~ 4
Pukul 9 malam, Jiyeol masih saja
membuka jendela kamar Yunho. Merasakan hembusan angin yang menyentuh pipinya.
Ia menatap langit malam Seoul, tempat yang ingin sekali Ia datangi. Tapi
sekarang, dia malah merasa menyesal karena pergi ke Seoul hanya membuat hatinya
tak karuan.
“cepatlah
tidur, hari sudah malam!”, ucap Yunho ketika masuk ke kamarnya.
“hmm”,
Jiyeol hanya berdehem.
‘kenapa dengannya?’
tanya Yunho dalam hati. “oh iya, tadi kau ingin bicara apa?”
“entahlah,
aku lupa”, Jiyeol hanya mengangkat bahunya tanpa menoleh ke arah Yunho. ‘aku takut jauh darimu Yun’, batin
Jiyeol.
“aish..
aku bisa tebak, kau pasti ingin berkata padaku bahwa kau menyukainya. Kau takut
jauh darinya, iya kan?”, tanya Yunho sambil menggelar kasur lipatnya di lantai.
“mwo?!”,
Jiyeol berteriak tapi cepat-cepat dia menutup mulutnya, berharap tidak ada yang
mendengar selain Yunho. Jiyeol mendekat ke arah Yunho, menatapnya wajah Yunho
lekat-lekat.
“aish,
aku tidak suka kau melihatku seperti itu!”, Yunho memalingkan wajahnya tapi
gagal karena Jiyeol sudah berhasil memegang wajah Yunho dengan kedua telapak
tangannya.
‘Ya
Tuhan’
“kau
punya indera ke-6 ya? bisa membaca pikiran orang lain?”, tebak Jiyeol.
“owh,
jadi kau benar-benar menyukai Jinwooh hyung”, Yunho tersenyum getir lalu
menyingkirkan tangan Jiyeol dari wajahnya.
“a..
aniyo, maksudku-”
“nanti
akanku kenalkan kau dengannya. Kau senang? Ya pasti kau senang. Sudah aku mau
tidur”.
“Yun,
bukan itu maksudku, aku-”
“aku
tidak dengar, dan aku tidak mau dengar”, Yunho menutupi seluruh tubuhnya dengan
selimut tebal.
Jiyeol hanya menatap tubuh Yunho
yang sudah tertutup oleh selimut, dia menangis dalam diam. Dia tidak tahu harus
berkata apa. Hening… Yunho hanya merasakan hembusan nafas Jiyeol, Ia tahu bahwa
Jiyeol masih berada di dekatnya.
“sekarang
semua orang sudah bisa mendengar suaraku, semua orang sudah bisa merasakan
kehadiranku. Aku senang pada akhirnya aku tidak menjadi seorang hantu, tapi aku
merasa sebentar lagi aku akan pergi dari sini Yun”, Jiyeol menangis kecil
berharap Yunho tidak mendengarnya.
“mungkin
Jinwoon hyung adalah orang yang kau cari”, ucap Yunho lalu kembali duduk
disamping Jiyeol yang sekarang sudah menatapnya sendu.
“semenjak
kau melihat Jinwoon hyung, banyak sekali kan kemajuanmu, bahkan Jinwoon hyung
bisa mendengar suaramu. Mungkin dia adalah namja yang kau cari. Aku akan senang
jika kau-”
CUP… perasaan
itu muncul lagi, Yunho merasakan kehangatan dari kecupan Jiyeol.
@DREAM@
Keesokkan paginya..
“Jiyeol-aa”,
panggil Yunho. Yunho sudah bersiap untuk pergi ke sekolah hari ini. Dia sudah
memakai seragam dengan rapi dengan rambut yang juga sudah tertata dengan rapi.
“dimana
dia? Hmm.. atau jangan-jangan dia di dapur?”, tanyanya pada diri sendiri.
Yunho langsung beranjak pergi ke
dapur setelah mengambil tas gendongnya. Perasaan nya saat ini sedang
berbunga-bunga karena kejadian semalam dengan Jiyeol. Yunho melihat kesana
kemari tapi Jiyeol tetap tidak ada.
“Ya!
kau kenapa sih?”, tanya eomma Yunho
heran melihat anaknya seperti orang bingung.
“ani
eomma”, jawab Yunho pelan lalu duduk di meja makan.
@DREAM@
2 bulan kemudian,
Yunho, Jae dan Junsu melihat acara
pertandingan basket di sekolahnya, mereka bersorak-sorak menyemangati Yoochun
dan Changmin yang ada di lapangan. Sebenarnya Yunho tidak ingin pergi tapi yang
lain memaksanya untuk menonton.
Selama 2 bulan ini, Yunho benar-benar
sibuk mencari pujaan hatinya yang membawa hatinya pergi. Setelah kepergian
Jiyeol yang tiba-tiba itu, Yunho sangat terpukul. Dia tidak tahu harus mencari
Jiyeol dimana. Mereka yakin Jiyeol tidak benar-benar pergi.
Suatu saat, Changmin ingat dengan akun
twitter Jiyeol yang dulu sempat Ia buka. Tapi tidak ada tanda-tanda bahwa
Jiyeol sudah kembali. Setelah itu, mereka tidak membuka kembali akun twitter
Jiyeol, tapi berbeda dengan Yunho yang setiap hari selalu membuka akun twitter
Jiyeol. Dia berharap akan menemukan Jiyeol.
@DREAM@
“bagaimana
kelanjutannya?”, tanya Yoochun hati-hati. Saat ini mereka sedang berada di
taman, tempat dimana dulu mereka mengajak Jiyeol.
“molla”,
Yunho tersenyum lemah. Semuanya ikut diam. Entah apa yang mereka pikirkan.
“Tunggu”,
semua menengok ke arah Jaejoong. “aku jadi teringat Jinwoon hyung, apa mungkin
dia ada kaitannya dengan hal ini?”
Sementara di tempat lain,
“uhuk..uhuk”
“kalau
sedang minum, jangan sambil tertawa Jiyeol-aa, kau jadi batuk kan”, Bbunee
menasihati.
“aku
sedang tidak tertawa Bbunee-aa”, kesal Jiyeol karena selalu dimarahi oleh
sahabatnya ini.
“berarti
sedang ada yang membicarakan kau”, cengir Bbunee.
“siapa?”,
tanya Jiyeol penasaran. “mana aku tahu!”, Bbunee menjulurkan lidahnya, meledek.
“aish.. dasar kau ya!”, Jiyeol melempar bantal kea rah Bbunee.
Jiyeol memang sedang menginap di
rumah Bbunee hari ini. Jiyeol bilang, ‘aku
rindu mengobrol banyak dengan Bbunee’ begitulah katanya. Sedangkan Maya,
sedang tidak bisa hadir.
“tapi
semenjak kau jatuh dan tidak sadarkan diri, kau banyak melamun akhir-akhir ini.
Apa ada yang kau pikirkan?”, tanya Bbunee berusaha mencari tahu.
“aku
tidak begitu ingat Bbunee, tapi aku merasa sedang dekat dengan seorang namja.
Aku seperti merasa bersalah padanya”, ungkap Jiyeol dengan wajah yang sama
bingungnya dengan Bbunee.
“namja?
Dekat?”, Bbunee seperti mengingat-ingat sesuatu. “atau kau sedang dekat dengan
namja di akun twitter kah? Hehe.. aku hanya menebak saja”, cengir Bbunee.
“twitter?
Ya! kenapa aku bisa lupa dengan twitterku?! Ya Tuhan, terima kasih Bbunee-aa
sudah mengingatkanku?”, Jiyeol memeluk Bbunee erat.
Sementara Bbunee masih bingung
dengan sikap Jiyeol, Jiyeol sudah sibuk dengan notebook nya sambil mengetikan
username dan password.
“kenapa
tiba-tiba heboh seperti itu?”, Bbunee mendekat ke arah Jiyeol sambil sedikit
mengintip apa yang dilakukan Jiyeol.
“Ya
Tuhan!”, Jiyeol benar-benar heboh sendiri. Bbunee hanya memandang aneh padanya
tapi tetap ingin tahu juga.
“waeyo??”,
Bbunee mengambil notebook dari tangan Jiyeol. “Ya Tuhan, ada apa sih? Tidak ada
yang aneh Jiyeol-aa”, Bbunee masih sibuk menerka-nerka apa yang membuat
sahabatnya itu syok.
‘Ya Tuhan, kapan aku
pernah menulis ini padanya? Apakah benar aku sudah pergi ke Seoul? Tapi kapan? Eomma
juga tidak mengizinkanku’, pikir Jiyeol.
“omo!
Kau pernah pergi ke Seoul? Onje Jiyeol-aa? Kenapa tidak memberitahuku? Aish!”,
Bbunee memanyunkan bibirnya berpura-pura kesal.
“Aku
pulang Bbunee-aa”, Jiyeol mengambil tas nya lalu pergi.
“Ya!
Jiyeol. Aish kenapa sih dia?”.
@DREAM@
“eommaaa”,
teriak Jiyeol ketika sampai di rumahnya. Eomma menyahut dari dalam dapur,
Jiyeol langsung berlari menemui eommanya.
“eomma,
apa aku pernah ke Seoul?”, tanya Jiyeol tanpa basa-basi lagi.
“kau
bicara apa? eomma tidak mengerti Jiyeol”
“apa
eomma pernah mengizinkanku untuk ke Seoul 1 bulan ini?”, tanya Jiyeol lagi
dengan nafas yang menderu-deru.
“Jiyeol,
kau tahu kan kau sakit dan berada di rumah sakit 1 bulan ini, dan itu tidak
mungkin jika eomma mengizinkan mu pergi”, jelas eomma nya sambil mengusap
rambut hitam Jiyeol.
“nde,
tidak mungkin”, jawab Jiyeol lesu.
“bukankah
kau tadi bilang ingin menginap di rumah Bbunee, kenapa sekarang pulang?”
“tidak
jadi. Aku ke kamar ne eomma”, Jiyeol berjalan gontai. Dia masih bingung dengan
apa yang Ia lihat dan Ia dengar, ‘bahkan
7Un9 saja kaget jika aku di Seoul’ batin Jiyeol.
“lho..lho,
kau pulang lagi eonni?”, tanya Hara yang sedang asyik menonton drama korea
kesukaannya.
“huft”,
Jiyeol menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa empuk di samping Hara. “kenapa eonni?
Kau bisa cerita padaku jika kau mau”, senyum terlihat di wajah Hara.
“aku
tidak tahu kenapa aku bisa menulis di twitter bahwa aku sudah ke Seoul dan
mengirimkan mention pada namja yang berakun 7Un9 itu”, jelas Jiyeol merasa
bingung.
“7Un9
itu siapa? Aku saja tidak tahu”
“kau
kira aku tahu siapa dia? Aku hanya berkomunikasi lewat twitter, dan dia
menyuruhku untuk datang ke Seoul”
“jadi
dia yang menyuruhmu ke Seoul?”, tanya Hara kaget. Jiyeol hanya mengangguk.
“Ya
sudah ayo kita ke Seoul”, ucap Hara enteng. “mwo? Eomma saja tidak
membolehkanku kesana, kenapa dengan entengnya kau bicara seperti itu?”
“untukmu
apa yang tidak. Tenang saja, nanti aku akan minta izin pada eomma dan appa”,
Hara memeluk eonninya itu dengan sayang.
@DREAM@
“apa
kau bilang? Kau mengenalnya?”, tanya Yunho kaget ketika mendengar bahwa Jinwoon
mengenal gadis yang selalu dalam pikirannya akhir-akhir ini. Jinwoon hanya
mengangguk.
“kau
mengenalnya dimana hyung?”, tanya Jaejoong.
“7Un9
itu adalah aku, beberapa bulan ini aku berkomunikasi dengannya melewati social
media. Bahkan ketika aku membaca mention darinya, bahwa dia sudah ada di Seoul,
aku sangat terkejut karena aku saja belum memberi tahu dimana dia harus
menemuiku. Aku tidak menyangka bahwa dia serius sekali ingin bertemu denganku”,
jelas Jinwoon.
Suasana berubah menjadi hening. Jae
dan yang lain sangat khawatir dengan terungkapnya masalah ini. Itu berarti,
Yunho sudah didahului oleh sepupunya sendiri. Itupun jika Jinwoon memang
benar-benar menyukai Jiyeol.
“apa
dia sudah membalas mention darimu?”, tanya Yunho dengan suara yang hampir tidak
terdengar. Jinwoon mengangguk, “sudah Yun, dia membalas-”
“syukurlah
dia baik-baik saja”, Yunho tersenyum lega mendengar hal itu. Tapi mereka tahu
bahwa Yunho tidak baik-baik saja.
@DREAM@
Seharian ini, Yunho benar-benar
mengurung dirinya di dalam kamar. Tidak nafsu makan, tidak melakukan sesuatu
apapun. Yang Ia kerjakan hanya memandang ke arah luar jendela, persis seperti
Jiyeol melakukan hal itu sebelum pada akhirnya mereka menyatakan perasaannya
satu sama lain.
“apa
yang sedang kau lakukan Jiyeol-a? apa kau masih mengingatku?”, tanya Yunho pada
dirinya sendiri. “Aku berharap kau masih mengingatku jika kita bertemu lagi
suatu saat nanti”, pinta Yunho.
“eonniiii….”
Yunho memperhatikan seorang gadis
yang lebih muda darinya berlarian sambil berteriak memanggil eonninya. Gadis
itu menarik tangan gadis lain yang tidak lain adalah eonninya sendiri.
Sepenglihatan Yunho, gadis yang lebih muda itu memarahi eonninya sambil
memegang tangan eonninya itu agar tidak menjauh lagi darinya. ‘apa yang mereka lakukan sih?’ pikir
Yunho sambil tertawa kecil.
@DREAM@
“eonniiii…”,
Hara berteriak memanggil eonninya sedangkan yang dipanggil terus berlari
meninggalkan sang adik yang sudah kesal dengan tingkahnya.
“Ya!”,
akhirnya Hara berhasil menangkap Jiyeol yang masih tersenyum senang.
“ayolah
Hara, aku benar-benar ingin merasakan bagaimana kalau kita berlari di Seoul”,
Jiyeol masih terus saja menampakkan wajah tersenyumnya.
“eonni,
aku lelah. Lagipula sama saja berlari di Seoul ataupun di Gwangju kan? Kau
terlalu berlebihan”, omel Hara. Tapi Jiyeol tidak menggubris perkataan dari
adiknya itu. Ia masih tidak menyangka bahwa dirinya berada di Seoul.
“aish..
eonni”, panggil Hara dengan nada yang terdengar galak. Jiyeol menoleh lalu
tersenyum.
“dimana
alamat rumah temanmu itu? Aku ingin tidur, aku benar-benar lelah”, ucap Hara
sambil memanyunkan bibir manis nya itu.
“hmm..”,
Jiyeol seraya berpikir. “aku rasa didaerah sini dan sepertinya aku juga tidak
asing berada disini”, Jiyeol melihat ke arah sekitar yang dipenuhi dengan
rumah-rumah yang cukup besar.
“jika
tidak asing, kenapa kau berlari-larian seperti orang yang tidak waras?”, kesal
Hara. Jiyeol diam, dia hanya melihat ke sebuah rumah yang di depannya terdapat
banyak sekali pohon-pohon rindang yang membuat rumah tersebut terlihat sangat
sejuk.
Merasa penasaran, Hara mengikuti
arah penglihatan Jiyeol. ‘rumah itu…
kenapa eonni sepertinya sangat mengenal rumah itu ya?’ batin Hara.
“eonni”,
panggil Hara pelan. “nde”, Jiyeol seperti sedang memikirkan sesuatu. “bagaimana
kalau kita kesana saja?”, ajak Hara menuju rumah sejuk itu.
“aniyo,
itu rumah siapa? Kita saja tidak tahu, lebih baik aku menginap di tempat
penginapan walaupun itu sangat kecil”, tolak Jiyeol.
“aish,
kau ini.. siapa tahu penghuni rumah itu bisa membantu kita mencari si 7Un9 itu
kan?”, senyum kembali terpancar di wajah Hara.
“ya
baiklah..”, Jiyeol mengalah.
@DREAM@
Sesampainya Jiyeol dan Hara didepan
rumah yang bercat putih itu, Jiyeol hanya memandangi sekeliling rumah, pagar
yang bercat hitam, serta satu mobil yang ada dihadapannya sedangkan Hara hanya
menatap eonninya itu dalam keheranan.
‘rumah ini tidak asing
bagiku, pagar rumah ini, mobil itu, dan juga…’
“eonni”,
yang dipanggil menoleh. Seakan tahu tatapan Hara, Jiyeol langsung memencet bel
yang berada didepannya.
1
menit..
3
menit..
Keluar sosok namja dari dalam rumah
itu dan mereka bertiga hanya terpaku memandang satu sama lain. Tidak ada yang
berbicara sepatah katapun.
‘Ya Tuhan, oppa ini
sangat tampan sekali. Ya Tuhan, berikan aku jodoh seperti dia’
batin Hara berharap Tuhan mengabulkan doanya.
‘Jiyeol-aa’,
Yunho merasakan jantungnya berdetak dengan cepat. Ia bermaksud untuk memeluk
Jiyeol tapi…
“cogiyo,
kami bermaksud ingin menanyakan alamat rumah ini”, ucap Jiyeol dengan nada
suara yang pelan sambil menunjukkan selembar kertas yang bertuliskan sebuah alamat.
‘deg’
detak jantung Yunho serasa berhenti ketika mendengar suara Jiyeol. Yunho
berpikir bahwa Jiyeol akan memanggil namanya tapi ternyata dia hanya bertanya
sebuah alamat dan itu adalah alamat Hyungnya sendiri, Jinwoon.
“alamat
ini lumayan jauh dari sini, kalau kalian tidak keberatan, istirahat saja
sebentar di rumahku”, Yunho bersikap biasa seakan-akan tidak terjadi apa-apa
diantara mereka.
“darimana
oppa tahu kami butuh istirahat?”, tanya Hara keheranan. “haha.. aku hanya
menawarkan saja, lagipula memang sebaiknya bersikap seperti itu kan?”, ucap
Yunho tersenyum.
‘namja ini…’
“oppa
benar-benar tampan”, ucap Hara spontan masih dengan tatapan terpesonanya.
“Haraaa…”, panggil Jiyeol mencoba menyadarkan adiknya itu yang sepertinya sudah
terlihat genit.
“hmm..
maaf yaa”, Jiyeol menatap Yunho. “tidak apa-apa. Ayo masuk”, Yunho membuka
pagar rumahnya lebar-lebar dan mempersilahkan kedua gadis itu masuk.
Jiyeol menarik tangan Hara yang
masih saja menatap wajah Yunho. Sedangkan Yunho hanya menatap punggung Jiyeol
yang masuk duluan ke dalam rumah Yunho. ‘apa
kau lupa denganku Jiyeol-aa? Kenapa? Apa itu berarti perasaanmu juga hilang?’
batin Yunho lirih.
@DREAM@
“ayo
silahkan diminum”, eomma Yunho membuatkan minuman untuk sang tamu. Lalu
bergabung dengan sang tamu dan Yunho.
“maaf
jadi merepotkan ahjumma”, jawab Hara dengan senyum yang tak pernah luntur dari
wajah manisnya itu. Sedangkan Jiyeol hanya terus tersenyum dan memandangi eomma
Yunho dan sekeliling rumah itu.
‘rumah ini benar-benar
tidak terasa asing bagiku. Aku seperti pernah kemari, tapi untuk apa dan dengan
siapa? Dan aku juga tidak tahu ini rumah siapa?’
pikir Jiyeol.
“ngomong-ngomong
kalian mau kemana? Liburan kah?”, tanya eomma Yunho memecah keheningan.
“hmm…
bisa dikatakan liburan juga ahjumma”, jawab Hara lalu menatap ke arah Jiyeol.
Merasakan ada yang aneh dari kakak perempuannya itu, Hara menepuk tangan
Jiyeol.
“eh,
kenapa?”, spontan Jiyeol bereaksi. “hehe.. ahujmma bertanya kita mau kemana”,
Hara tersenyum paksa. “oohh.. kami ingin mengunjungi teman di Seoul ahjumma.
Tapi kita hanya bermodalkan alamat saja, maka dari itu kami bertanya pada
Yunho-ssi”, jelas Jiyeol.
“ah
begitu yaa.. bagaimana kalau kalian menginap disini saja dulu, hari sudah
semakin gelap. Lagipula juga kalian masih lelah kan?”, tawar eomma Yunho.
“ba-”
“tidak
perlu ahjumma, tidak enak jika harus merepotkan ahjumma. Lebih baik kita
mencari penginapan disekitar sini”, tolak Jiyeol memotong pembicaraan Hara.
“disini
tidak ada penginapan Jiyeol-aa, lagipula aku dan keluargaku juga tidak merasa
direpotkan. Benar kan eomma?”, Yunho meyakinkan Jiyeol. Eomma Yunho mengangguk
dan tersenyum.
@DREAM@
“ck..
ini semua karena kau”, Hara duduk di ranjang empuk yang baru saja disediakan
eomma Yunho. Hara melipat kedua tangannya di dada, dan bibirnya dimajukan tanda
sedang kesal.
“Ya!
Kau ini kenapa sih?”, bentak Jiyeol dengan suara pelan agar tidak didengar oleh
ahjumma si pemilik rumah ini.
“kau
masih tanya kenapa? Kau tidak sadar? Kau membuat si pemilik rumah ini merasa
terganggu ada kita, maka dari itu Yunho oppa pergi dari rumah”, kesal Hara.
Entah sejak kapan dia jadi orang yang pemarah saat ini.
“Omo!
Kau itu berlebihan sekali sih. Kau tidak dengar? Dia keluar rumah karena memang
sudah ada janji dengan teman-temannya. Kenapa aku yang kau salahkan? Dan sejak
kapan kau jadi segenit ini Hara-ssi?”, Jiyeol memasang wajah tidak bersahabat
saat ini.
Hara yang masih kesal dengan
kakaknya itu, langsung berpura-pura tidur, menutup seluruh tubuhnya dengan
selimut tebal. Jiyeol hanya berdecak kesal lalu keluar dari kamarnya.
@DREAM@
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam,
Yunho masih saja mengemudikan mobil kesayangannya. Di jalanan kota Seoul memang
masih sangat ramai walau hari sudah semakin malam, tapi berbeda dengan suasana
hati Yunho saat ini yang sedang dilanda kesepian. ‘apa Jiyeol benar-benar tidak
ingat denganku? Apa yang harus kulakukan sekarang? Membawanya bertemu dengan Jinwoon
Hyung? Atau mengatakan semua perasaanku?’ batin Yunho.
Akhirnya sampailah dia di depan
rumah, Yunho turun dari mobil lalu membuka pagar rumahnya dan….
“Ya!”,
teriak Yunho ketika melihat wanita dengan pakaian berwarna putih dengan rambut
panjang yang tergerai rapi sedang membelakanginya lalu menoleh karena kaget
dengan teriakan Yunho barusan.
“waeyo?”,
tanya wanita itu yang ternyata Jiyeol dengan selembar Koran lusuh ditangannya.
“huft..
aku kira siapa?”, jantung Yunho benar-benar ingin copot sekarang. “kau kira aku
hantu ya?”, tanya Jiyeol sambil tertawa kecil, lucu melihat tingkah Yunho.
“dulu
memang tapi sekarang tidak”, jawab Yunho masih terpaku menatap wajah orang yang
dicintainya itu.
“maksudmu?”,
seketika itu Jiyeol berhenti tertawa, merasakan ada yang aneh dari perkataan
Yunho barusan. “kenapa? Apa aku salah bicara?”, Yunho sepertinya tidak sadar
apa yang baru saja Ia katakan.
“tadi
kau bilang --”
“aish
sudahlah, kau istirahat saja. Lagipula sudah malam begini untuk apa kau keluar
rumah? Aku memasukkan mobilku dulu ne”, Yunho kembali masuk ke dalam mobilnya
lalu mengendarainya lagi dan berhenti tepat di dalam bagasi mobilnya.
‘sepertinya sikap nya
berbeda ketika pertama kali aku datang tadi, sekarang dia seperti sudah akrab
denganku. Dan apa maksud nya tadi dia bicara seperti itu?’,
Jiyeol masih bertanya-tanya.
“ayo
masuk”, ajak Yunho. Tapi yang diajak malah menatap Koran yang ada dipeganya
sambil membolak-balikkan Koran itu, seperti sedang mencari sesuatu.
“kenapa
Koran ini ada disini? Sudah rusak dan juga lusuh”, tanya Jiyeol dan itu sudah
pasti membuat Yunho bingung menjawab. Dia memang sengaja menaruhnya di dekat
pagar dan melarang eommanya membuang Koran itu, siapa tahu Jiyeol akan datang
lagi jika Koran itu selalu Ia simpan.
“ah
itu mungkin karena angin yang membawanya kesini. Tidak usah selalu dipikirkan”
“tapi
tadi diatas koran ini ada batu besar, seakan-akan memang sengaja ditaruh sini”,
Jiyeol masih penasaran. “lupakan saja ne”, Yunho menarik Koran itu dari tangan
Jiyeol sehingga membuat Koran itu robek.
Entah kenapa Yunho merasa kesal
ketika Jiyeol banyak bertanya akan hal itu. Maka dari itu, Ia sengaja membuat
Koran itu robek. Lalu meninggalkan Jiyeol dengan perasaan bersalah.
==To Be Continued==
0 komentar:
Posting Komentar