Halaman

Minggu, 14 September 2014

"JODOH" ~ 3

~ 3

        Esoknya, ketika sekolah libur. Jae, Yoochun, Junsu dan Changmin pergi ke rumah Yunho untuk menjalankan misi mereka. Mereka sedang berpikir mencari jalan keluar agar cepat menemukan seseorang yang Jiyeol cari. Mereka sekarang berada di kamar Yunho, tepatnya dilantai kamar Yunho. Mereka duduk di bawah yang beralaskan karpet. Lengkap dengan makanan ringan dan minuman segar buatan eomma Yunho. sedangkan Jiyeol hanya memperhatikan mereka satu persatu. ‘kenapa mereka baik sekali padaku?’ batinnya bertanya-tanya.

“ah, bagaimana kalau kita mencari akun twitter orang itu saja”, Changmin mendapatkan ide yang sempurna. Dia mendapatkan anggukan yang antusias dari sahabatnya itu.

Yunho mengeluarkan sebuah laptop dari tas ranselnya beserta modem eksternal yang ia beli bersama dengan Yoochun tahun lalu.
“ini”, Yunho menyerahkan laptopnya kepada Jae. “kau saja yang mengetik”, ucap Jae malas.

“aish, aku tidak kenal dengan namanya media social twitter atau apalah itu”, cibir Yunho. “apa yang kau lakukan sih jika di rumah? Aigo”, kesal Yoochun pada namja yang tidak bergaul ini.
“main games. Itulah pekerjaanku”, jawab Yunho ketus.

Akhirnya daripada mendengarkan ocehan-ocehan yang tidak jelas, Changmin turun tangan kembali mengetikan sebuah alamat web. www.twitter.com.



“apa nama akun Jiyeol dan passwordnya?”, tanya Changmin pada Yunho. Yunho hanya melirik ke arah Jiyeol yang berada di sampingnya. “JiyeolKim, passwordku j1ye0l”, ucap Jiyeol menatap Changmin.

“JiyeolKim, j1ye0l. kau gaul sekali memakai password seperti itu. haha”, tawa Yunho. “jangan salah, password seperti itu jarang sekali bisa di tembus oleh orang lain”, bangga Jiyeol. “neee”, ucap Yunho malas.
Changmin berhasil membuka akun twitter Jiyeol dan ….

“Ya!”, Jiyeol menutup foto yang terpampang di akunnya. Dia lupa kalau yang lain masih bisa melihat foto itu. “kenapa di tutup??”, tanya Yunho kesal pada Jiyeol. Sedangkan yang lain, memandangi sosok Jiyeol di foto itu tanpa berkedip. Dia hanya memakai tanktop berwarna merah dengan rambut panjangnya yang tergerai.

“yeppeudaa”, ucap mereka bersamaan. Yunho yang mendengar hal itu, menatap ke-empatnya dengan pandangan aneh. Mungkin dia juga lupa kalau sahabat-sahabatnya itu tetap bisa melihat walau sudah ditutupi oleh tangan Jiyeol.

“auw”, Jiyeol mengaduh, tangannya disingkarkan dari layar laptop. “aku tidak bisa lihat layarnya”, ucap Yunho kesal. “lagipula, walaupun kau tutup dengan tanganmu, tetap saja makhluk-makhluk ini bisa melihatnya”, lanjut Yunho sambil menunjuk sahabat-sahabatnya itu, membuat Jiyeol sadar. “aish, babo Jiyeol”, Jyeol menepuk dahinya sendiri.

“ekhm..apa nama akun temanmu itu Jiyeol-a?”, tanya Changmin yang sudah sadar dari keterpanaannya melihat Jiyeol. “7Un9”, jawab Yunho mengulangi kata-kata Jiyeol. “akun yang aneh”, pikir Yunho.

“aaahhh.. ini kan?”, tanya Jaejoong yang sedari tadi ikut mencari. “dia mengirimkan kata-kata di akunmu -mention maksudnya-”.

“JIyeol-a? eodi? Bogoshippo”, Jaejoong membacakannya untuk Jiyeol tapi Jiyeol malah ingin menangis, jelas sekali matanya hampir saja ingin mengeluarkan cairan bening. Dia buru-buru menutupi wajahnya.

“sini, aku saja yang membalasnya. 7Un9-a nado bogoshippo”, ucap Yunho sambil mengetik. “memang tidak apa Yun? Nanti Jiyeol marah padamu”, takut Junsu. “tidak apa-apa”, sahut Yunho tanpa melihat Jiyeol.

“aish, aku saja sini!”, Jiyeol mengambil laptop yang ada di depan Yunho, itu membuat yang lain takut, lebih tepatnya kaget. “Ya! kau mengagetkan kami Jiyeol-a”, ucap Changmin dengan nafas yang terengah-engah. “mian mian”, sahut Jiyeol cepat.

@DREAM@

            Kamar Yunho menjadi sepi kembali, Changmin dan yang lain sudah pulang beberapa menit yang lalu. Tinggallah Yunho dan Jiyeol berdua di kamar. Yunho sedang asyik dengan games komputer sejak tadi. Sedangkan Jiyeol, dia masih memikirkan kata-kata yang dikirim 7Un9 -teman dunia mayanya-. ‘7Un9-a’ panggil Jiyeol dalam hati.

“hmm” sahut Yunho tiba-tiba. Seketika Jiyeol menoleh ke arah Yunho dengan bingung. Ditatapnya Yunho, ‘kenapa dia yang menyahut? Apa-’ pikir Jiyeol masih bingung.
“ada apa? kau memanggilku kan?”, tanya Yunho masih fokus dengan gamesnya. Jiyeol tetap diam.

“Ya!”, Yunho menghentikkan permainannya lalu menatap Jiyeol. “kenapa melihatku seperti itu?”, tanya Yunho lagi. “aish! Kau ini kenapa sih? Masih memikirkan 7Un9 mu itu?”, Jiyeol masih tetap diam.
“kau menyukainya?”, kata-kata itu terlontar dari mulut Yunho. “ye?”, Jiyeol mengalihkan pandangannya ke arah lain. “kau menyukainya?”, Yunho mengulangi pertanyaan lagi. Dia mendekati Jiyeol.

“benarkan kau menyukainya?”, tanya Yunho lagi masih dengan kata-kata ‘menyukainya’.
“akuuu.. dulu aku memang menyukainya tapiiii mungkin sekarang aku me- meny-”

“Yunhooo…”, CKLEK… eomma Yunho masuk ke dalam kamar Yunho. “ada Hana”, ucap eomma pelan. “ada apa ya?”, tanya Yunho lalu beranjak dari duduknya.
‘aish! Yeoja itu lagi’ kesal Jiyeol. Dia berlari menyusul Yunho.

Sesampainya di ruang tamu…
“annyeong Yun”, sapa Hana menunjukkan senyumnya yang menurutnya manis. “hm.. annyeong”, balas Yunho. “duduklah!”, suruh Yunho. “ada apa kau kemari?”, tanya Yunho. “hm.. aku hanya ingin mengambil kotak nasi yang waktu itu kuberikan padamu”, ucap Hana malu-malu.
“aaaa… ya aku ingat. Mian belum sempat ku kembalikan padamu”

“gwenchana, tadi aku kebetulan lewat sini jadi menurutku sekalian saja aku mampir”, jelas Hana. “kurae, aku ambil dulu ne”, Yunho pergi ke dapur meninggalkan Hana dan Jiyeol yang sedari tadi sudah ada di samping Hana.

“kau sangat tampan Yun walaupun hanya memakai kaos polos seperti itu”, Hana sangat senang.
“itu pasti hanya alasan dia untuk bertemu dengan Yunho. aish! Genit sekali sih yeoja ini. rasakan!”, Jiyeol menarik rambut panjang Hana, sontak Hana kaget dan mengaduh.

“ada apa?”, tanya Yunho yang sudah kembali dari dapur dengan membawa kotak nasi milik Hana. “aahh aniya”, ucap Hana kikuk lalu merapikan rambutnya. Yunho hanya tersenyum paksa.
Jiyeol menggeleng seakan berkata ‘aku tidak melakukan apa-apa’

@DREAM@

            Hari ke-6 tiba…
            Saat ini, Jiyeol sudah berada di ruang kelas Yunho. tepatnya dia berada di kursi Yunho, mengambil setengah tempat duduk Yunho. pelajaran sudah dimulai sejak 15 menit yang lalu. Sudah 15 menit pula, Yunho merasakan pegal karena duduk yang tidak nyaman. ‘aish, aku jadi tidak konsen belajar jika seperti ini terus’ gerutunya dalam hati. Sedangkan Jiyeol sangat nyaman sekali sambil mendengarkan celotehan dari Lee seonsaengnim yang sedang menjelaskan tentang pelajaran matematika.

“aish, lama-lama bosan mendengarkannya”, cibir Jiyeol. “tapi aku jadi rindu pada Han seonsaengnim, guru matematikaku. Aku juga rindu pada teman-teman dan sekolahkuuu..”, rengek Jiyeol menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Hampir saja Yunho jatuh tapi untungnya saja Yunho bisa menjaga keseimbangannya.

“aish jangan bergerak-gerak”, bisik Yunho pelan pada wanita di sebelahnya. Tapi Jiyeol malah menatap sinis Yunho.

“Yunho, ada apa?”, tanya Lee seonsaengnim mengagetkan Yunho. “ah.. tidak ada apa-apa seonsaengnim”, jawab Yunho tersenyum paksa.
“tapi kenapa kau duduk seperti itu?”, tanya Lee seonsaengnim -lagi-. “kakiku pegal jadi aku duduk seperti ini”, Yunho beralasan. Duduknya memang tidak wajar, kakinya memanjang ke arah luar meja.

Sedangkan Jae, Changmin, Junsu dan Yoochun hanya tertawa. Mereka tahu bahwa Jiyeol ada disamping Yunho.

“ya sudah, kau kerjakan soal yang ada di depan papan tulis”, ujar seonsaengnim. “gara-gara kau!”, bisik Yunho hampir seperti dia berkomat kamit sendiri. Yunho maju ke depan diikuti Jiyeol yang berada di belakangnya.

“haha.. oke kalau begitu. Aku pergi berjalan-jalan dulu ne”, Jiyeol tertawa di atas penderitaan Yunho. Yunho hanya bisa merutuk dalam hati.

Di luar kelas…
“aku rasa dia tidak akan bisa mengerjakan soal itu”, cela Jiyeol. “semalam kan dia tidak belajar, dia malah tidur dengan kepala yang beralaskan buku-buku matematika. Haha”.

“Ya! Maru-ya, tangkap!”, teriak salah satu namja yang sekarang berada di lapangan sedang bermain basket. Sepertinya mereka sedang ada pelajaran olahraga.

            Jiyeol melihat namja yang berteriak itu -namja tinggi dan putih-. Jiyeol menatap namja itu dari kejauhan. Dia sekarang sedang mendrible bola basket. “keren”, kata-kata itu terucap dari mulut Jiyeol.
“Ya! aku ini bicara apa sih?? Babo!”, Jiyeol memukul kepalanya sendiri. “kemarin tergila-gila dengan 7Un9, lalu Yunho. Ups”, Jiyeol menutup mulutnya sendiri takut jika Yunho medengar karena dia masih berada di depan ruang kelas Yunho. “dan sekarang namja itu. aish! Kau gila Jiyeol-a”, lanjut Jiyeol.

“aku lelah Jinwoon-a. istirahat dulu ne”, ucap namja yang dipanggil Maru itu.
“jadi namanya Jinwoon”, Jiyeol tersenyum sendiri.

“ah ne, aku juga lelah”, ucap Jinwoon lalu duduk di tanah samping lapangan basket, tepatnya di depan ruang kelas Yunho, dan di depan Jiyeol.

“OMG, dia tampan sekali jika dilihat dari dekat. Apa aku harus kesana?”, tanyanya seperti yeoja kegenitan.
“bagaimana kau jadi mengajak Yunho dan yang lain untuk bergabung di tim kita?”, tanya Maru yang duduk di samping Jinwoon.

“Yunho?”, tanya Jiyeol aneh.
“hmm.. sudah beberapa hari ini aku belum bertemu dengan Yunho”, Jinwoon menjawab pertanyaan Maru.

            Jinwoon memang berencana untuk mengajak Yunho, Changmin dan Yoochun untuk masuk ke dalam tim basketnya karena Jinwoon dan teman-temannya sudah tidak bisa lagi ikut pertandingan basket karena mereka harus menjalani kelas tambahan dan juga ujian nasional kelulusan.

@DREAM@

“apa eonni pernah menceritakan sesuatu pada kalian?”, tanya Hara pada kedua teman eonninya itu -Bbunne dan Maya-. Kebetulan Bbunee dan Maya sedang menjenguk Jiyeol di rumah sakit.

“dia tidak pernah bercerita apa-apa pada kami saeng”, ujar Bbunee. “tapi dia benar-benar bersikeras untuk bertemu dengan seseorang di Seoul”, cerita Hara. “eonni juga tidak pernah bercerita padaku”, sambung Hara.
“seorang namja?”, tanya Maya. “aku tidak tahu eonni”, jawab Hara putus asa.

“sudahlah, kau tidak usah cemas ne. Jiyeol akan baik-baik saja”, Bbunee menenangkan Hara yang sudah dianggapnya sebagai adik.
“ne, aku percaya itu”, Hara tersenyum miris mengingat belum ada tanda-tanda kesembuhan untuk eonninya.

@DREAM@

“ya sudah kalau begitu aku ke perpustakaan saja ya dengan Jae”, ucap Junsu ketika keluar dari kelas. “hmm”, sahut Yunho sambil melihat handphonenya.

            Mereka akhirnya berpisah, Jae dan Junsu pergi ke perpus sedangkan Yunho, Yoochun dan Changmin pergi ke kantin untuk memenuhi panggilan dari sunbae mereka. Tapi Yunho malah melihat Jiyeol sedang duduk bersama dengan seorang namja. Ya walaupun Jiyeol hanya bisa memandangi namja itu, tapi entah kenapa perasaan Yunho menjadi kesal. Mereka bertiga pun jalan ke arah namja yang sedang bersama dengan Jiyeol.

“yo Jinwoon hyung.. whats up?”, Changmin terlihat sangat akrab sekali dengan namja yang ternyata Jinwoon. Namja yang diincar Jiyeol, ber-high five pula.
“yo yo.. sudah lama kita tidak bertemu”, sahut Jinwoon ramah.

“tentu saja, kau ini kan sangat sibuk”, sambung Yunho. tanpa diketahui oleh yang lain, dia mendorong Jiyeol dari kursi kantin kemudian duduk. Yunho memasang tampang tidak bersalah.
“aish!”, umpat Jiyeol lalu bangun dari jatuhnya.

“ya maklum saja, aku kan sebentar lagi lulus”
“belum tentu”, sahut Yunho bercanda. “tapi ada apa kau memanggil kami?”
“tim basket”, jawab namja itu. Yoochun dan Changmin tersenyum lebar.

“I want”, jawab keduanya serempak. “okey. Kau?”, tanya Jinwoon pada Yunho yang masih menatap sinis pada Jiyeol yang sekarang berada tepat di samping Jinwoon.

“aku? Sepertinya tidak bisa hyung. Kau kan tahu, aku sangat fokus pada taekwondo”, jawab Yunho.
“ayolah Yun, lagipula kau masih bisa ikut latihan taekwondo”, jelas Jinwoon. “ani hyung, mian”, jawab Yunho pasti.

“kenapa tidak mau??”, tanya Jiyeol pada Yunho tapi Yunho hanya diam saja.

@DREAM@

“Ya! Yunho-ssi. Kau kenapa?”, tanya Jiyeol ketika mereka sampai di halaman rumah Yunho. “aku bicara kau abaikan, aku bertanya kau tidak menjawab. Waeeeee??”, Jiyeol tetap saja mengoceh di depan Yunho. Jiyeol merasa tidak dianggap disana.

Karena kesal, Jiyeol manjambak rambut Yunho. “aaaww”, Yunho mengaduh.
“kau kenapa?”, eomma Yunho heran mendengar suara Yunho yang mengaduh. “ah sepertinya di rumah kita ada hantu eomma. Dia berani menjambak rambutku”, jawab Yunho sambil mengelus kepalanya sendiri yang terasa sakit.

“hush, kau ini bicara apa sih??”, eomma hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali menyaksikan drama yang Ia tonton.

“Rasakan!”, umpat Jiyeol. Tapi tiba-tiba saja, Yunho berlari kencang menuju kamarnya di atas. “Ya! Yunho!!!!”, teriak Jiyeol karena merasa dikerjai.

Blam…

Pintu kamar Yunho tertutup. “Ya! Yunho!! buka pintunya!! Bukaaaaaaa”, teriakan Jiyeol makin histeris, karena tidak dibuka juga akhirnya Ia menggedor-gedor pintu Yunho.

“aish, Yunho!! jangan berisik! Bunyi apa itu??”, tanya eomma dari bawah yang merasa terganggu dengan suara-suara yang berasal dari kamar Yunho.
“Yun!!”, Jiyeol tetap berteriak tidak menghiraukan omelan eomma Yunho.

CKLEK…

Yunho menatap Jiyeol, ‘eomma bisa mendengar ketukan pintu Jiyeol? Kenapa bisa begitu?’ pikir Yunho.

“akhir-”, “Ya! kenapa tiba-tiba lariii? Aishh”, Yunho berlari tanpa menghiraukan perkataan Jiyeol.
“eomma mendengar apa?”, tanya Yunho penasaran. “kau memukul-mukul pintu, untuk apa sih?”, jawab eomma aneh melihat tingkah anaknya itu.

‘eomma bisa mendengar ketukan pintu Jiyeol? Bagaimana bisa? Apa ini berarti Jiyeol akan segera kembali ke tubuhnya? Tapi kenapa ini terjadi setelah Jiyeol bertemu dengan Jinwoon hyung? Apa ini ada hubungannya dengan Jinwoon hyung?’ Yunho bertanya-tanya dalam hati.

“Ya! Yunho-a, kau memikirkan apa?”, Jiyeol menggoyang-goyangkan tubuh Yunho tapi Yunho tetap tidak bergeming.

“ada apa sih memangnya?”, eomma Yunho bertanya. “ani eomma, ya sudah aku tidur dulu ne”, Yunho beranjak dari duduknya saat ini.

“aish, kau tidak menganggapku disini ya??”, Jiyeol gerah dengan sikap Yunho yang acuh.
“Yunhoooo”, teriak Jiyeol lebih keras ketika mereka sudah masuk ke dalam kamar Yunho.

“diam!”, bentak Yunho membuat Jiyeol tersentak. “aku ingin tidur, kepalaku pusing. Arra??”
Jiyeol menghela nafas, baru kali ini Ia mendengar Yunho berteriak. “hm.. ne, baiklah”, ucap Jiyeol lemah lau keluar dari kamar Yunho.

“sebenarnya dia itu kenapa ?”, tanya Jiyeol seperti ingin menangis. Airmata sudah memenuhi matanya yang bulat.

@DREAM@

“ne tunggu sebentar”, teriak eomma Yunho ketika tahu bahwa ada tamu yang datang.
“tumben sekali ada tamu yang datang”, ujar Jiyeol sambil mengikuti langkah eomma Yunho keluar dari rumah untuk membukakan pintu pagar depan.

NGIIKK…

“annyeong ahjumma”, sapa namja bertubuh tinggi sama seperti Yunho itu menyapa eomma Yunho.
“aigo, keponakanku yang tampan datang. Kenapa tidak memberitahuku dulu?”, eomma Yunho memeluk Jinwoon yang ternyata adalah keponakannya.

            Jiyeol yang berada di samping eomma Yunho, terperangah kaget. “jadi, Jinwoon oppa adalah saudara Yunho?? aigo”, Jiyeol merasakan tubuhnya melayang-layang di udara.
“memang aku pernah memberitahu ahjumma ketika aku ingin kesini?”, tanya Jinwoon tersenyum lalu masuk ke dalam rumah bersama eomma Yunho.

“ya memang tidak pernah sih”, jawab eomma Yunho tersenyum juga.

“sudah lama kan aku tidak kesini”, ucap Jinwoon. “Yunho bilang, kau sedang sibuk dengan pelajaran tambahan dan persiapan untuk ujian kelulusan. benarkah?”, tanya eomma Yunho lalu menyuruh Jinwoon duduk.

“ye ahjumma. Aku benar-benar sangat pusing”, ucap Jinwoon sambil memijat-mijat dahinya.
“ya begitulah, harus bersusah-susah dulu baru nanti bersenang-senang”, timpal eomma Yunho lalu beranjak ke dapur untuk mengambil minuman.

“aigo, aku kira mereka hanya sebatas teman. Hmm kenapa mereka harus bersaudara?”, ucap Jiyeol lemah.
“Yunho kemana ahjumma?”, tanya Jinwoon.

“dia bilang tadi ingin tidur siang”, jawab eomma Yunho lalu meletakkan minum di atas meja. Jinwoon mengangguk-angguk tanda mengerti.

“hmm.. apa sudah ada wanita selain Hana yang datang kemari ahjumma?”, tanya Jinwoon hati-hati. “belum ada. Entahlah Jinwoon-a, kapan dia akan membawa seorang gadis kemari lalu memperkenalkannya padaku”, eomma Yunho menghela nafas.
Jiyeol menyatukan alisnya.

“tenang ahjumma, sebentar lagi aku akan memperkenalkannya pada seorang yeoja”, Jinwoon menyeringai. “jinjja?” Jinwoon terus tersenyum penuh arti.

“andwe”, bisik Jiyeol. Entah kenapa jantungnya merasa berdetak cepat ketika mendengar kata-kata Jinwoon.

@DREAM@

“hoamh.. Jiyeooll”, panggil Yunho masih dengan mata yang mengantuk. “Jiyeol-a”, panggilnya lagi. Tapi yang dipanggil pun tidak menjawab.

“kau sudah bangun?”, tanya eomma Yunho di depan tv. Yunho duduk di samping eommanya.
“hm-  Jiyeol kemana eomma?”, tanya Yunho masih setengah mengantuk.
Eomma Yunho menatap ke arah Yunho, “Jiyeol? Nugu?”, tanya eomma akhirnya.

“itu-” “mwo? Aaahh.. ani”, sepertinya Yunho sudah betul-betul sadar dari tidurnya. Eomma Yunho masih menunggu penjelasan Yunho.

“aniyo, bukan siapa-siapa. Aish mungkin tadi aku sedang bermimpi”, Yunho beralasan.

“jinjja?”, eomma Yunho masih menyelidik. “benar”, Yunho lalu berdiri dari duduknya dan menjauh dari eommanya, takut jika eommanya terus menanyakant tentang Jiyeol.
“babo Yunho”, rutuk dirinya sendiri.

@DREAM@

Terlihat Jiyeol sedang melamun. sesekali dia membenarkan rambutnya yang tergerai dihempas angin.
“apa Yunho marah padaku?”

“tapi salahku apa? aku merasa tidak bersalah”, Jiyeol berbicara dengan angin yang semilir. Jiyeol menghela nafas berat. “jika memang benar Jinwoon oppa sudah mempunyai yeoja untuk Yunho, buat apa aku disini?”, Jiyeol masih memikirkan kata-kata Jinwoon.

“tapi lebih anehnya lagi, kenapa eomma Yunho bisa mendengar ketukan pintu yang ku buat??”, sekarang Jiyeol memasang wajah berpikir.

“apa sebentar lagi aku bisa kembali ke rumah? Atau..? aish ini membuat kepalaku pusing. Sungguh”, Jiyeol memukul kepalanya sendiri.

@DREAM@

            Yunho melamun di kamarnya, setelah tadi membersihkan badannya agar rasa kantuknya itu hilang. Entah dia memikirkan apa, banyak sekali hal yang dipikirkannya sekarang. Dimulai dari alasan kenapa Jiyeol datang kemari dan bertemu dengannya, tapi anehnya teman-temannya tidak bisa melihat Jiyeol, kenapa hanya dirinya yang bisa melihat Jiyeol. Setelah itu ketika Ia melihat Jiyeol menatap Jinwoon dengan tatapan yang berarti, lalu ketika eommanya tiba-tiba mendengar sesuatu yang dipukul oleh Jiyeol.

“aarrrrggghhh”, Yunho mengacak-acak rambutnya frustasi.

CKLEK…. Terlihat sebuah kepala menyembul dari luar pintu dan itu membuat Yunho terlonjak kaget.
“Ya!!”

“hehehe..mianhe”, Jiyeol tersenyum tanpa dosa lalu masuk ke kamar Yunho.

“darimana saja kau? Kenapa sudah malam begini kau baru masuk kamar?”, marah Yunho seperti suami yang memarahi istrinya karena pulang telat. Jiyeol hanya diam sambil menatap Yunho tanpa berkedip.
“kau punya mulut untuk bicara kan?”, tanya Yunho kesal.

“ne, mianhe. Aku hanya pergi sebentar keluar. Kau bilang tidak ingin di ganggu jadi aku pergi saja”, jawab Jiyeol menunduk. Melihat itu, Yunho kembali merasa bersalah karena sikapnya yang terlalu berlebihan.
“hm- mianhe, aku hanya tidak ingin kau tersesat disini. aku juga minta maaf karena sikapku yang keras padamu”

“gwenchana”, Jiyeol tersenyum senang karena Yunho sudah tidak mengacuhkannya lagi. Jiyeol pun mendekat ke arah Yunho dan memberanikan diri untuk bertanya.
“mwo?”, Yunho heran melihat tingkah Jiyeol.
“hm—kenapa tadi kau mengacuhkanku? Seakan aku tidak ada disini”, tanya Jiyeol hati-hati.

“tidak ada apa-apa”, sahut Yunho singkat lalu mengambil kasur lipat yang ada di meja kecilnya. “aish.. kau marah padaku kan? Wae Yun? Apa aku punya salah padamu?”, Jiyeol tetap ingin tahu.
“ani”, Yunho bersiap untuk tidur.

“Yuuuunnnn”, manja Jiyeol sabil mengguncang-guncangkan tubuh Yunho yang sudah berbaring dikasur lipatnya. Tapi sesuatu terjadi.. CUP.. bibir mereka bersentuhan satu sama lain. mereka pun hanya diam terpaku. 10 detik kemudian…

            Yunho bangun dari tidurnya sedangkan Jiyeol memalingkan wajahnya dari Yunho. ‘apa yang baru saja aku lakukan. Babo!’ teriak Jiyeol dan Yunho dalam hati.
“tidurlah! Besok aku harus bangun pagi”, ujar Yunho cepat lalu menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
“ne”, Jiyeol langsung beranjak ke kasur dan merebahkan dirinya.

@DREAM@

Keesokkan harinya…..
Keadaan masih diselimuti dengan rasa canggung. tadi ketika Yunho keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk yang menutupi bagian bawah tubuhnya, wajah Jiyeol memerah seketika, jantungnya tiba-tiba beretak lebih cepat. Dan alhasil dia langsung pergi keluar dari kamar Yunho untuk mengatur jantungnya agar tidak berhenti secara tiba-tiba.

“aku duluan…”, ucap Jiyeol lalu keluar dari mobil Yunho. sekarang mereka sudah sampai di sekolah Yunho.
Yunho hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

            Yunho berjalan di belakang Jiyeol, sesekali Yunho menyusul Jiyeol dan berjalan berdampingan dengannya tapi Jiyeol malah berjalan lebih cepat lagi meninggalkan Yunho. ‘aku tahu kau merasa canggung kan?’ Yunho tertawa dalam hati. Sejujurnya Yunho sangat senang dengan kejadian semalam. Dia sebenarnya tidak tidur semalaman hanya karena memikirkan kejadian itu. karena itu adalah ciuman pertama seorang Jung Yunho.

“Yunhooo”, teriak Hana yang disampingnya ada Jinwoon. Tiba-tiba Jiyeol berhenti ketika melihat Jinwoon dan Hana lama-lama mendekat.

“ada apa?”, Yunho bertanya pada Jiyeol tapi yang menjawab malah Hana.
“hanya ingin memanggilmu saja untuk bertemu dengan Jinwoon sunbae”, jawab Hana dengan senyum.

“wae? kau cemburu melihatku dengannya?”, ledek Jinwoon. “ani..”, sahut Yunho singkat masih menatap Jiyeol lekat.

            Tiba-tiba saja Jiyeol berlari meninggalkan Yunho. Yunho ingin berteriak tapi dia sadar masih berada di tempat ramai. ‘apa dia memang benar-benar menyukai Jinwoon hyung?’ pikir Yunho.

“jangan seperti itu, secara tidak langsung kau menolakku”, Hana cemberut.
“hehe.. mian. Ya sudah aku ke kelas ya Hana, hyung”, Yunho pamit pada kedua orang itu.

@DREAM@

“apa? dia sudah sampai di Seoul? Ini sungguhan kah?”, tanya Jinwoon pada dirinya sendiri sambil mengutak-atik handphonenya.

            Jinwoon baru saja membuka akun twitternya dan membaca mention dari seorang gadis yang baru Ia kenal beberapa bulan ini. Dia memang mengajak gadis itu untuk bertemu di Seoul, tapi…

“tapi tidak secepat ini kan? Lagipula Seoul ini luas. Aku saja belum memberitahu alamatnya. Ya Tuhan”, Jinwoon merasa khawatir, Ia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

“ada apa hyung?”, tanya Yunho yang tiba-tiba saja sudah berada disamping Jinwoon.

“e.. aniyeyo”, Jinwoon mendadak gugup ketika melihat Yunho. Seharusnya dia tidak gugup, karena sekarang Ia sedang berada di rumah Yunho. Wajar saja kan jika Yunho ada disini.
“minumlah”, Yunho memberikan sekaleng soda pada sepupunya itu. Jinwoon hanya mengangguk.

            Hening…

“Hyung”, panggil Yunho. Jinwoon hanya menoleh.
“kau percaya tidak jika aku menyukai seorang hantu?”, tanya Yunho mengagetkan Jinwoon.

“apa? Ya! lebih baik kau menyukai gadis jelek dibandingkan harus menyukai hantu!”, bentak Jinwoon.
“aku bertanya pelan-pelan, tapi kau malah membentakku! Aish”, cibir Yunho. “mi..mianhe.. habis kau ada-ada saja Yun”

“Yunho…”, panggil Jiyeol tapi tiba-tiba berhenti ketika melihat Jinwoon. Yunho menatap aneh Jiyeol.
“Yun, sepertinya ada yang memanggilmu. Kau dengar tidak?”, Jinwoon menoleh mencari sumber suara.
‘Jinwoon hyung bisa mendengar suara Jiyeol?’ batin Yunho.

“atau jangan-jangan, itu suara hantu yang kau-”

“ah bukan apa-apa, kau mungkin salah dengar hyung”, Yunho memotong kata-kata yang akan dilontarkan oleh sepupunya itu.

==To Be Continued==

0 komentar:

Posting Komentar