Halaman

Minggu, 14 September 2014

"JODOH" ~ 1

~ 1

“kenapa eomma tidak pernah mengizinkan aku pergi ke Seoul? Wae?”, seorang gadis bertanya pada eommanya dengan nada marah. Pasalnya Ia tidak diperbolehkan eommanya untuk pergi jauh.

“bukan eomma tidak mengizinkanmu nak. Tapi kau belum pernah kesana, eomma tidak bisa mengantarmu”, jawab eomma dengan suara yang halus agar putrinya tidak marah lagi.

“eomma, aku kesana menemui temanku. Tenang saja. Aku bisa menjaga diriku”, ucap gadis itu lagi meyakinkan eommanya. Tapi eomma tetap pada pendiriannya.

“aish.. eomma selalu saja seperti itu. selalu menganggapku hanya anak kecil yang belum tahu apa-apa”, gadis itu sangat kecewa pada eommanya, Ia pun berlari ke lantai atas menuju kamarnya tapi sesuatu terjadi dan…

“eommaaaaa…..”, Ia terpeleset dari tangga ketika sedang berlari. Kepalanya terbentur lantai, darah segar mengalir dari kepala belakangnya.

“Jiyeoollll”, teriak eommanya histeris melihat anaknya tak berdaya.



@DREAM@

“nanananana….”, Yunho -namja berparas tinggi ini, bagaikan seorang aktor terkenal- bersenandung riang di dalam mobilnya ketika menuju rumahnya.

Hari ini, eomma Yunho berjanji akan memasakkan sesuatu yang Yunho suka karena Yunho sudah berhasil memenangkan pertandingan taekwondo yang diadakan di sekolahnya.

“nuguyaa??”, tanya Yunho pada dirinya sendiri ketika melihat seorang gadis yang sebaya dengannya ada di depan rumahnya. Yunho memberhentikan mobilnya tepat di depan gadis itu. gadis itu tampak aneh, dia hanya mengenakan kaos pendek dan juga celana selutut.

“cogiyo, kau siapa? Ada perlu apa di depan rumahku?”, Yunho keluar dari mobil lalu memberikan pertanyaan beruntun pada yeoja itu. yang ditanya malah melihat Yunho dari bawah sampai atas.

“Hey! Aku bertanya padamu”, tegur Yunho lagi. Barulah yeoja itu menjawab pertanyaan Yunho.

“mianhe, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa ada disini”, jawab gadis itu tertunduk. “mwo? Tidak tahu? Kau tersesat? Ayo biar aku antar ke tempat saudaramu”, ajak Yunho.

“aaahh aniya, aku saja tidak tahu ini dimana, apalagi saudara”

“lalu bagaimana kau bisa ada disini?”, tanya Yunho makin bingung. Gadis itu menggeleng. Yunho hanya diam, entah memikirkan apa.

“hm.. ini ada dimana?”, tanya gadis itu menatap Yunho. “ini di Seoul. Apa kau punya sanak saudara disini?”, Yunho balik bertanya, tapi gadis itu malah menutup mulutnya, wajahnya memasang raut muka terkejut.

“wae..waeyo?”, Yunho terlihat takut dengan reaksi gadis itu. “kau tidak bohong? Ini di Seoul? Aaaaaa…”, gadis itu berteriak histeris ketika dia tahu bahwa ini di Seoul.

“Ya! jangan berteriak seperti itu”, pinta Yunho. takut jika orang mengira dia melakukan hal yang aneh-aneh pada yeoja ini.

“aish.. akhirnya aku berada di Seoul. Tadinya aku ingin kesini tapi eommaku tidak membolehkanku”, cerita gadis itu lalu terlihat murung. “kundae, kenapa kau bisa ada disini? Aish.. aku jadi bingung”, Yunho menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal.

“ketika aku bangun dari tidurku, aku sudah berada disini. Tepatnya di depan rumahmu. Hehehe”, gadis itu tersenyum senang. “ah kurae, aku akan pergi dulu mencari seseorang. Kamsahamnida”, gadis itu membungkuk pada Yunho lalu pergi dengan langkah girang.

“dia bilang tidak tahu jalan, kenapa tiba-tiba pergi? Ya!, kau tidak tahu jalan disini kan?”, teriak Yunho pada gadis itu.

@DREAM@

“sudahlah eomma, uljima”, ucap gadis belia pada eommanya. Menenangkan eommanya. “tapi Hara, lihat eonnimu. Dia belum sadar-sadar sampai sekarang. “eomma, kita berdoa saja agar eonni bisa cepat sembuh”

ya, memang sejak beberapa jam yang lalu Jiyeol belum sadar dari pingsannya setelah dia jatuh dari tangga rumahnya. Luka kepalanya juga sudah diperban, tapi belum ada tanda-tanda dia akan bangun dari tidurnya.

“chagiya, ireona!”, eomma Jiyeol membangunkan anaknya yang tertidur lelap.

            Jiyeol, Kim Jiyeol adalah gadis berusia 18 tahun. dia sangat ingin sekali pergi ke Seoul untuk menemui kenalannya beberapa bulan ini lewat media social yaitu twitter yang marak di kalangan remaja. Selama ini, keluarga Kim memang belum pernah ke Seoul. ‘untuk apa ke Seoul jika tak ada tujuan’ begitulah yang eomma Jiyeol bilang.

            Jiyeol mempunyai satu saudara yaitu Kim Hara, adiknya ini lebih muda 2 tahun darinya. Sehari-harinya, Jiyeol dan Hara memang sangat akrab, tapi watak mereka sangatlah berbeda. Jiyeol yang sedikit keras kepala sedangkan Hara yang sangat penurut.

@DREAM@

            Hari sudah mulai gelap, tapi Yunho masih berputar-putar mengelilingi kota Seoul. Jika bukan permintaan gadis itu, mungkin Yunho sekarang sudah berada di depan komputernya.

“sampai kapan kita melihat-lihat kota Seoul?”, tanya Yunho pada gadis yang duduk disamping kemudinya.

“sebentar lagi ne”, jawab gadis itu masih mengagumi kota Seoul.

“aish”

Tiba-tiba saja telepon Yunho berdering. Tertulis ‘eomma’ di layar handphonenya.

“yeoboseyo”

kau dimana Yun?”, tanya eomma di seberang sana.

“aku sedang berputar-putar mengelilingi Seoul”, sahut Yunho dengan nada suara yang kelelahan.

mwo? Aish sudahlah, apapun yang sedang kau lakukan sekarang. Hentikan! Lalu pulang ke rumah”, suruh eomma Yunho tegas.

“hmm”, Yunho lalu memutus telepon eommanya itu.

“sekarang aku mau pulang, jika kau masih ingin berputar-putar, pergilah dengan taksi. Ajak supir taksi itu berkeliling Seoul”, Yunho bersikap tegas pada gadis itu. lalu Ia menghentikkan mobilnya di pinggir jalan.

“kenapa berhenti?”, tanya gadis itu polos. “turunlah! Cari orang yang ingin kau temui sana”, Yunho menyuruh gadis itu turun dari mobilnya.

Dengan wajah yang sangat memelas dan lugu, gadis itu akhirnya turun juga. Dengan perasaan takut, Ia menjauh dari mobil Yunho. “seharusnya aku lakukan sejak tadi”, ucap Yunho.

@DREAM@

            Pagi ini, Yunho telah bersiap-siap untuk pergi ke sekolahnya. Ketika dia membuka pagar rumahnya. SREEEETTT….

“annyeong”, sapa gadis itu dengan menunjukkan wajah imutnya. Tapi Yunho malah terkejut dengan keberadaan gadis itu.

“Huwaaaa….”, teriak Yunho terdengar sampai ke dalam rumahnya. “Yunhoooo”, panggil eommanya.

“a..aniyo eomma”, buru-buru Yunho menjawabnya agar eommanya itu tidak keluar. “kau sedang apa disini?”, tanya Yunho  heran, ‘padahal semalam sudah aku turunkan dia di jalan. Kenapa sekarang bisa ada disini lagi?’ pikirnya.

“hm.. mianhe, aku hanya tahu jalan menuju rumahmu jadi aku kesini lagi. Hehe”, gadis itu memperlihatkan gigi-giginya yang tertata rapi.

“aigo- lalu semalam kau tidur dimana?”

“aku tidur disini”, jawabnya menunjuk selembar koran bekas yang menjadi alasnya untuk tidur. “mwo? Kau tidak kedinginan? Kenapa tidak tidur di motel atau hotel atau apalah itu?”, Yunho baru kali ini melihat seorang gadis yang nyaman tidur hanya beralaskan koran bekas.

“aku tidak bawa uang sepersen pun”, jawabnya memelas. Yunho benar-benar takjub dibuatnya, ‘tidak tahu kenapa ada di Seoul. Tidak membawa pakaian dan uang. Sebenarnya dia berasal darimana?’ batin Yunho bertanya-tanya.

“ya sudah kalau begitu, ayo masuk ke dalam mobilku”, suruh Yunho pada gadis itu.

Di perjalanan menuju sekolah…
“kenapa tidak cari seseorang yang ingin kau temui?”, tanya Yunho memecah keheningan. “aku tidak tahu alamatnya”, jawab gadis itu tanpa menatap Yunho, dia masih asyik dengan pemandangan Seoul -lagi-.

“kenapa tidak bertanya pada orangnya saja?”, yang ditanya tidak menjawab.

“ini pakai”, Yunho memberikan jaket hangat pada gadis itu. Gadis itu menatap Yunho seakan berkata ‘benarkah?’

“pakailah! Kau akan kedinginan jika hanya memakai baju pendek seperti itu”, Yunho memang sangat peduli dengan wanita karena eommanya selalu mengajarkannya seperti itu.

“ne, gomapta. Ehm.. Jiyeol imnida. Kau?”, lagi-lagi Jiyeol tersenyum memperllihatkan giginya. “haha..kenapa kau suka sekali tersenyum seperti itu?”, Yunho bukan menjawab pertanyaan Jiyeol malah tertawa.

“Ya! memangnya kenapa?”, Jiyeol cemberut. “kau lucu, jarang sekali ada yeoja yang sepertimu”, ucap Yunho membuat Jiyeol tersipu. “ekhm.. aku Yunho”, lanjut Yunho.

30 menit kemudian, sampailah mereka di sekolah Yunho..

“kau diam disini. Arra?”, ucap Yunho memperingatkan Jiyeol. “wae?”, tanya Jiyeol.

“jangan tanya kenapa”, Yunho menutup pintu mobilnya lalu berjalan meninggalkan area parkir.

“wuuu.. ternyata banyak juga yang menyukainya”, ucap Jiyeol ketika melihat Yunho dikelilingi para gadis.

@DREAM@

“bagaimana kalau kita pergi ke rumahmu saja”, usul Junsu -salah satu sahabat Yunho, namja imut dan lucu-

           Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, waktu pulang sekolah bagi Yunho dan kawan-kawannya.

“ke rumah Yoochun saja. Atau ke rumah Jae. Disana banyak makanan kan?”, Yunho memberi usul. “aish, kau tidak biasa-biasanya menolak usulku”, Junsu bingung karena selama ini Yunho lah yang paling malas untuk keluar rumah tapi sekarang…

“aku sedang malas di rumah”, Yunho beralasan. “ada sesuatu yang kau sembunyikan ya?”, tuduh Jaejoong -namja yang pintar memasak-. “a..apa yang ku sembunyikan? Tidak ada”, gugup Yunho.

“sepertinya kau memang menyembunyikan sesuatu”, sindir Changmin -sahabat Yunho, namja yang paling tinggi diantara sahabat-sahabat Yunho-

            JGLEK… Changmin membuka pintu mobil yang berada disamping kemudi. yang tepatnya dalam penglihatan Yunho, di situ ada Jiyeol yang memasang wajah takut pada Changmin.

“Ya! Changmin, jangan duduk disana!”, teriak Yunho membuat ke-empat temannya kaget. Tapi…

“auuuw… iiisshh namja ini benar-benar menyebalkan”, kesal Jiyeol pada Changmin lalu keluar dari mobil Yunho. Changmin dapat menembus dari tubuh Jiyeol seakan Jiyeol memang tidak ada disitu.

“kau-”

“waeyo?? Bukankan aku sudah terbiasa duduk di sini?”, Changmin heran dengah tingkah Yunho yang aneh. Tapi Yunho hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Begitu juga dengan Jiyeol.

“ayo, kita harus cepat pergi. Cepat kalian masuk ke mobilku”, suruh Yunho pada ketiga sahabatnya yang masih terkejut.

“Yun, aku bisa jelaskan ini semua. Yun, jangan tinggalkan aku disini”, teriak Jiyeol ketika mobil Yunho sudah melesat jauh dari pandangannya.

@DREAM@

 “kau ini kenapa sih Yun? Apa yang terjadi?”, tanya Yoochun -sahabat Yunho, namja romantis yang pernah ada- penasaran. “mungkin ini tidak masuk akal tapi ini benar terjadi dalam hidupku sekarang”, Yoochun, Jaejoong, Junsu dan Changmin tidak mengerti apa yang dikatakan Yunho.

“aish, aku juga tidak mengerti”, Yunho mengacak-acak rambutnya. “tenang kan dirimu Yun, lalu ceritakan pada kami”, Jaejoong menenangkan Yunho yang sekarang sedang bingung.

“jadi begini, kemarin sore-”, Yunho mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada sahabat-sahabatnya itu.

Sementara Jiyeol …
“eottoke?”, Jiyeol kebingungan karena Yunho meninggalkannya di sekolah. “jarak dari sekolah sampai rumah Yunho itu tidak dekat. Aish! Kenapa aku tidak bilang dari awal saja jika aku ini tidak terlihat?? Babo kau Jiyeol”, rutuk Jiyeol pada dirinya sendiri sambil mondar mandir tak jelas.

“sekarang apa yang harus aku lakukan?”, Jiyeol memikirkan bagaimana cara Ia kembali ke rumah Yunho. karena hanya Yunho lah yang bisa membantu Jiyeol menemui jalan keluar.

Jiyeol tidak tahu apa yang harus Ia lakukan sekarang. Ia sudah putus asa. Ia lelah memikirkan semuanya, alhasil Ia tertidur di bawah pohon yang berada di tempat parkir sekolah Yunho.

Kembali pada Yunho dan yang lain…
“mwo? Jinjja?”, Junsu kaget mendengar cerita Yunho yang sangat tidak masuk akal. Ia sama sekali tidak pernah percaya jika ada hal yang berbau gaib.

“kau mungkin hanya berhalusinasi saja Yun”, pikir Changmin. “ani, aku benar-benar menganggap dia itu nyata. Dia seperti yeoja biasa”, Yunho menyangkal pemikiran Changmin.

“apa itu benar hantu?”, tanya Yoochun tidak percaya. Semua diam, tidak menjawab.

“Hyaaa…”, tiba-tiba Yunho berteriak mengagetkan yang lain. “jaket, kalian melihat jaketku?”, yang lain menggeleng tidak tahu. “aaahh.. aku ingat, tadi aku memberikannya pada Jiyeol”, Yunho mengangguk-angguk sendiri.

“dia memakainya?”, tanya Changmin. Yunho mengangguk lagi, “wae?”

“tapi jika dia sudah menjadi hantu, kenapa aku tidak melihat jaketmu berterbangan?”, Changmin berpikir keras. Yang lain memandang Changmin aneh. “yang biasa aku lihat di drama-drama seperti itu, setiap hantu yang memakai benda orang hidup, pasti benda itu terbang, jalan sendiri lah istilahnya”, jelas Changmin, yang lain mengangguk.


“ah sudahlah, sekarang bagaimana nasib mobilku di sekolah?”, tanya Junsu.

==To Be Continued==

0 komentar:

Posting Komentar