~
3
Esoknya, ketika sekolah libur. Jae, Yoochun, Junsu dan
Changmin pergi ke rumah Yunho untuk menjalankan misi mereka. Mereka sedang
berpikir mencari jalan keluar agar cepat menemukan seseorang yang Jiyeol cari.
Mereka sekarang berada di kamar Yunho, tepatnya dilantai kamar Yunho. Mereka
duduk di bawah yang beralaskan karpet. Lengkap dengan makanan ringan dan
minuman segar buatan eomma Yunho. sedangkan Jiyeol hanya memperhatikan mereka
satu persatu. ‘kenapa mereka baik sekali
padaku?’ batinnya bertanya-tanya.
“ah, bagaimana kalau
kita mencari akun twitter orang itu saja”, Changmin mendapatkan ide yang
sempurna. Dia mendapatkan anggukan yang antusias dari sahabatnya itu.
Yunho
mengeluarkan sebuah laptop dari tas ranselnya beserta modem eksternal yang ia
beli bersama dengan Yoochun tahun lalu.
“ini”, Yunho
menyerahkan laptopnya kepada Jae. “kau saja yang mengetik”, ucap Jae malas.
“aish, aku tidak kenal
dengan namanya media social twitter atau apalah itu”, cibir Yunho. “apa yang
kau lakukan sih jika di rumah? Aigo”, kesal Yoochun pada namja yang tidak
bergaul ini.
“main games. Itulah
pekerjaanku”, jawab Yunho ketus.
Akhirnya
daripada mendengarkan ocehan-ocehan yang tidak jelas, Changmin turun tangan
kembali mengetikan sebuah alamat web. www.twitter.com.
“apa nama akun Jiyeol
dan passwordnya?”, tanya Changmin pada Yunho. Yunho hanya melirik ke arah
Jiyeol yang berada di sampingnya. “JiyeolKim, passwordku j1ye0l”, ucap Jiyeol
menatap Changmin.
“JiyeolKim, j1ye0l. kau
gaul sekali memakai password seperti itu. haha”, tawa Yunho. “jangan salah,
password seperti itu jarang sekali bisa di tembus oleh orang lain”, bangga
Jiyeol. “neee”, ucap Yunho malas.
Changmin berhasil
membuka akun twitter Jiyeol dan ….
“Ya!”, Jiyeol menutup
foto yang terpampang di akunnya. Dia lupa kalau yang lain masih bisa melihat
foto itu. “kenapa di tutup??”, tanya Yunho kesal pada Jiyeol. Sedangkan yang
lain, memandangi sosok Jiyeol di foto itu tanpa berkedip. Dia hanya memakai
tanktop berwarna merah dengan rambut panjangnya yang tergerai.
“yeppeudaa”, ucap
mereka bersamaan. Yunho yang mendengar hal itu, menatap ke-empatnya dengan
pandangan aneh. Mungkin dia juga lupa kalau sahabat-sahabatnya itu tetap bisa
melihat walau sudah ditutupi oleh tangan Jiyeol.
“auw”, Jiyeol mengaduh,
tangannya disingkarkan dari layar laptop. “aku tidak bisa lihat layarnya”, ucap
Yunho kesal. “lagipula, walaupun kau tutup dengan tanganmu, tetap saja
makhluk-makhluk ini bisa melihatnya”, lanjut Yunho sambil menunjuk
sahabat-sahabatnya itu, membuat Jiyeol sadar. “aish, babo Jiyeol”, Jyeol
menepuk dahinya sendiri.
“ekhm..apa nama akun
temanmu itu Jiyeol-a?”, tanya Changmin yang sudah sadar dari keterpanaannya
melihat Jiyeol. “7Un9”, jawab Yunho mengulangi kata-kata Jiyeol. “akun yang
aneh”, pikir Yunho.
“aaahhh.. ini kan?”,
tanya Jaejoong yang sedari tadi ikut mencari. “dia mengirimkan kata-kata di
akunmu -mention maksudnya-”.
“JIyeol-a? eodi?
Bogoshippo”, Jaejoong membacakannya untuk Jiyeol tapi Jiyeol malah ingin
menangis, jelas sekali matanya hampir saja ingin mengeluarkan cairan bening.
Dia buru-buru menutupi wajahnya.
“sini, aku saja yang
membalasnya. 7Un9-a nado bogoshippo”, ucap Yunho sambil mengetik. “memang tidak
apa Yun? Nanti Jiyeol marah padamu”, takut Junsu. “tidak apa-apa”, sahut Yunho
tanpa melihat Jiyeol.
“aish, aku saja sini!”,
Jiyeol mengambil laptop yang ada di depan Yunho, itu membuat yang lain takut,
lebih tepatnya kaget. “Ya! kau mengagetkan kami Jiyeol-a”, ucap Changmin dengan
nafas yang terengah-engah. “mian mian”, sahut Jiyeol cepat.
@DREAM@
Kamar Yunho menjadi sepi kembali, Changmin dan yang lain
sudah pulang beberapa menit yang lalu. Tinggallah Yunho dan Jiyeol berdua di
kamar. Yunho sedang asyik dengan games komputer sejak tadi. Sedangkan Jiyeol,
dia masih memikirkan kata-kata yang dikirim 7Un9 -teman dunia mayanya-. ‘7Un9-a’ panggil Jiyeol dalam hati.
“hmm” sahut Yunho
tiba-tiba. Seketika Jiyeol menoleh ke arah Yunho dengan bingung. Ditatapnya
Yunho, ‘kenapa dia yang menyahut? Apa-’
pikir Jiyeol masih bingung.
“ada apa? kau
memanggilku kan?”, tanya Yunho masih fokus dengan gamesnya. Jiyeol tetap diam.
“Ya!”, Yunho
menghentikkan permainannya lalu menatap Jiyeol. “kenapa melihatku seperti
itu?”, tanya Yunho lagi. “aish! Kau ini kenapa sih? Masih memikirkan 7Un9 mu
itu?”, Jiyeol masih tetap diam.
“kau menyukainya?”,
kata-kata itu terlontar dari mulut Yunho. “ye?”, Jiyeol mengalihkan
pandangannya ke arah lain. “kau menyukainya?”, Yunho mengulangi pertanyaan
lagi. Dia mendekati Jiyeol.
“benarkan kau
menyukainya?”, tanya Yunho lagi masih dengan kata-kata ‘menyukainya’.
“akuuu.. dulu aku
memang menyukainya tapiiii mungkin sekarang aku me- meny-”
“Yunhooo…”, CKLEK…
eomma Yunho masuk ke dalam kamar Yunho. “ada Hana”, ucap eomma pelan. “ada apa
ya?”, tanya Yunho lalu beranjak dari duduknya.
‘aish!
Yeoja itu lagi’ kesal Jiyeol. Dia berlari menyusul
Yunho.
Sesampainya di ruang
tamu…
“annyeong Yun”, sapa
Hana menunjukkan senyumnya yang menurutnya manis. “hm.. annyeong”, balas Yunho.
“duduklah!”, suruh Yunho. “ada apa kau kemari?”, tanya Yunho. “hm.. aku hanya
ingin mengambil kotak nasi yang waktu itu kuberikan padamu”, ucap Hana
malu-malu.
“aaaa… ya aku ingat.
Mian belum sempat ku kembalikan padamu”
“gwenchana, tadi aku
kebetulan lewat sini jadi menurutku sekalian saja aku mampir”, jelas Hana. “kurae,
aku ambil dulu ne”, Yunho pergi ke dapur meninggalkan Hana dan Jiyeol yang
sedari tadi sudah ada di samping Hana.
“kau sangat tampan Yun
walaupun hanya memakai kaos polos seperti itu”, Hana sangat senang.
“itu pasti hanya alasan
dia untuk bertemu dengan Yunho. aish! Genit sekali sih yeoja ini. rasakan!”,
Jiyeol menarik rambut panjang Hana, sontak Hana kaget dan mengaduh.
“ada apa?”, tanya Yunho
yang sudah kembali dari dapur dengan membawa kotak nasi milik Hana. “aahh
aniya”, ucap Hana kikuk lalu merapikan rambutnya. Yunho hanya tersenyum paksa.
Jiyeol menggeleng
seakan berkata ‘aku tidak melakukan
apa-apa’
@DREAM@
Hari ke-6 tiba…
Saat ini, Jiyeol sudah berada di ruang kelas Yunho.
tepatnya dia berada di kursi Yunho, mengambil setengah tempat duduk Yunho.
pelajaran sudah dimulai sejak 15 menit yang lalu. Sudah 15 menit pula, Yunho
merasakan pegal karena duduk yang tidak nyaman. ‘aish, aku jadi tidak konsen belajar jika seperti ini terus’ gerutunya
dalam hati. Sedangkan Jiyeol sangat nyaman sekali sambil mendengarkan celotehan
dari Lee seonsaengnim yang sedang menjelaskan tentang pelajaran matematika.
“aish, lama-lama bosan
mendengarkannya”, cibir Jiyeol. “tapi aku jadi rindu pada Han seonsaengnim,
guru matematikaku. Aku juga rindu pada teman-teman dan sekolahkuuu..”, rengek
Jiyeol menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Hampir saja Yunho jatuh tapi
untungnya saja Yunho bisa menjaga keseimbangannya.
“aish jangan
bergerak-gerak”, bisik Yunho pelan pada wanita di sebelahnya. Tapi Jiyeol malah
menatap sinis Yunho.
“Yunho, ada apa?”,
tanya Lee seonsaengnim mengagetkan Yunho. “ah.. tidak ada apa-apa
seonsaengnim”, jawab Yunho tersenyum paksa.
“tapi kenapa kau duduk
seperti itu?”, tanya Lee seonsaengnim -lagi-. “kakiku pegal jadi aku duduk
seperti ini”, Yunho beralasan. Duduknya memang tidak wajar, kakinya memanjang
ke arah luar meja.
Sedangkan
Jae, Changmin, Junsu dan Yoochun hanya tertawa. Mereka tahu bahwa Jiyeol ada
disamping Yunho.
“ya sudah, kau kerjakan
soal yang ada di depan papan tulis”, ujar seonsaengnim. “gara-gara kau!”, bisik
Yunho hampir seperti dia berkomat kamit sendiri. Yunho maju ke depan diikuti
Jiyeol yang berada di belakangnya.
“haha.. oke kalau
begitu. Aku pergi berjalan-jalan dulu ne”, Jiyeol tertawa di atas penderitaan
Yunho. Yunho hanya bisa merutuk dalam hati.
Di luar kelas…
“aku rasa dia tidak
akan bisa mengerjakan soal itu”, cela Jiyeol. “semalam kan dia tidak belajar,
dia malah tidur dengan kepala yang beralaskan buku-buku matematika. Haha”.
“Ya! Maru-ya,
tangkap!”, teriak salah satu namja yang sekarang berada di lapangan sedang
bermain basket. Sepertinya mereka sedang ada pelajaran olahraga.
Jiyeol melihat namja yang berteriak itu -namja tinggi dan
putih-. Jiyeol menatap namja itu dari kejauhan. Dia sekarang sedang mendrible
bola basket. “keren”, kata-kata itu terucap dari mulut Jiyeol.
“Ya! aku ini bicara apa
sih?? Babo!”, Jiyeol memukul kepalanya sendiri. “kemarin tergila-gila dengan
7Un9, lalu Yunho. Ups”, Jiyeol menutup mulutnya sendiri takut jika Yunho
medengar karena dia masih berada di depan ruang kelas Yunho. “dan sekarang
namja itu. aish! Kau gila Jiyeol-a”, lanjut Jiyeol.
“aku lelah Jinwoon-a.
istirahat dulu ne”, ucap namja yang dipanggil Maru itu.
“jadi namanya Jinwoon”,
Jiyeol tersenyum sendiri.
“ah ne, aku juga
lelah”, ucap Jinwoon lalu duduk di tanah samping lapangan basket, tepatnya di
depan ruang kelas Yunho, dan di depan Jiyeol.
“OMG, dia tampan sekali
jika dilihat dari dekat. Apa aku harus kesana?”, tanyanya seperti yeoja
kegenitan.
“bagaimana kau jadi
mengajak Yunho dan yang lain untuk bergabung di tim kita?”, tanya Maru yang
duduk di samping Jinwoon.
“Yunho?”, tanya Jiyeol
aneh.
“hmm.. sudah beberapa
hari ini aku belum bertemu dengan Yunho”, Jinwoon menjawab pertanyaan Maru.
Jinwoon memang berencana untuk mengajak Yunho, Changmin
dan Yoochun untuk masuk ke dalam tim basketnya karena Jinwoon dan
teman-temannya sudah tidak bisa lagi ikut pertandingan basket karena mereka
harus menjalani kelas tambahan dan juga ujian nasional kelulusan.
@DREAM@
“apa eonni pernah
menceritakan sesuatu pada kalian?”, tanya Hara pada kedua teman eonninya itu
-Bbunne dan Maya-. Kebetulan Bbunee dan Maya sedang menjenguk Jiyeol di rumah
sakit.
“dia tidak pernah
bercerita apa-apa pada kami saeng”, ujar Bbunee. “tapi dia benar-benar
bersikeras untuk bertemu dengan seseorang di Seoul”, cerita Hara. “eonni juga
tidak pernah bercerita padaku”, sambung Hara.
“seorang namja?”, tanya
Maya. “aku tidak tahu eonni”, jawab Hara putus asa.
“sudahlah, kau tidak
usah cemas ne. Jiyeol akan baik-baik saja”, Bbunee menenangkan Hara yang sudah
dianggapnya sebagai adik.
“ne, aku percaya itu”,
Hara tersenyum miris mengingat belum ada tanda-tanda kesembuhan untuk eonninya.
@DREAM@
“ya sudah kalau begitu
aku ke perpustakaan saja ya dengan Jae”, ucap Junsu ketika keluar dari kelas.
“hmm”, sahut Yunho sambil melihat handphonenya.
Mereka akhirnya berpisah, Jae dan Junsu pergi ke perpus
sedangkan Yunho, Yoochun dan Changmin pergi ke kantin untuk memenuhi panggilan
dari sunbae mereka. Tapi Yunho malah melihat Jiyeol sedang duduk bersama dengan
seorang namja. Ya walaupun Jiyeol hanya bisa memandangi namja itu, tapi entah
kenapa perasaan Yunho menjadi kesal. Mereka bertiga pun jalan ke arah namja
yang sedang bersama dengan Jiyeol.
“yo Jinwoon hyung..
whats up?”, Changmin terlihat sangat akrab sekali dengan namja yang ternyata
Jinwoon. Namja yang diincar Jiyeol, ber-high five pula.
“yo yo.. sudah lama
kita tidak bertemu”, sahut Jinwoon ramah.
“tentu saja, kau ini
kan sangat sibuk”, sambung Yunho. tanpa diketahui oleh yang lain, dia mendorong
Jiyeol dari kursi kantin kemudian duduk. Yunho memasang tampang tidak bersalah.
“aish!”, umpat Jiyeol
lalu bangun dari jatuhnya.
“ya maklum saja, aku
kan sebentar lagi lulus”
“belum tentu”, sahut
Yunho bercanda. “tapi ada apa kau memanggil kami?”
“tim basket”, jawab
namja itu. Yoochun dan Changmin tersenyum lebar.
“I want”, jawab
keduanya serempak. “okey. Kau?”, tanya Jinwoon pada Yunho yang masih menatap
sinis pada Jiyeol yang sekarang berada tepat di samping Jinwoon.
“aku? Sepertinya tidak
bisa hyung. Kau kan tahu, aku sangat fokus pada taekwondo”, jawab Yunho.
“ayolah Yun, lagipula
kau masih bisa ikut latihan taekwondo”, jelas Jinwoon. “ani hyung, mian”, jawab
Yunho pasti.
“kenapa tidak mau??”,
tanya Jiyeol pada Yunho tapi Yunho hanya diam saja.
@DREAM@
“Ya! Yunho-ssi. Kau
kenapa?”, tanya Jiyeol ketika mereka sampai di halaman rumah Yunho. “aku bicara
kau abaikan, aku bertanya kau tidak menjawab. Waeeeee??”, Jiyeol tetap saja
mengoceh di depan Yunho. Jiyeol merasa tidak dianggap disana.
Karena kesal, Jiyeol
manjambak rambut Yunho. “aaaww”, Yunho mengaduh.
“kau kenapa?”, eomma
Yunho heran mendengar suara Yunho yang mengaduh. “ah sepertinya di rumah kita
ada hantu eomma. Dia berani menjambak rambutku”, jawab Yunho sambil mengelus
kepalanya sendiri yang terasa sakit.
“hush, kau ini bicara
apa sih??”, eomma hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali menyaksikan drama
yang Ia tonton.
“Rasakan!”, umpat
Jiyeol. Tapi tiba-tiba saja, Yunho berlari kencang menuju kamarnya di atas.
“Ya! Yunho!!!!”, teriak Jiyeol karena merasa dikerjai.
Blam…
Pintu kamar Yunho
tertutup. “Ya! Yunho!! buka pintunya!! Bukaaaaaaa”, teriakan Jiyeol makin
histeris, karena tidak dibuka juga akhirnya Ia menggedor-gedor pintu Yunho.
“aish, Yunho!! jangan
berisik! Bunyi apa itu??”, tanya eomma dari bawah yang merasa terganggu dengan
suara-suara yang berasal dari kamar Yunho.
“Yun!!”, Jiyeol tetap
berteriak tidak menghiraukan omelan eomma Yunho.
CKLEK…
Yunho menatap Jiyeol, ‘eomma bisa mendengar ketukan pintu Jiyeol?
Kenapa bisa begitu?’ pikir Yunho.
“akhir-”, “Ya! kenapa
tiba-tiba lariii? Aishh”, Yunho berlari tanpa menghiraukan perkataan Jiyeol.
“eomma mendengar apa?”,
tanya Yunho penasaran. “kau memukul-mukul pintu, untuk apa sih?”, jawab eomma
aneh melihat tingkah anaknya itu.
‘eomma
bisa mendengar ketukan pintu Jiyeol? Bagaimana bisa? Apa ini berarti Jiyeol
akan segera kembali ke tubuhnya? Tapi kenapa ini terjadi setelah Jiyeol bertemu
dengan Jinwoon hyung? Apa ini ada hubungannya dengan Jinwoon hyung?’
Yunho bertanya-tanya dalam hati.
“Ya! Yunho-a, kau
memikirkan apa?”, Jiyeol menggoyang-goyangkan tubuh Yunho tapi Yunho tetap
tidak bergeming.
“ada apa sih
memangnya?”, eomma Yunho bertanya. “ani eomma, ya sudah aku tidur dulu ne”,
Yunho beranjak dari duduknya saat ini.
“aish, kau tidak
menganggapku disini ya??”, Jiyeol gerah dengan sikap Yunho yang acuh.
“Yunhoooo”, teriak
Jiyeol lebih keras ketika mereka sudah masuk ke dalam kamar Yunho.
“diam!”, bentak Yunho
membuat Jiyeol tersentak. “aku ingin tidur, kepalaku pusing. Arra??”
Jiyeol menghela nafas,
baru kali ini Ia mendengar Yunho berteriak. “hm.. ne, baiklah”, ucap Jiyeol
lemah lau keluar dari kamar Yunho.
“sebenarnya dia itu
kenapa ?”, tanya Jiyeol seperti ingin menangis. Airmata sudah memenuhi matanya
yang bulat.
@DREAM@
“ne tunggu sebentar”,
teriak eomma Yunho ketika tahu bahwa ada tamu yang datang.
“tumben sekali ada tamu
yang datang”, ujar Jiyeol sambil mengikuti langkah eomma Yunho keluar dari
rumah untuk membukakan pintu pagar depan.
NGIIKK…
“annyeong ahjumma”,
sapa namja bertubuh tinggi sama seperti Yunho itu menyapa eomma Yunho.
“aigo, keponakanku yang
tampan datang. Kenapa tidak memberitahuku dulu?”, eomma Yunho memeluk Jinwoon
yang ternyata adalah keponakannya.
Jiyeol yang berada di samping eomma Yunho, terperangah
kaget. “jadi, Jinwoon oppa adalah saudara Yunho?? aigo”, Jiyeol merasakan
tubuhnya melayang-layang di udara.
“memang aku pernah
memberitahu ahjumma ketika aku ingin kesini?”, tanya Jinwoon tersenyum lalu
masuk ke dalam rumah bersama eomma Yunho.
“ya memang tidak pernah
sih”, jawab eomma Yunho tersenyum juga.
“sudah lama kan aku
tidak kesini”, ucap Jinwoon. “Yunho bilang, kau sedang sibuk dengan pelajaran
tambahan dan persiapan untuk ujian kelulusan. benarkah?”, tanya eomma Yunho lalu
menyuruh Jinwoon duduk.
“ye ahjumma. Aku
benar-benar sangat pusing”, ucap Jinwoon sambil memijat-mijat dahinya.
“ya begitulah, harus
bersusah-susah dulu baru nanti bersenang-senang”, timpal eomma Yunho lalu
beranjak ke dapur untuk mengambil minuman.
“aigo, aku kira mereka
hanya sebatas teman. Hmm kenapa mereka harus bersaudara?”, ucap Jiyeol lemah.
“Yunho kemana
ahjumma?”, tanya Jinwoon.
“dia bilang tadi ingin
tidur siang”, jawab eomma Yunho lalu meletakkan minum di atas meja. Jinwoon
mengangguk-angguk tanda mengerti.
“hmm.. apa sudah ada
wanita selain Hana yang datang kemari ahjumma?”, tanya Jinwoon hati-hati.
“belum ada. Entahlah Jinwoon-a, kapan dia akan membawa seorang gadis kemari
lalu memperkenalkannya padaku”, eomma Yunho menghela nafas.
Jiyeol menyatukan
alisnya.
“tenang ahjumma,
sebentar lagi aku akan memperkenalkannya pada seorang yeoja”, Jinwoon
menyeringai. “jinjja?” Jinwoon terus tersenyum penuh arti.
“andwe”, bisik Jiyeol.
Entah kenapa jantungnya merasa berdetak cepat ketika mendengar kata-kata
Jinwoon.
@DREAM@
“hoamh.. Jiyeooll”,
panggil Yunho masih dengan mata yang mengantuk. “Jiyeol-a”, panggilnya lagi.
Tapi yang dipanggil pun tidak menjawab.
“kau sudah bangun?”,
tanya eomma Yunho di depan tv. Yunho duduk di samping eommanya.
“hm- Jiyeol kemana eomma?”, tanya Yunho masih
setengah mengantuk.
Eomma Yunho menatap ke arah
Yunho, “Jiyeol? Nugu?”, tanya eomma akhirnya.
“itu-” “mwo? Aaahh..
ani”, sepertinya Yunho sudah betul-betul sadar dari tidurnya. Eomma Yunho masih
menunggu penjelasan Yunho.
“aniyo, bukan
siapa-siapa. Aish mungkin tadi aku sedang bermimpi”, Yunho beralasan.
“jinjja?”, eomma Yunho
masih menyelidik. “benar”, Yunho lalu berdiri dari duduknya dan menjauh dari
eommanya, takut jika eommanya terus menanyakant tentang Jiyeol.
“babo Yunho”, rutuk
dirinya sendiri.
@DREAM@
Terlihat Jiyeol sedang
melamun. sesekali dia membenarkan rambutnya yang tergerai dihempas angin.
“apa Yunho marah
padaku?”
“tapi salahku apa? aku
merasa tidak bersalah”, Jiyeol berbicara dengan angin yang semilir. Jiyeol
menghela nafas berat. “jika memang benar Jinwoon oppa sudah mempunyai yeoja
untuk Yunho, buat apa aku disini?”, Jiyeol masih memikirkan kata-kata Jinwoon.
“tapi lebih anehnya
lagi, kenapa eomma Yunho bisa mendengar ketukan pintu yang ku buat??”, sekarang
Jiyeol memasang wajah berpikir.
“apa sebentar lagi aku
bisa kembali ke rumah? Atau..? aish ini membuat kepalaku pusing. Sungguh”,
Jiyeol memukul kepalanya sendiri.
@DREAM@
Yunho melamun di kamarnya, setelah tadi membersihkan
badannya agar rasa kantuknya itu hilang. Entah dia memikirkan apa, banyak
sekali hal yang dipikirkannya sekarang. Dimulai dari alasan kenapa Jiyeol
datang kemari dan bertemu dengannya, tapi anehnya teman-temannya tidak bisa
melihat Jiyeol, kenapa hanya dirinya yang bisa melihat Jiyeol. Setelah itu
ketika Ia melihat Jiyeol menatap Jinwoon dengan tatapan yang berarti, lalu
ketika eommanya tiba-tiba mendengar sesuatu yang dipukul oleh Jiyeol.
“aarrrrggghhh”, Yunho
mengacak-acak rambutnya frustasi.
CKLEK….
Terlihat sebuah kepala menyembul dari luar pintu dan itu membuat Yunho
terlonjak kaget.
“Ya!!”
“hehehe..mianhe”,
Jiyeol tersenyum tanpa dosa lalu masuk ke kamar Yunho.
“darimana saja kau?
Kenapa sudah malam begini kau baru masuk kamar?”, marah Yunho seperti suami
yang memarahi istrinya karena pulang telat. Jiyeol hanya diam sambil menatap
Yunho tanpa berkedip.
“kau punya mulut untuk
bicara kan?”, tanya Yunho kesal.
“ne, mianhe. Aku hanya
pergi sebentar keluar. Kau bilang tidak ingin di ganggu jadi aku pergi saja”,
jawab Jiyeol menunduk. Melihat itu, Yunho kembali merasa bersalah karena
sikapnya yang terlalu berlebihan.
“hm- mianhe, aku hanya
tidak ingin kau tersesat disini. aku juga minta maaf karena sikapku yang keras
padamu”
“gwenchana”, Jiyeol
tersenyum senang karena Yunho sudah tidak mengacuhkannya lagi. Jiyeol pun
mendekat ke arah Yunho dan memberanikan diri untuk bertanya.
“mwo?”, Yunho heran
melihat tingkah Jiyeol.
“hm—kenapa tadi kau
mengacuhkanku? Seakan aku tidak ada disini”, tanya Jiyeol hati-hati.
“tidak ada apa-apa”, sahut
Yunho singkat lalu mengambil kasur lipat yang ada di meja kecilnya. “aish.. kau
marah padaku kan? Wae Yun? Apa aku punya salah padamu?”, Jiyeol tetap ingin
tahu.
“ani”, Yunho bersiap
untuk tidur.
“Yuuuunnnn”, manja
Jiyeol sabil mengguncang-guncangkan tubuh Yunho yang sudah berbaring dikasur
lipatnya. Tapi sesuatu terjadi.. CUP.. bibir mereka bersentuhan satu sama lain.
mereka pun hanya diam terpaku. 10 detik kemudian…
Yunho bangun dari tidurnya sedangkan Jiyeol memalingkan
wajahnya dari Yunho. ‘apa yang baru saja
aku lakukan. Babo!’ teriak Jiyeol dan Yunho dalam hati.
“tidurlah! Besok aku
harus bangun pagi”, ujar Yunho cepat lalu menutup seluruh tubuhnya dengan
selimut.
“ne”, Jiyeol langsung
beranjak ke kasur dan merebahkan dirinya.
@DREAM@
Keesokkan
harinya…..
Keadaan
masih diselimuti dengan rasa canggung. tadi ketika Yunho keluar dari kamar
mandi hanya dengan memakai handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya, wajah
Jiyeol memerah seketika, jantungnya tiba-tiba beretak lebih cepat. Dan alhasil
dia langsung pergi keluar dari kamar Yunho untuk mengatur jantungnya agar tidak
berhenti secara tiba-tiba.
“aku duluan…”, ucap
Jiyeol lalu keluar dari mobil Yunho. sekarang mereka sudah sampai di sekolah
Yunho.
Yunho hanya
menggeleng-gelengkan kepalanya.
Yunho berjalan di belakang Jiyeol, sesekali Yunho
menyusul Jiyeol dan berjalan berdampingan dengannya tapi Jiyeol malah berjalan
lebih cepat lagi meninggalkan Yunho. ‘aku
tahu kau merasa canggung kan?’ Yunho tertawa dalam hati. Sejujurnya Yunho
sangat senang dengan kejadian semalam. Dia sebenarnya tidak tidur semalaman
hanya karena memikirkan kejadian itu. karena itu adalah ciuman pertama seorang
Jung Yunho.
“Yunhooo”, teriak Hana
yang disampingnya ada Jinwoon. Tiba-tiba Jiyeol berhenti ketika melihat Jinwoon
dan Hana lama-lama mendekat.
“ada apa?”, Yunho
bertanya pada Jiyeol tapi yang menjawab malah Hana.
“hanya ingin
memanggilmu saja untuk bertemu dengan Jinwoon sunbae”, jawab Hana dengan
senyum.
“wae? kau cemburu
melihatku dengannya?”, ledek Jinwoon. “ani..”, sahut Yunho singkat masih
menatap Jiyeol lekat.
Tiba-tiba saja Jiyeol berlari meninggalkan Yunho. Yunho
ingin berteriak tapi dia sadar masih berada di tempat ramai. ‘apa dia memang benar-benar menyukai Jinwoon
hyung?’ pikir Yunho.
“jangan seperti itu,
secara tidak langsung kau menolakku”, Hana cemberut.
“hehe.. mian. Ya sudah
aku ke kelas ya Hana, hyung”, Yunho pamit pada kedua orang itu.
@DREAM@
“apa? dia sudah sampai
di Seoul? Ini sungguhan kah?”, tanya Jinwoon pada dirinya sendiri sambil
mengutak-atik handphonenya.
Jinwoon baru saja membuka akun twitternya dan membaca
mention dari seorang gadis yang baru Ia kenal beberapa bulan ini. Dia memang
mengajak gadis itu untuk bertemu di Seoul, tapi…
“tapi tidak secepat ini
kan? Lagipula Seoul ini luas. Aku saja belum memberitahu alamatnya. Ya Tuhan”,
Jinwoon merasa khawatir, Ia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
“ada apa hyung?”, tanya
Yunho yang tiba-tiba saja sudah berada disamping Jinwoon.
“e.. aniyeyo”, Jinwoon
mendadak gugup ketika melihat Yunho. Seharusnya dia tidak gugup, karena
sekarang Ia sedang berada di rumah Yunho. Wajar saja kan jika Yunho ada disini.
“minumlah”, Yunho
memberikan sekaleng soda pada sepupunya itu. Jinwoon hanya mengangguk.
Hening…
“Hyung”, panggil Yunho.
Jinwoon hanya menoleh.
“kau percaya tidak jika
aku menyukai seorang hantu?”, tanya Yunho mengagetkan Jinwoon.
“apa? Ya! lebih baik
kau menyukai gadis jelek dibandingkan harus menyukai hantu!”, bentak Jinwoon.
“aku bertanya
pelan-pelan, tapi kau malah membentakku! Aish”, cibir Yunho. “mi..mianhe..
habis kau ada-ada saja Yun”
“Yunho…”, panggil
Jiyeol tapi tiba-tiba berhenti ketika melihat Jinwoon. Yunho menatap aneh
Jiyeol.
“Yun, sepertinya ada
yang memanggilmu. Kau dengar tidak?”, Jinwoon menoleh mencari sumber suara.
‘Jinwoon
hyung bisa mendengar suara Jiyeol?’ batin Yunho.
“atau jangan-jangan,
itu suara hantu yang kau-”
“ah bukan apa-apa, kau
mungkin salah dengar hyung”, Yunho memotong kata-kata yang akan dilontarkan
oleh sepupunya itu.
==To Be Continued==
0 komentar:
Posting Komentar