Tanya Yoochun serius. 

“owh…” Yunho menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “iya, jagalah Dia jangan sampai kau menyakitinya”, lanjut Yunho. “kenapa kau bisa bilang seperti itu??”, Tanya Jaejoong menyudutkan Yunho. “hahaha..memang tidak boleh ya?? Aku hanya tidak ingin saja Yoochun hanya mempermainkannya, lagipula Dia teman sekelasku kan”, jawab Yunho sedikit dengan tertawa. Yoochun dan Jaejoong diam setelah itu mereka tertawa walau sedikit terpaksa.

Di Perjalanan Pulang …

Setelah pulang dari apartemen Jaejoong beberapa menit yang lalu, Yoochun masih saja memikirkan hal yang dikatakan Yunho. “apa maksudnya Dia berkata seperti itu??”, Tanya Yoochun yang masih serius mengemudikan mobilnya. “apa jangan-jangan Yunho menyukai Ara?? Hmm..tapi itu tidak mungkin”, lanjutnya. “Yunho bilang Dia tidak begitu mengenal Ara, dan Ara pun tidak begitu mengenal Yunho. tapi aneh ketika aku menceritakan Yunho pada Ara, kenapa Ara tersenyum manis seperti itu?? ada apa ini??”, Yoochun mengacak-acak rambutnya. “aish..aku tidak boleh berpikir negative seperti ini pada sahabatku sendiri”, katanya lagi.

~TBC~

0 komentar:

Posting Komentar