~
2
Pagi hari sudah datang lagi, sejak kemarin dia masih saja
memikirkan Jiyeol. ‘Bagaimana dia di
sekolah? dia tidur dimana?’ Itulah yang Yunho pikirkan. Kemarin ketika
teman-temannya kembali ke sekolah, dia hanya menunggu di luar. Tapi sekarang Ia
malah mengkhawatirkan Jiyeol, gadis yang tidak tahu darimana asalnya. Tiba di
sekolah pun, Ia langsung berlari menuju kelasnya, walaupun dia sangat ingin
sekali melihat Jiyeol tapi Ia urungkan niatnya untuk mencari Jiyeol.
Teet..
Teet.. Bel istirahat berbunyi..
“apa dia pulang ke
rumahmu?”, tanya Jaejoong sambil meminum sekaleng jus yang sudah dipesannya.
“ani”, jawab Yunho
singkat. “huft, apa mungkin dia tersesat ya”, Changmin kembali dalam pikirannya
sendiri.
“tidak mungkin, kemarin dia bisa kembali lagi ke rumahku ketika aku
menurunkannya di jalan yang agak jauh dari rumahku”, jelas Yunho.
“tapi apa kau ingin dia
kembali?”, tanya Junsu hati-hati. Yunho melirik Junsu tajam. “ah aku hanya
bercanda”, Junsu meneguk minuman kalengnya. Yunho mengangkat bahu.
“apa kau rindu
padaku?”, tiba-tiba Jiyeol memperlihatkan giginya lagi di depan Yunho, dan ini
lebih dekat. “Huwaaa…”, Yunho kaget melihat wajah Jiyeol sedekat itu
sampai-sampai bangku yang ia duduki terguling ke lantai. teman-teman yang lain
melihat Yunho aneh.
“ada apa Yun?”, tanya
Yoochun yang berada disampingnya. “Ya! kau mengagetkanku!”, bentak Yunho
menatap Yoochun, tapi sebenarnya dia menatap Jiyeol yang ada di belakang
Yoochun, yang sedang menertawakannya. “aku? Mengagetkanmu?”, Yoochun tampak
bingung.
“aaahh mian”, Yunho
menepuk keningnya. “maksudku gadis itu”, Yunho berbicara pelan sambil menunjuk
Jiyeol dan itu membuat Yoochun ketakutan lalu mengumpat di belakang Yunho.
“hahaha..mianhe, aku
mengagetkanmu. Habis kau terlihat sedang memikirkanku”, ucap Jiyeol penuh
percaya diri. “siapa yang-”, Yunho berbicara keras tapi dia sadar bahwa ini di
tempat ramai, bisa-bisa Ia dibilang tidak waras nanti berbicara sendiri. Ia pun
menarik tangan Jiyeol menuju mobilnya.
“Ya! Jung Yunho. mau
kemana kau?”, teriak Jaejoong namun diabaikan oleh Yunho.
@DREAM@
“kau tidur di
sekolahku?”, tanya Yunho menyelidik. Mereka sekarang berada di dalam mobil
Yunho. tidak ada yang melihat jika Yunho berbicara sendiri kan. Jiyeol
mengangguk.
“kau bilang, kau hafal
jalan ke rumahku”, sindir Yunho. “lalu kenapa? Memangnya aku tidak boleh tidur
disini. Lagipula tidak ada yang melarang”, sahut Jiyeol ketus.
“oh.. aku tahu
sekarang, kau sudah hafal jalan kota Seoul kan, sekarang mulai sombong kau”
“siapa yang sombong?
aku kesal dengan namja yang tidak bertanggung jawab sepertimu. Membawa gadis
pergi lalu tiba-tiba ditinggalkan di sekolah sendirian. Apa itu tidak kejam?”,
Jiyeol memasang wajah kesal. Untung saja wajahnya tidak berubah menjadi seram.
“i..itu, mianhe. Aku
terkejut ketika tahu bahwa kau-”, Yunho tidak meneruskan kata-katanya. “hantu
maksudmu?”, tanya Jiyeol mendekati Yunho yang tertunduk.
“hm.. aku juga minta
maaf padamu. Aku tidak memberitahukanmu sebelumnya. Se-”
“jadi kau benar hantu?”,
mata Yunho terbelalak, rasanya ingin keluar dari tempatnya.
“Ya! dengarkan aku
dulu, aku bisa menjelaskan ini padamu Yun”, pinta Jiyeol dengan nada suara yang
melemah. Yunho mendengarkan dengan seksama.
“awal aku datang
kesini, aku juga tidak tahu. Aku tiba-tiba saja berada di depan rumahmu. Saat
itu, aku mencoba untuk bertanya pada seseorang tapi setiap orang yang kutanya,
mereka hanya diam lalu pergi begitu saja. Makanya ketika aku tahu, kau
menyapaku, aku sangat senang sekali”, wajah Jiyeol yang murung berubah menjadi
ceria ketika dia menceritakan awal pertemuannya dengan Yunho.
“tapi kenapa kau bisa
tak terlihat? Aku rasa kau seperti yeoja biasa. Hanya saja memang aneh”, cela
Yunho. “aish”, cibir Jiyeol.
“mungkin ada sesuatu
yang mengirimmu kemari. Hm.. tapi apa ya?”, Yunho terlihat berpikir. Jiyeol memandangi
Yunho dengan perasaan yang tak tentu. Jiyeol benar-benar merindukan namja ini
ketika dia berada di sekolah semalaman.
“aaahh.. kau bilang kau
ke Seoul ingin bertemu dengan seseorang kan?”, Yunho menyadarkan Jiyeol dari
lamunannya. “ekhm.. i..iya. waeyo?”, terlihat Jiyeol sedikit gugup.
“hm..mungkin karena
itu, kau sengaja dibawa kesini untuk melihat siapa seseorang yang ingin kau
temui. Jadi jika kau kesini lagi, tidak membuatmu bingung. Betul tidak?”,
sebenarnya Jiyeol tidak mengerti apa yang dikatakan Yunho tapi dia berpura-pura
mengerti.
@DREAM@
Malam
harinya di kediaman Jiyeol yang sesungguhnya. Jiyeol yang sedang tertidur itu,
tubuhnya yang sedari tadi diam tiba-tiba bergerak sendiri. Begitu adiknya tahu,
dia sangat khawatir.
“eonni, kau kenapa?”,
Hara menyentuh tubuh eonninya itu.
“eonni, badanmu panas
dingin seperti ini. kau kenapa eonni?”, Hara makin khawatir dengan keadaan
eonninya.
@DREAM@
“Hacih!”, Jiyeol menggosok-gosok hidungnya.
Tubuhnya terasa dingin, Ia menggigil.
“kau sakit?”, tanya
Yunho khawatir. “ani, hanya flu saja”
Yunho mungkin benar-benar khawatir, dia meletakkan telapak
tangannya di kening Jiyeol. Dan benar saja, kening Jiyeol panas tapi juga
dingin. “kau demam. Lihat kau juga menggigil”, ucap Yunho tiba-tiba lalu pergi
keluar kamarnya.
Jiyeol
benar-benar tampak kedinginan, tubuh Jiyeol mengeluarkan keringat. Wajah Jiyeol
pucat. Mungkin karena sudah 2 hari ini dia tidur di luar hanya dengan memakai
pakaian pendek dan pada akhirnya dia juga masuk angin. Masuklah Yunho dengan
membawa kotak obat dan sebuah kompres untuk Jiyeol.
“tidurlah. Aku akan
mengkompres keningmu”, suruh Yunho. “tidak u-”
“tidak usah banyak
bicara”, Yunho menidurkan Jiyeol di tempat tidurnya lalu menaruh saputangan
basah ke kening Jiyeol. “tidurlah” lanjutnya.
“kundae-”
“aku akan menjagamu.
Aku akan disini terus. aku juga bisa tidur di bawah dengan kasur lipatku”,
senyum Yunho. Jiyeol merasa tenang dan nyaman melihat senyum yang terukir dari
wajah Yunho.
“go..gomawo”, Jiyeol
menutup matanya. Yunho hanya tersenyum lalu menyelimuti Jiyeol dan dia juga
bergegas untuk tidur.
4
jam sudah, Jiyeol berada di kamar Yunho sehabis pulang sekolah tadi. Yunho
mengizinkan Jiyeol tinggal di rumahnya selama Ia mencari seseorang yang ingin
Jiyeol temui. Jiyeol sebenarnya tidak ingin merepotkan Yunho tapi Yunho tetap
memaksanya, ‘di luar sangat dingin. Aku
takut jika kau sakit. Kau sekarang menjadi tanggung jawabku’ ucap Yunho membuat
Jiyeol merasa nyaman didekatnya.
@DREAM@
Entah
apa yang membuat Jiyeol memperhatikan Yunho yang sedang tidur. ‘aku merasa nyaman di dekatmu Yun.
Walaupun kita baru beberapa hari bersama. tapi aku merasa dekat denganmu. Aku
merasa beruntung bertemu denganmu disini. aku tidak tahu bagaimana jadinya jika
kau tidak disini?’ batin Jiyeol.
Jam
weker Yunho berbunyi, waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Waktunya Yunho untuk
bangun. “Hoamhh..”, Yunho meregangkan otot-ototnya pelan-pelan. Jiyeol tetap
memperhatikan Yunho. “hm.. kau sudah bangun?”, Yunho mengucek-ucek matanya.
Jiyeol tersenyum. “wae? aku tampan ya? menatapku sampai tidak berkedip”, tanya
Yunho dengan percaya diri yang tinggi.
“ani, aku baru kali ini
melihat namja tampan sepertimu, tapi tidurnya seperti ini”, Jiyeol memeragakan
gaya tidur Yunho yaitu dengan mengangkat wajah ke atas dengan mulut terbuka.
“Ya! tidak usah
diperagakan”, kesal Yunho lalu melempar bantal ke arah Jiyeol. Jiyeol tertawa
melupakan rasa sakitnya. “temanmu tahu tidak ya kau seperti itu?”, ledek
Jiyeol. “aish”, Yunho merengut.
Ketika Yunho pergi mandi, Jiyeol merapikan tempat tidur
dan kasur lipat Yunho. kamar Yunho terlihat rapi untuk seorang namja. ‘bahkan lebih rapi dari kamarku’ pikir
Jiyeol. Ia melihat banyak sekali buku-buku yang tertata rapi di rak buku samping
meja belajar Yunho. di sebelah meja belajar ada meja komputer. ada sebuah tv
yang tidak terlalu besar diletakkan di meja ber-rak 3 di depan tempat tidur
Yunho, rak ke 2 di isi dengan dvd palayer, disana juga terdapat sebuah
playstation. Dan di meja kecil samping tempat tidur Yunho terdapat bingkai foto
yang memperlihatkan keceriaan Yunho dan sahabat-sahabatnya yang diambil dari
tempat wisata.
“namja ini yang
menyebabkan Yunho tahu kalau aku ini bukan yeoja biasa”, tunjuk Jiyeol ke wajah
Changmin di foto itu. “Ya! jangan memarahi sahabatku seperti itu”, bentak Yunho
yang keluar dari kamar mandi. Seragamnya sudah melekat di tubuh atletis Yunho.
“aku tidak
memarahinya”, jawab Jiyeol lalu menjauh dari foto itu. “hahaha.. aku hanya
bercanda”, Yunho mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tampak sangat tampan
dengan rambut basah seperti itu.
“aku akan
mengenalkannya nanti padamu”, sambung Yunho. “percuma saja, hanya aku yang
dapat melihat mereka. Mereka pasti berpikir bahwa aku ini menyeramkan, dengan
wajah yang mengeluarkan banyak darah, putih pucat, aish pokoknya seperti hantu
yang sering aku lihat di film-film horror”, ucap Jiyeol dengan segala
pemikirannya.
“aku akan bilang pada
mereka, bahwa kau tidak seperti itu. aku akan bilang bahwa hantu yang satu ini
mempunyai wajah yang cantik dan juga lucu”, puji Yunho membuat semburat merah
di pipi Jiyeol.
@DREAM@
“kau tunggu disini ne”,
ucap Yunho ketika sudah sampai di sekolahnya. “shireo”, jawab Jiyeol tegas.
Yunho yang baru saja ingin membuka pintu mobilnya langsung menatap Jiyeol
dengan dahi yang mengkerut.
“aku tidak terlihat
jadi tidak masalah kan jika aku keluar”, jelas Jiyeol sambil memakan bekal yang
Yunho bawa dari rumah. “kau masih sakit”, tegas Yunho yang artinya Jiyeol
dilarang keras pergi keluar.
“kundae wae? aku sudah
sembuh”, rajuk Jiyeol memasang wajah memelas pada Yunho agar diperbolehkan. Yunho
menggeleng lalu beranjak pergi keluar
dari mobil tapi Jiyeol menahan Yunho dengan cara menarik tangan Yunho.
“boleh ya??”, seperti
biasa, Jiyeol mengeluarkan gigi-giginya untuk merayu Yunho. “haha.. kurae kurae.
Tapi jangan membuat ulah”, Yunho mengingatkan. “aku bukan hantu usil”, sahut
Jiyeol lalu keluar duluan dari mobil Yunho.
“gadis itu..”, Yunho
tersenyum.
@DREAM@
“Wow! Sekolahmu besar
juga yaa”, Jiyeol takjub dengan sekolah Yunho yang lumayan besar. Bertingkat 5
dan juga mempunyai lapangan yang sangat luas. Gedung sekolah Yunho juga tidak
hanya 1, melainkan ada 3 gedung besar yang berbentuk huruf U. Tapi Yunho
berpura-pura tidak dengar.
Jiyeol berlari menjauh
dari Yunho lalu berteriak, “Yun, indah sekali disini”, Jiyeol berputar-putar di
halaman sekolah yang banyak dengan pohon-pohon dan juga tanaman-tanaman indah.
‘aish, dia itu cerewet sekali. Tidak mungkin aku menjawabnya kan?’ batin
Yunho kesal. Tiba-tiba saja ada seorang gadis cantik menghampiri Yunho. dari
kejauhan Jiyeol kesal melihatnya.
“annyeong Yun”, sapa
gadis itu ramah.
“annyeong”, Yunho
membalas dengan senyuman. “ada apa Hana?”
“hm.. ini”, gadis yang
bernama Hana itu memberikan sesuatu pada Yunho. “ige mwoya?”, tanya Yunho
menerima kotak itu. “itu bekal yang khusus aku buatkan untukmu”, ucap Hana malu-malu.
“ah gomawo. Aku akan memakannya nanti”, tambah Yunho. Hana pergi meninggalkan
Yunho.
“enak ya mendapatkan
bekal dari gadis cantik”, teriak Jiyeol ketus dari jauh.
‘apa
dia cemburu?’ batin Yunho.
@DREAM@
“saranghae..
saranghae”, Jaejoong menyanyikan salah satu lagu soundtrack drama di Korea.
Yang lain hanya mendengarkan suara Jaejoong yang lumayan bagus untuk didengar.
“jamkkan”, tiba-tiba
Yoochun bersuara. “wae?”, Jaejoong kecewa karena lagunya dihentikan oleh
Yoochun. “itu Yunho kan?”, tanya Yoochun menunjuk Yunho dari jauh. “matta. Yunho”,
teriak Changmin.
“Ya! kenapa kau
panggil? Dia pasti bersama dengan hantu itu”, tiba-tiba Yoochun ketakutan dan
mengumpat di belakang Junsu. “aish, kau ini apa-apaan sih?”, Junsu merasa risih
ketika Yoochun mulai memeluknya dari belakang.
“annyong”, sapa YUnho
pada sahabat-sahabatnya itu. “kau bersama dengan gadis itu?”, tanya Changmin
pelan sambil melihat ke kanan ke kiri. “ne, dia sedang melihat-lihat sekolah
kita”, ucap Yunho lalu berjalan ke arah kelasnya yang berada di lantai 2. YUnho
dan yang lain sekarang berada di tingkat 2. Sejak tingkat 1 mereka memang selalu
satu kelas.
“tenang saja, dia tidak
seperti yang kalian bayangkan”, ucap Yunho. “maksudmu wajahnya tidak seram?”,
tanya Yoochun. Yunho menggeleng.
“dia gadis cantik dan
lucu”, sambung Yunho. “jinjja?”, tanya ke-empatnya berbarengan. “ne”
@DREAM@
Taman bermain, itulah tempat dimana Yunho dan yang
lainnya menyegarkan diri. Disini, banyak sekali pohon-pohon rindang dan juga
permainan seperti ayunan, jungkat-jungkit dan segala permainan yang sering
dimainkan oleh anak-anak kecil.
“hm..udaranya segar”,
ucap Jiyeol. “memang di tempat tinggalmu udaranya kotor?”, tanya Yunho asal.
“aish, tidak juga.
Hanya saja berbeda”, jawab Jiyeol.
“Yun, kau berbicara
dengannya?”, tanya Yoochun sambil sesekali melirik sebelah kiri Yunho.
“ne, dia sedang
menghirup udara segar disini”, jawab Yunho tersenyum. “kuraeyo?”, Junsu tidak
percaya. Mana ada hantu yang bertingkah seperti manusia.
“dia tidak percaya
sekali sih?”, Jiyeol cemberut. “sekarang kenalkan aku pada mereka”, suruh
Jiyeol pada Yunho. Jaejoong, Yoochun, Changmin dan Junsu duduk melingkar di
rerumputan hijau.
“oke, dia ingin
berkenalan dengan kalian. Lihat, ini Jae”, tunjuk Yunho ke arah Jaejoong yang
berada disamping Yoochun. “ini Yoochun, Junsu dan juga Changmin”, jelas Yunho
pada Jiyeol yang duduk di tengah-tengah mereka.
“aaahh.. jadi ini
namanya Changmin?”, tanya Jiyeol menunjuk wajah Changmin. “iya, tampan kan?”,
tanya Yunho pada Jiyeol. Yang lain hanya mendengarkan perkataan Yunho sambil
sesekali melirik satu sama lain.
“dan ini Yoochun?”,
tanya Jiyeol melihat wajah Yoochun dengan teliti. “wae?”, tanya Yunho ketus
karena jarak wajah Jiyeol dan Yoochun hampir dekat. Sedangkan Yoochun hanya
melihat Yunho dengan dahi yang mengkerut.
“dia tampan. Sepertinya
cocok dengan adikku”, ucap Jiyeol mengingat adiknya, Hara.
“dia bilang, dia
tampan. Sepertinya cocok dengan adikku”, Yunho menirukan gaya bicara Jiyeol.
“mwo? Ya! hm..siapa
namanya?”, tanya Changmin. “Jiyeol”
“ne, Jiyeol-a, memang
kau mau adikmu tersiksa batin dengan namja playboy seperti dia?”, tanya
Changmin jengkel.
“Ya! kau ini bicara apa
sih?”, Yoochun tidak terima dengan kata-kata Changmin barusan.
“benarkah dia playboy?
Menurutku tidak, hanya saja mungkin yeoja yang selalu ingin dekat dengannya.
Adikku itu sangat cantik, dia penurut sekali. Dia tidak pernah pergi
kemana-mana selain denganku. Pasti Yoochun bisa memberikan gambaran dunia luar
yang sangat indah padanya”, ucap Jiyeol dengan raut wajah sedih.
“aaahh sudahlah jangan
bersedih. Nanti jika kau sudah kembali ke rumah. Bawa adikmu kemari dan
perkenalkan pada kami semua. ne”, Yunho berusaha menghibur Jiyeol. Jiyeol
tersenyum.
“nah kalau begitu,
sekarang kita bermain atau bernyanyi saja”, ucap Junsu.
@DREAM@
Sejak dari taman bermain, Jiyeol terlihat sedih. Wajahnya
murung, dia sedang memikirkan sesuatu yang ia rindukan. Dia melihat ke luar
jendela kamar Yunho, disana ia bisa melihat kota Seoul yang indah dan nyaman. ‘tempat ini kan yang kau inginkan Jiyeol-a?’
dia tersenyum sendiri ketika mengingat namja yang sering berkomunikasi
dengannya lewat Twiiter yang sekarang ia ingin temui. ‘tapi, bagaimana kabar eomma, appa dan Hara?’ senyumnya lenyap
seketika mengingat keluarganya yang sudah beberapa hari tidak ia lihat. Air
matanya menetes dari pipi halus Jiyeol.
“uljima”, Yunho
mengusap airmata Jiyeol dengan ibu jarinya. Jiyeol kembali ke alam sadarnya.
“aku hanya mengingat
keluargaku”, jawab Jiyeol masih dengan wajah sedihnya.
“kau akan kembali pada
mereka. Jadi sekarang tidak usah menangis. Ne?”, Yunho tersenyum, meyakinkan
Jiyeol. “ne”, Jiyeol akan tersenyum jika Ia melihat senyum Yunho yang sangat
manis itu.
Yunho yang sudah sangat
tampan -menurut Jiyeol-, bergegas pergi ke luar kamarnya lalu diikuti Jiyeol
dari belakang. Waktunya makan malam sudah tiba.
“hm.. wangi makanan ini
sangat enak. Bagaimana jika masuk ke dalam perutku? Pasti lebih enak”, puji
Yunho pada eommanya.
“anakmu sangat pandai
memuji wanita”, ledek Appa Yunho. “jangan-jangan dia selalu bisa membuat hati
para wanita meleleh hanya karena pujiannya”, tambah appa Yunho.
“appa bisa saja, tidak
aku puji pun hati mereka sudah meleleh melihat wajahku yang tampan ini”,
sombong Yunho. Jiyeol memasang wajah kesal tapi di lubuk hatinya yang paling
dalam ia berkata, ‘kau benar Yun. Kau
memang sangat tampan’
@DREAM@
“eomma, sebaiknya kita
membawa eonnie ke rumah sakit agar eonni cepat sembuh”, usul Hara pada eommanya
yang sekarang duduk di ranjang tempat Jiyeol tidur.
“tapi Hara, eomma
takut”, suara eomma terlihat sangat sedih dan sangat takut akan kehilangan
anaknya nanti. “eomma, percaya padaku, eonni akan baik-baik saja”, Hara
meyakinkan eommanya. Dia juga sebenarnya sangat takut jika nanti eonninya tidak
dapat disembuhkan tapi itu satu-satunya jalan agar eonninya cepat sembuh.
“eomma dan appa percaya
padamu Hara. Sekarang ayo kita bawa eonni mu ke rumah sakit”, ucap appa dengan
suara yang tidak kalah sedihnya.
==To Be Continued==
0 komentar:
Posting Komentar