~ 4
Pukul 9 malam, Jiyeol masih saja
membuka jendela kamar Yunho. Merasakan hembusan angin yang menyentuh pipinya.
Ia menatap langit malam Seoul, tempat yang ingin sekali Ia datangi. Tapi
sekarang, dia malah merasa menyesal karena pergi ke Seoul hanya membuat hatinya
tak karuan.
“cepatlah
tidur, hari sudah malam!”, ucap Yunho ketika masuk ke kamarnya.
“hmm”,
Jiyeol hanya berdehem.
‘kenapa dengannya?’
tanya Yunho dalam hati. “oh iya, tadi kau ingin bicara apa?”
“entahlah,
aku lupa”, Jiyeol hanya mengangkat bahunya tanpa menoleh ke arah Yunho. ‘aku takut jauh darimu Yun’, batin
Jiyeol.
“aish..
aku bisa tebak, kau pasti ingin berkata padaku bahwa kau menyukainya. Kau takut
jauh darinya, iya kan?”, tanya Yunho sambil menggelar kasur lipatnya di lantai.
“mwo?!”,
Jiyeol berteriak tapi cepat-cepat dia menutup mulutnya, berharap tidak ada yang
mendengar selain Yunho. Jiyeol mendekat ke arah Yunho, menatapnya wajah Yunho
lekat-lekat.
“aish,
aku tidak suka kau melihatku seperti itu!”, Yunho memalingkan wajahnya tapi
gagal karena Jiyeol sudah berhasil memegang wajah Yunho dengan kedua telapak
tangannya.
‘Ya
Tuhan’