Halaman

Minggu, 14 September 2014

"JODOH" ~ 2

~ 2

        Pagi hari sudah datang lagi, sejak kemarin dia masih saja memikirkan Jiyeol. ‘Bagaimana dia di sekolah? dia tidur dimana?’ Itulah yang Yunho pikirkan. Kemarin ketika teman-temannya kembali ke sekolah, dia hanya menunggu di luar. Tapi sekarang Ia malah mengkhawatirkan Jiyeol, gadis yang tidak tahu darimana asalnya. Tiba di sekolah pun, Ia langsung berlari menuju kelasnya, walaupun dia sangat ingin sekali melihat Jiyeol tapi Ia urungkan niatnya untuk mencari Jiyeol.

Teet.. Teet.. Bel istirahat berbunyi..

“apa dia pulang ke rumahmu?”, tanya Jaejoong sambil meminum sekaleng jus yang sudah dipesannya.

“ani”, jawab Yunho singkat. “huft, apa mungkin dia tersesat ya”, Changmin kembali dalam pikirannya sendiri.
“tidak mungkin, kemarin dia bisa kembali lagi ke rumahku ketika aku menurunkannya di jalan yang agak jauh dari rumahku”, jelas Yunho.

“tapi apa kau ingin dia kembali?”, tanya Junsu hati-hati. Yunho melirik Junsu tajam. “ah aku hanya bercanda”, Junsu meneguk minuman kalengnya. Yunho mengangkat bahu.



“apa kau rindu padaku?”, tiba-tiba Jiyeol memperlihatkan giginya lagi di depan Yunho, dan ini lebih dekat. “Huwaaa…”, Yunho kaget melihat wajah Jiyeol sedekat itu sampai-sampai bangku yang ia duduki terguling ke lantai. teman-teman yang lain melihat Yunho aneh.

“ada apa Yun?”, tanya Yoochun yang berada disampingnya. “Ya! kau mengagetkanku!”, bentak Yunho menatap Yoochun, tapi sebenarnya dia menatap Jiyeol yang ada di belakang Yoochun, yang sedang menertawakannya. “aku? Mengagetkanmu?”, Yoochun tampak bingung.

“aaahh mian”, Yunho menepuk keningnya. “maksudku gadis itu”, Yunho berbicara pelan sambil menunjuk Jiyeol dan itu membuat Yoochun ketakutan lalu mengumpat di belakang Yunho.

“hahaha..mianhe, aku mengagetkanmu. Habis kau terlihat sedang memikirkanku”, ucap Jiyeol penuh percaya diri. “siapa yang-”, Yunho berbicara keras tapi dia sadar bahwa ini di tempat ramai, bisa-bisa Ia dibilang tidak waras nanti berbicara sendiri. Ia pun menarik tangan Jiyeol menuju mobilnya.
“Ya! Jung Yunho. mau kemana kau?”, teriak Jaejoong namun diabaikan oleh Yunho.

@DREAM@

“kau tidur di sekolahku?”, tanya Yunho menyelidik. Mereka sekarang berada di dalam mobil Yunho. tidak ada yang melihat jika Yunho berbicara sendiri kan. Jiyeol mengangguk.

“kau bilang, kau hafal jalan ke rumahku”, sindir Yunho. “lalu kenapa? Memangnya aku tidak boleh tidur disini. Lagipula tidak ada yang melarang”, sahut Jiyeol ketus.

“oh.. aku tahu sekarang, kau sudah hafal jalan kota Seoul kan, sekarang mulai sombong kau”

“siapa yang sombong? aku kesal dengan namja yang tidak bertanggung jawab sepertimu. Membawa gadis pergi lalu tiba-tiba ditinggalkan di sekolah sendirian. Apa itu tidak kejam?”, Jiyeol memasang wajah kesal. Untung saja wajahnya tidak berubah menjadi seram.

“i..itu, mianhe. Aku terkejut ketika tahu bahwa kau-”, Yunho tidak meneruskan kata-katanya. “hantu maksudmu?”, tanya Jiyeol mendekati Yunho yang tertunduk.

“hm.. aku juga minta maaf padamu. Aku tidak memberitahukanmu sebelumnya. Se-”
“jadi kau benar hantu?”, mata Yunho terbelalak, rasanya ingin keluar dari tempatnya.

“Ya! dengarkan aku dulu, aku bisa menjelaskan ini padamu Yun”, pinta Jiyeol dengan nada suara yang melemah. Yunho mendengarkan dengan seksama.

“awal aku datang kesini, aku juga tidak tahu. Aku tiba-tiba saja berada di depan rumahmu. Saat itu, aku mencoba untuk bertanya pada seseorang tapi setiap orang yang kutanya, mereka hanya diam lalu pergi begitu saja. Makanya ketika aku tahu, kau menyapaku, aku sangat senang sekali”, wajah Jiyeol yang murung berubah menjadi ceria ketika dia menceritakan awal pertemuannya dengan Yunho.

“tapi kenapa kau bisa tak terlihat? Aku rasa kau seperti yeoja biasa. Hanya saja memang aneh”, cela Yunho. “aish”, cibir Jiyeol.

“mungkin ada sesuatu yang mengirimmu kemari. Hm.. tapi apa ya?”, Yunho terlihat berpikir. Jiyeol memandangi Yunho dengan perasaan yang tak tentu. Jiyeol benar-benar merindukan namja ini ketika dia berada di sekolah semalaman.

“aaahh.. kau bilang kau ke Seoul ingin bertemu dengan seseorang kan?”, Yunho menyadarkan Jiyeol dari lamunannya. “ekhm.. i..iya. waeyo?”, terlihat Jiyeol sedikit gugup.

“hm..mungkin karena itu, kau sengaja dibawa kesini untuk melihat siapa seseorang yang ingin kau temui. Jadi jika kau kesini lagi, tidak membuatmu bingung. Betul tidak?”, sebenarnya Jiyeol tidak mengerti apa yang dikatakan Yunho tapi dia berpura-pura mengerti.

@DREAM@

Malam harinya di kediaman Jiyeol yang sesungguhnya. Jiyeol yang sedang tertidur itu, tubuhnya yang sedari tadi diam tiba-tiba bergerak sendiri. Begitu adiknya tahu, dia sangat khawatir.
“eonni, kau kenapa?”, Hara menyentuh tubuh eonninya itu.
“eonni, badanmu panas dingin seperti ini. kau kenapa eonni?”, Hara makin khawatir dengan keadaan eonninya.

@DREAM@

“Hacih!”, Jiyeol menggosok-gosok hidungnya. Tubuhnya terasa dingin, Ia menggigil.
“kau sakit?”, tanya Yunho khawatir. “ani, hanya flu saja”

            Yunho mungkin benar-benar khawatir, dia meletakkan telapak tangannya di kening Jiyeol. Dan benar saja, kening Jiyeol panas tapi juga dingin. “kau demam. Lihat kau juga menggigil”, ucap Yunho tiba-tiba lalu pergi keluar kamarnya.

Jiyeol benar-benar tampak kedinginan, tubuh Jiyeol mengeluarkan keringat. Wajah Jiyeol pucat. Mungkin karena sudah 2 hari ini dia tidur di luar hanya dengan memakai pakaian pendek dan pada akhirnya dia juga masuk angin. Masuklah Yunho dengan membawa kotak obat dan sebuah kompres untuk Jiyeol.
“tidurlah. Aku akan mengkompres keningmu”, suruh Yunho. “tidak u-”

“tidak usah banyak bicara”, Yunho menidurkan Jiyeol di tempat tidurnya lalu menaruh saputangan basah ke kening Jiyeol. “tidurlah” lanjutnya.
“kundae-”
“aku akan menjagamu. Aku akan disini terus. aku juga bisa tidur di bawah dengan kasur lipatku”, senyum Yunho. Jiyeol merasa tenang dan nyaman melihat senyum yang terukir dari wajah Yunho.

“go..gomawo”, Jiyeol menutup matanya. Yunho hanya tersenyum lalu menyelimuti Jiyeol dan dia juga bergegas untuk tidur.

4 jam sudah, Jiyeol berada di kamar Yunho sehabis pulang sekolah tadi. Yunho mengizinkan Jiyeol tinggal di rumahnya selama Ia mencari seseorang yang ingin Jiyeol temui. Jiyeol sebenarnya tidak ingin merepotkan Yunho tapi Yunho tetap memaksanya, ‘di luar sangat dingin. Aku takut jika kau sakit. Kau sekarang menjadi tanggung jawabku’ ucap Yunho membuat Jiyeol merasa nyaman didekatnya.

@DREAM@

Entah apa yang membuat Jiyeol memperhatikan Yunho yang sedang tidur. ‘aku merasa nyaman di dekatmu Yun. Walaupun kita baru beberapa hari bersama. tapi aku merasa dekat denganmu. Aku merasa beruntung bertemu denganmu disini. aku tidak tahu bagaimana jadinya jika kau tidak  disini?’ batin Jiyeol.

Jam weker Yunho berbunyi, waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Waktunya Yunho untuk bangun. “Hoamhh..”, Yunho meregangkan otot-ototnya pelan-pelan. Jiyeol tetap memperhatikan Yunho. “hm.. kau sudah bangun?”, Yunho mengucek-ucek matanya. Jiyeol tersenyum. “wae? aku tampan ya? menatapku sampai tidak berkedip”, tanya Yunho dengan percaya diri yang tinggi.

“ani, aku baru kali ini melihat namja tampan sepertimu, tapi tidurnya seperti ini”, Jiyeol memeragakan gaya tidur Yunho yaitu dengan mengangkat wajah ke atas dengan mulut terbuka.

“Ya! tidak usah diperagakan”, kesal Yunho lalu melempar bantal ke arah Jiyeol. Jiyeol tertawa melupakan rasa sakitnya. “temanmu tahu tidak ya kau seperti itu?”, ledek Jiyeol. “aish”, Yunho merengut.

            Ketika Yunho pergi mandi, Jiyeol merapikan tempat tidur dan kasur lipat Yunho. kamar Yunho terlihat rapi untuk seorang namja. ‘bahkan lebih rapi dari kamarku’ pikir Jiyeol. Ia melihat banyak sekali buku-buku yang tertata rapi di rak buku samping meja belajar Yunho. di sebelah meja belajar ada meja komputer. ada sebuah tv yang tidak terlalu besar diletakkan di meja ber-rak 3 di depan tempat tidur Yunho, rak ke 2 di isi dengan dvd palayer, disana juga terdapat sebuah playstation. Dan di meja kecil samping tempat tidur Yunho terdapat bingkai foto yang memperlihatkan keceriaan Yunho dan sahabat-sahabatnya yang diambil dari tempat wisata.

“namja ini yang menyebabkan Yunho tahu kalau aku ini bukan yeoja biasa”, tunjuk Jiyeol ke wajah Changmin di foto itu. “Ya! jangan memarahi sahabatku seperti itu”, bentak Yunho yang keluar dari kamar mandi. Seragamnya sudah melekat di tubuh atletis Yunho.

“aku tidak memarahinya”, jawab Jiyeol lalu menjauh dari foto itu. “hahaha.. aku hanya bercanda”, Yunho mengeringkan rambutnya dengan handuk. Tampak sangat tampan dengan rambut basah seperti itu.

“aku akan mengenalkannya nanti padamu”, sambung Yunho. “percuma saja, hanya aku yang dapat melihat mereka. Mereka pasti berpikir bahwa aku ini menyeramkan, dengan wajah yang mengeluarkan banyak darah, putih pucat, aish pokoknya seperti hantu yang sering aku lihat di film-film horror”, ucap Jiyeol dengan segala pemikirannya.

“aku akan bilang pada mereka, bahwa kau tidak seperti itu. aku akan bilang bahwa hantu yang satu ini mempunyai wajah yang cantik dan juga lucu”, puji Yunho membuat semburat merah di pipi Jiyeol.

@DREAM@

“kau tunggu disini ne”, ucap Yunho ketika sudah sampai di sekolahnya. “shireo”, jawab Jiyeol tegas. Yunho yang baru saja ingin membuka pintu mobilnya langsung menatap Jiyeol dengan dahi yang mengkerut.

“aku tidak terlihat jadi tidak masalah kan jika aku keluar”, jelas Jiyeol sambil memakan bekal yang Yunho bawa dari rumah. “kau masih sakit”, tegas Yunho yang artinya Jiyeol dilarang keras pergi keluar.

“kundae wae? aku sudah sembuh”, rajuk Jiyeol memasang wajah memelas pada Yunho agar diperbolehkan. Yunho menggeleng lalu  beranjak pergi keluar dari mobil tapi Jiyeol menahan Yunho dengan cara menarik tangan Yunho.

“boleh ya??”, seperti biasa, Jiyeol mengeluarkan gigi-giginya untuk merayu Yunho. “haha.. kurae kurae. Tapi jangan membuat ulah”, Yunho mengingatkan. “aku bukan hantu usil”, sahut Jiyeol lalu keluar duluan dari mobil Yunho.
“gadis itu..”, Yunho tersenyum.

@DREAM@

“Wow! Sekolahmu besar juga yaa”, Jiyeol takjub dengan sekolah Yunho yang lumayan besar. Bertingkat 5 dan juga mempunyai lapangan yang sangat luas. Gedung sekolah Yunho juga tidak hanya 1, melainkan ada 3 gedung besar yang berbentuk huruf U. Tapi Yunho berpura-pura tidak dengar.
Jiyeol berlari menjauh dari Yunho lalu berteriak, “Yun, indah sekali disini”, Jiyeol berputar-putar di halaman sekolah yang banyak dengan pohon-pohon dan juga tanaman-tanaman indah.

aish, dia itu cerewet sekali. Tidak mungkin aku menjawabnya kan?’ batin Yunho kesal. Tiba-tiba saja ada seorang gadis cantik menghampiri Yunho. dari kejauhan Jiyeol kesal melihatnya.
“annyeong Yun”, sapa gadis itu ramah.

“annyeong”, Yunho membalas dengan senyuman. “ada apa Hana?”

“hm.. ini”, gadis yang bernama Hana itu memberikan sesuatu pada Yunho. “ige mwoya?”, tanya Yunho menerima kotak itu. “itu bekal yang khusus aku buatkan untukmu”, ucap Hana malu-malu. “ah gomawo. Aku akan memakannya nanti”, tambah Yunho. Hana pergi meninggalkan Yunho.

“enak ya mendapatkan bekal dari gadis cantik”, teriak Jiyeol ketus dari jauh.
‘apa dia cemburu?’ batin Yunho.

@DREAM@

“saranghae.. saranghae”, Jaejoong menyanyikan salah satu lagu soundtrack drama di Korea. Yang lain hanya mendengarkan suara Jaejoong yang lumayan bagus untuk didengar.

“jamkkan”, tiba-tiba Yoochun bersuara. “wae?”, Jaejoong kecewa karena lagunya dihentikan oleh Yoochun. “itu Yunho kan?”, tanya Yoochun menunjuk Yunho dari jauh. “matta. Yunho”, teriak Changmin.

“Ya! kenapa kau panggil? Dia pasti bersama dengan hantu itu”, tiba-tiba Yoochun ketakutan dan mengumpat di belakang Junsu. “aish, kau ini apa-apaan sih?”, Junsu merasa risih ketika Yoochun mulai memeluknya dari belakang.

“annyong”, sapa YUnho pada sahabat-sahabatnya itu. “kau bersama dengan gadis itu?”, tanya Changmin pelan sambil melihat ke kanan ke kiri. “ne, dia sedang melihat-lihat sekolah kita”, ucap Yunho lalu berjalan ke arah kelasnya yang berada di lantai 2. YUnho dan yang lain sekarang berada di tingkat 2. Sejak tingkat 1 mereka memang selalu satu kelas.

“tenang saja, dia tidak seperti yang kalian bayangkan”, ucap Yunho. “maksudmu wajahnya tidak seram?”, tanya Yoochun. Yunho menggeleng.

“dia gadis cantik dan lucu”, sambung Yunho. “jinjja?”, tanya ke-empatnya berbarengan. “ne”

@DREAM@

            Taman bermain, itulah tempat dimana Yunho dan yang lainnya menyegarkan diri. Disini, banyak sekali pohon-pohon rindang dan juga permainan seperti ayunan, jungkat-jungkit dan segala permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak kecil.

“hm..udaranya segar”, ucap Jiyeol. “memang di tempat tinggalmu udaranya kotor?”, tanya Yunho asal.
“aish, tidak juga. Hanya saja berbeda”, jawab Jiyeol.

“Yun, kau berbicara dengannya?”, tanya Yoochun sambil sesekali melirik sebelah kiri Yunho.

“ne, dia sedang menghirup udara segar disini”, jawab Yunho tersenyum. “kuraeyo?”, Junsu tidak percaya. Mana ada hantu yang bertingkah seperti manusia.

“dia tidak percaya sekali sih?”, Jiyeol cemberut. “sekarang kenalkan aku pada mereka”, suruh Jiyeol pada Yunho. Jaejoong, Yoochun, Changmin dan Junsu duduk melingkar di rerumputan hijau.

“oke, dia ingin berkenalan dengan kalian. Lihat, ini Jae”, tunjuk Yunho ke arah Jaejoong yang berada disamping Yoochun. “ini Yoochun, Junsu dan juga Changmin”, jelas Yunho pada Jiyeol yang duduk di tengah-tengah mereka.

“aaahh.. jadi ini namanya Changmin?”, tanya Jiyeol menunjuk wajah Changmin. “iya, tampan kan?”, tanya Yunho pada Jiyeol. Yang lain hanya mendengarkan perkataan Yunho sambil sesekali melirik satu sama lain.

“dan ini Yoochun?”, tanya Jiyeol melihat wajah Yoochun dengan teliti. “wae?”, tanya Yunho ketus karena jarak wajah Jiyeol dan Yoochun hampir dekat. Sedangkan Yoochun hanya melihat Yunho dengan dahi yang mengkerut.

“dia tampan. Sepertinya cocok dengan adikku”, ucap Jiyeol mengingat adiknya, Hara.

“dia bilang, dia tampan. Sepertinya cocok dengan adikku”, Yunho menirukan gaya bicara Jiyeol.

“mwo? Ya! hm..siapa namanya?”, tanya Changmin. “Jiyeol”

“ne, Jiyeol-a, memang kau mau adikmu tersiksa batin dengan namja playboy seperti dia?”, tanya Changmin jengkel.

“Ya! kau ini bicara apa sih?”, Yoochun tidak terima dengan kata-kata Changmin barusan.

“benarkah dia playboy? Menurutku tidak, hanya saja mungkin yeoja yang selalu ingin dekat dengannya. Adikku itu sangat cantik, dia penurut sekali. Dia tidak pernah pergi kemana-mana selain denganku. Pasti Yoochun bisa memberikan gambaran dunia luar yang sangat indah padanya”, ucap Jiyeol dengan raut wajah sedih.

“aaahh sudahlah jangan bersedih. Nanti jika kau sudah kembali ke rumah. Bawa adikmu kemari dan perkenalkan pada kami semua. ne”, Yunho berusaha menghibur Jiyeol. Jiyeol tersenyum.

“nah kalau begitu, sekarang kita bermain atau bernyanyi saja”, ucap Junsu.

@DREAM@

            Sejak dari taman bermain, Jiyeol terlihat sedih. Wajahnya murung, dia sedang memikirkan sesuatu yang ia rindukan. Dia melihat ke luar jendela kamar Yunho, disana ia bisa melihat kota Seoul yang indah dan nyaman. ‘tempat ini kan yang kau inginkan Jiyeol-a?’ dia tersenyum sendiri ketika mengingat namja yang sering berkomunikasi dengannya lewat Twiiter yang sekarang ia ingin temui. ‘tapi, bagaimana kabar eomma, appa dan Hara?’ senyumnya lenyap seketika mengingat keluarganya yang sudah beberapa hari tidak ia lihat. Air matanya menetes dari pipi halus Jiyeol.

“uljima”, Yunho mengusap airmata Jiyeol dengan ibu jarinya. Jiyeol kembali ke alam sadarnya.
“aku hanya mengingat keluargaku”, jawab Jiyeol masih dengan wajah sedihnya.

“kau akan kembali pada mereka. Jadi sekarang tidak usah menangis. Ne?”, Yunho tersenyum, meyakinkan Jiyeol. “ne”, Jiyeol akan tersenyum jika Ia melihat senyum Yunho yang sangat manis itu.
Yunho yang sudah sangat tampan -menurut Jiyeol-, bergegas pergi ke luar kamarnya lalu diikuti Jiyeol dari belakang. Waktunya makan malam sudah tiba.

“hm.. wangi makanan ini sangat enak. Bagaimana jika masuk ke dalam perutku? Pasti lebih enak”, puji Yunho pada eommanya.

“anakmu sangat pandai memuji wanita”, ledek Appa Yunho. “jangan-jangan dia selalu bisa membuat hati para wanita meleleh hanya karena pujiannya”, tambah appa Yunho.

“appa bisa saja, tidak aku puji pun hati mereka sudah meleleh melihat wajahku yang tampan ini”, sombong Yunho. Jiyeol memasang wajah kesal tapi di lubuk hatinya yang paling dalam ia berkata, ‘kau benar Yun. Kau memang sangat tampan’

@DREAM@

“eomma, sebaiknya kita membawa eonnie ke rumah sakit agar eonni cepat sembuh”, usul Hara pada eommanya yang sekarang duduk di ranjang tempat Jiyeol tidur.

“tapi Hara, eomma takut”, suara eomma terlihat sangat sedih dan sangat takut akan kehilangan anaknya nanti. “eomma, percaya padaku, eonni akan baik-baik saja”, Hara meyakinkan eommanya. Dia juga sebenarnya sangat takut jika nanti eonninya tidak dapat disembuhkan tapi itu satu-satunya jalan agar eonninya cepat sembuh.


“eomma dan appa percaya padamu Hara. Sekarang ayo kita bawa eonni mu ke rumah sakit”, ucap appa dengan suara yang tidak kalah sedihnya.

==To Be Continued==

0 komentar:

Posting Komentar