~ 6
“ne, gomapta. Ehm.. Jiyeol imnida. Kau?”, lagi-lagi Jiyeol tersenyum memperllihatkan giginya. “haha..kenapa kau suka sekali tersenyum seperti itu?”, Yunho bukan menjawab pertanyaan Jiyeol malah tertawa.
“Ya! memangnya kenapa?”, Jiyeol cemberut. “kau lucu, jarang sekali ada yeoja yang sepertimu”, ucap Yunho membuat Jiyeol tersipu. “ekhm.. aku Yunho”, lanjut Yunho.
“mungkin ada sesuatu yang mengirimmu kemari. Hm.. tapi apa ya?”, Yunho terlihat berpikir. Jiyeol memandangi Yunho dengan perasaan yang tak tentu. Jiyeol benar-benar merindukan namja ini ketika dia berada di sekolah semalaman.
“aku akan menjagamu. Aku akan disini terus. aku juga bisa tidur di bawah dengan kasur lipatku”, senyum Yunho. Jiyeol merasa tenang dan nyaman melihat senyum yang terukir dari wajah Yunho.
Entah apa yang membuat Jiyeol memperhatikan Yunho yang sedang tidur. ‘aku merasa nyaman di dekatmu Yun. Walaupun kita baru beberapa hari bersama. tapi aku merasa dekat denganmu. Aku merasa beruntung bertemu denganmu disini. aku tidak tahu bagaimana jadinya jika kau tidak disini?’ batin Jiyeol.
“appa bisa saja, tidak aku puji pun hati mereka sudah meleleh melihat wajahku yang tampan ini”, sombong Yunho. Jiyeol memasang wajah kesal tapi di lubuk hatinya yang paling dalam ia berkata, ‘kau benar Yun. Kau memang sangat tampan’
“Ya! Yunho-ssi. Kau kenapa?”, tanya Jiyeol ketika mereka sampai di halaman rumah Yunho. “aku bicara kau abaikan, aku bertanya kau tidak menjawab. Waeeeee??”, Jiyeol tetap saja mengoceh di depan Yunho. Jiyeol merasa tidak dianggap disana.
“Yuuuunnnn”, manja Jiyeol sabil mengguncang-guncangkan tubuh Yunho yang sudah berbaring dikasur lipatnya. Tapi sesuatu terjadi.. CUP.. bibir mereka bersentuhan satu sama lain.
“kau punya indera ke-6 ya? bisa membaca pikiran orang lain?”, tebak Jiyeol.
“owh, jadi kau benar-benar menyukai Jinwooh hyung”, Yunho tersenyum getir lalu menyingkirkan tangan Jiyeol dari wajahnya.
“sekarang semua orang sudah bisa mendengar suaraku, semua orang sudah bisa merasakan kehadiranku. Aku senang pada akhirnya aku tidak menjadi seorang hantu, tapi aku merasa sebentar lagi aku akan pergi dari sini Yun”, Jiyeol menangis kecil berharap Yunho tidak mendengarnya.
“semenjak kau melihat Jinwoon hyung, banyak sekali kan kemajuanmu, bahkan Jinwoon hyung bisa mendengar suaramu. Mungkin dia adalah namja yang kau cari. Aku akan senang jika kau-”
CUP… perasaan itu muncul lagi, Yunho merasakan kehangatan dari kecupan Jiyeol.
“dimana kita?”, tanya Jiyeol yang sudah bangun dari tidurnya. “tidur lagi saja, sebentar lagi kita sampai. Nanti akan aku bangunkan jika sudah sampai”, Yunho tersenyum menatap Jiyeol sebentar, setelah itu fokus dengan kemudinya.
“baiklah”, Jiyeol menjawab singkat lalu menatap keluar jendela.
Sampailah di depan rumah Jinwoon hyung, tidak berbeda dengan rumah Yunho. Di pekarangan rumahnya terdapat pohon-pohon yang membuat rumah itu semakin sejuk. Yunho memarkirkan mobilnya di tepi jalan, depan pagar rumah Jinwoon. Yunho menghela nafas, lalu menyuruh Jiyeol dan Hara untuk turun.
Yunho membuka pagar rumah itu lalu masuk ke dalam pekarangan rumah, terlihat seorang wanita paruh baya tersenyum lebar, senang melihat keponakannya bertandang ke rumah. Lalu Ia mempersilahkan masuk. Banyak foto keluarga yang terpampang di dinding rumah itu.
“tunggulah sebentar, aku akan memanggil hyungku dulu”, ucap Yunho lalu bergegas menuju kamar Jinwoon.
Di perjalanan tadi, Yunho sempat bercerita bahwa alamat itu adalah alamat saudara sepupunya. Jadi Hara dan Jiyeol tidak bertanya-tanya lagi. Setelah beberapa menit menunggu, turunlah dua sosok namja dari lantai atas.
“Kim Jiyeol-ssi??”, suara Jinwoon keluar untuk memastikan bahwa itu benar Kim Jiyeol, teman dunia mayanya. Yang dipanggil pun menoleh ke arah suara lalu tersenyum.
“annyeong”, Jiyeol membungkukan badannya. Dibalas Jinwoon yang masih syok dengan kedatangan Jiyeol.
“kalian sudah bertemu kan? Selebihnya aku titip mereka ne hyung”, ucap Yunho seraya tersenyum, walau di dalam hatinya dia tidak ingin melepaskan Jiyeol begitu saja.
“kami masih membutuhkan bantuanmu Yunho-ssi”, ucap Jiyeol dengan cepat, menghalangi Yunho agar tidak pergi. Yunho mengeryitkan dahinya tanda tak mengerti.
@DREAM@
Jiyeol senang Yunho tidak meninggalkan dirinya dan Hara di rumah Jinwoon. Jiyeol hanya mempercayainya, hanya Ia yang dia kenal di Seoul. Saat ini Jinwoon dan Jiyeol sudah berada di taman belakang yang lumayan besar bagi rumah Jung Jinwoon.
“mian, kau jadi repot-repot untuk datang kemari”, Jinwoon memulai percakapannya. Jiyeol hanya tersenyum tanpa melihat Jinwoon.
“apa kau senang datang ke Seoul?”, tanya Jinwoon. Jiyeol mengangguk, “aku sangat senang”.
“sebenarnya aku ingin mengenalkanmu dengan seseorang. Aku berniat untuk menjodohkanmu”, jelas Jinwoon. “Tapi-”
“maaf jika sebelumnya aku tidak berterus terang padamu. Aku benar-benar merasa bahwa kau adalah wanita yang sangat baik, yang pantas untuk seseorang yang baik pula”, Jinwoon benar-benar tidak tahu harus berkata apa.
“tapi maaf Jinwoon-ssi, aku sudah mempunyai seseorang dihatiku. Seseorang yang sangat amat baik untukku”, Jiyeol tersenyum, dia berusaha menahan airmatanya yang akan jatuh.
“kau ingat ketika aku menulis di twitter bahwa aku sudah ada di Seoul? Mungkin semua orang yang aku ceritakan tidak akan pernah percaya, tapi itulah yang aku alami. Aku benar-benar ke Seoul dan bertemu dengan seorang namja yang menyebalkan tapi Ia juga membuatku bisa jatuh cinta”, jelas Jiyeol.
“apa yang kau maksud itu adalah Yunho?”, tanya Jinwoon tepat sasaran. Jiyeol menatap Jinwoon heran. “darimana kau tahu?”, tanya Jiyeol aneh.
“ternyata benar? Keempat namja itu yang menceritakan semuanya padaku. Sejak kau menghilang begitu saja, Yunho benar-benar tak ada gairah hidup sama sekali. Dia takut sesuatu terjadi padamu. Dia benar-benar merindukanmu Jiyeol”, mendengar itu airmata Jiyeol turun dengan derasnya.
“dan kau tahu, aku memang ingin memperkenalkanmu pada Yunho. Ya Tuhan, ini benar-benar tidak masuk akal”, Jinwoon terkekeh.
Pada saat itu juga, Jiyeol bercerita ketika Ia melihat Jinwoon sedang berada di rumah Yunho. Hati Jiyeol benar-benar sangat senang. Ia bersyukur karena dia telah mengenal Yunho.
@DREAM@
Sementara di ruang tamu rumah Jinwoon…
“oppa itu bicara apa ya dengan eonni? Aku benar-benar penasaran”, Hara mengintip keberadaan eonninya itu.
“mungkin mereka sudah menjadi sepasang kekasih”, jawab Yunho malas. “benarkah?”, tanya Hara tidak yakin.
“mungkin aku harus mencari udara segar sekarang”, Yunho beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan Hara yang masih penasaran.
Yunho duduk di teras rumah Jinwoon, terhampar rumput-rumput hijau yang tertata rapi dan pohon-pohon yang lumayan tinggi. Suasana tampak mendung, semendung hati Yunho.
“mungkin aku akan mendapatkan jodoh yang lain. Hmm..mungkin saja. Aku harus optimis akan hal itu”, Yunho menyemangati dirinya sendiri. “jika jodohmu sudah dekat, apa kau akan tetap menolaknya?”, tiba-tiba Jiyeol duduk disamping Yunho.
“kita tidak tahu kan jodoh kita itu siapa”, jawab Yunho cepat. “mungkin kita memang tidak tahu, tapi setidaknya perasaan itu masih ada didalam hatimu”, jelas Jiyeol.
“kau ini bicara apa sih Jiyeol-aa?”, Yunho merasa bingung dengan perkataan Jiyeol.
“aku juga tidak tahu berkata apa”, Jiyeol mengangkat bahunya. “tapi yang aku tahu, perasaanku padamu masih tersimpan didalam hatiku”, Jiyeol menatap Yunho lekat.
“mwo?”, Yunho masih tidak mengerti.
“aku ingat semuanya Yun. ingat bagaimana aku tiba-tiba bisa sampai di depan rumahmu. bertemu denganmu. berkeliling Seoul. mengenalkanku pada teman-temanmu. Bahkan aku juga ingin mengenalkan Yoochun pada adikku. 1 bulan dekat denganmu, cukup membuatku merasa senang. Merasakan bahwa aku benar-benar mencintaimu, tidak peduli dengan seorang namja di akun twitterku. Mengetahui bahwa kau mempunyai perasaan yang sama padaku, aku benar-benar tidak bisa tidur malam itu. Aku takut tidak bisa bertemu lagi denganmu. Maaf karena telah melupakanmu. Maafkan aku”, Jiyeol menunduk, menangis dihadapan Yunho.
Yunho hanya bisa tersenyum mendengar pengakuan Jiyeol, “gwenchana”, hanya itu yang bisa katakan. Yunho memeluk Jiyeol berusaha menenangkan gadis yang Ia cari selama ini.
@DREAM@
“jadi kau berniat mengenalkan Jiyeol pada Yunho?”, tanya Jae, Chun, Su, dan Min bersamaan. “ah ini tidak mungkin”, Changmin merasa ini tidak masuk akal.
“ya tapi begitulah kenyataannya”, JInwoon tersenyum.
Malam ini, mereka berkumpul di café yang biasa mereka datangi. menceritakan semua yang terjadi. Hara yang mendengar hal itu, tidak mengerti.
“itu tidak mungkin, pada waktu itu eonni terbaring sakit di rumah sakit”, jelas Hara masih dengan keyakinannya. Jiyeol hanya tersenyum, memandang Yunho yang juga ikut tersenyum.
“oh iya, aku hampir lupa. Aku sudah berjanji pada Yoochun bahwa aku ingin mengenalkan adikku kan?”, Jiyeol menatap Yoochun yang tersipu malu.
“maksudmu eonni?”, Hara lagi-lagi tidak mengerti.
“Hara, ini Yoochun. Dia memang bukan namja yang sempurna. tapi aku yakin, dia bisa menjagamu dan mengenalkan hal-hal baru yang belum kau ketahui sebelumnya”, ucap Jiyeol. “kau harus membuat adikku ini menjadi sosok yeoja yang tahu banyak hal Yoochun-a”, Jiyeol merangkul adik di sebelahnya itu.
~The End~
Endingnya gak banget…
Kehabisan kata-kata..
0 komentar:
Posting Komentar