Kyaaa... Akhirnya bisa ngepost ff juga haha... #ga da yg nungguin kli :P
yasudah capcus aja yuuk!!
Part 4~
“waaahhh..sepertinya
ada yang habis bertunangan”, ucap Kyuhyun, teman satu kelas Yunho. Kyuhyun
meledek Yunho ketika Yunho dan yang lainnya sedang berada di kantin.
“ternyata diam-diam kau
mau juga bertunangan dengannya”, sekarang Kyuhyun duduk di samping Yunho.
“apa maksudmu??”, Yunho
pura-pura tidak tahu. Jaejoong, Changmin dan juga Junsu pun pura-pura tidak
padahal sebenarnya mereka mengerti sekali apa yang Kyuhyun bicarakan.
“ini buktinya”, Kyuhyun
menarik tangan kiri Yunho dan dengan sangat jelas melihat ada cincin terpakai
disana.
“iniiii… hanya cincin
biasa”, ucap Yunho gugup. “tidak usah mengelak”, Kyuhyun melepaskan tangan
Yunho dengan kasar. “aku sudah tahu semuanya, begitu juga dengan teman-teman
yang lain”, lanjut Kyuhyun membuat YunJaeSuMin kaget.
“benarkah??”, tanya
Jaejoong yang tidak yakin akan hal itu. “tidak mungkin”, tegas Yunho. “mungkin,
karena memang semuanya sudah tahu, kau tidak bisa mengelak lagi Yun, sudahlah
taka pa jika kau dengannya. Aku setuju saja, kami semua mendukungmu”, Kyuhyun
bangkit dari duduknya, menepuk pundak Yunho lalu meninggalkan YunJaeSuMin yang
masih menatap Kyuhyun tak percaya.
Sementara itu kita lihat Jiyeol dan teman-temannya yang
sekarang berada di taman belakang. Jiyeol mondar-mandir tak tentu, sedangkan
yang lainnya hanya melihat Jiyeol bingung.
“aish, bagaimana
ini??”, Jiyeol gelisah. “mau bagaimana lagi semua sudah tahu kan”, jawab Maya
sekenannya.
“sudahlah Jiyeol tidak
usah terlalu dipikirkan, lagipula tidak ada salahnya jika bertunangan dengan Yunho”,
ucap Juli senang.
“Juliiii”, teriak
Jiyeol. Juli hanya tersenyum. “huft, pasti Yunho akan marah padaku”, Jiyeol
memukul kepalanya sendiri. “kenapa marah??”, tanya Juli polos.
“hadeh.. masalah ini
tidak boleh ada yang tahu selain kami Juliii”’, jelas Jiyeol. “tapi kenapa kau
memberitahu kami??”, tanya Juli lagi masih dengan kepolosannya. “aish, karena
kalian ini sahabatku, aku pikir kalian bisa menjaga rahasia ini dengan baik
tapi ternyata kau yang membocorkannya .. iiiihhh”, Jiyeol gregetan melihat
kepolosan Juli.
Jika Juli tadi tidak berteriak, mungkin tidak akan
seperti ini jadinya. Dengan sangat polosnya, Juli berteriak, “waaa.. Jiyeol
bertunangan dengan Yunho” di depan kelas ketika dia sedang menunggu dosen
datang. Dan pada saat itu banyak teman-teman yang sedang menunggu juga. Pada
akhirnya anak-anak yang lain pun tahu.
“ini kabar gembira kan,
aku yakin semua akan setuju jika kau dengan Yunho”, Juli rupanya sangat senang
dengan kabar ini.
“cukuuupp!!!
Aaarrrgghh”, Jiyeol meninggalkan teman-temannya.
“Juli, kau ini
menyebalkan”, umpat Yulim. “menyebalkan kenapa??”, tanya Juli pada Yulim yang
sudah jalan menyusul Jiyeol.
*****
Mata kuliah hari ini selesai, Yunho menunggu Jiyeol di
depan kelas bersama dengan teman-temannya. Yunho bersender pada dinding
kelasnya. Teman-teman yang lain pun satu persatu keluar dari kelas dan
menyalami Yunho.
“selamat ya”, kata-kata
itu terucap terus menerus dari teman-teman Yunho diiringi dengan sebuah
senyuman. Dan Yunho tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya diam diperlakukan
teman-temannya seperti itu.
“Jiyeoooll, Yunho
menunggumu”, teriak Juli di depan Yunho. Jaejoong, Changmin dan Junsu hanya
menahan tawanya melihat Juli berteriak seperti itu.
“aish, apa-apaan kau
ini??”, Yunho tersadar mendengar teriakan Juli. Jiyeol keluar dari kelas dan
menatap sinis pada Yunho.
“kenapa??”, tanya
Jiyeol dingin. “pulang”, jawab Yunho singkat. “aku pulang bersama dengan
teman-teman”, Jiyeol berjalan melewati Yunho.
“baiklah kalau begitu,
lagipula aku menunggu juga karena ibumu”, Yunho tersenyum sinis lalu mengajak
Jae, Min, dan Junsu untuk pulang.
‘ibu??
Aish, pasti menyuruhku untuk pulang dengannya’ pikir Jiyeol.
*****
“kau itu bodoh atau
bagaimana?”, tanya Yunho pada Jiyeol. Ya, akhirnya Jiyeol memutuskan untuk
pulang dengan Yunho karena ibunya sudah mengancam, jika dirinya tidak pulang
bersama dengan Yunho, ia akan cepat-cepat dinikahkan.
“kau berani berkata
seperti itu padaku??”, Jiyeol membentak Yunho. “kenapa? Aku ini calon suamimu,
aku berhak memarahi calon istriku yang sangat bodoh ini”, jelas Yunho dengan
nada suara tinggi.
“calon suamiku??
Mimpi…”, jawab Jiyeol meremehkan Yunho. “sudah salah, masih saja ngotot. bilang
padaku, jangan sampai teman-teman kampus tahu kalau kita bertunangan. Tapi apa,
nyatanya dia sendiri yang membeberkannya”, ucap Yunho meniru gaya Jiyeol ketika
sedang berbicara.
“aku tidak sengaja”,
jawab Jiyeol lirih. “makanya, kalau bicara itu hati-hati. Jadi seperti ini kan?
Ya aku sih tidak masalah, toh aku belum mempunyai siapa-siapa. Tapi tenang
saja, aku tidak akan menikahimu”, ucap Yunho serius.
Jiyeol hanya menatap Yunho yang serius bicara. Jiyeol
tidak berniat sedikit pun untuk membalas perkataan Yunho. Mereka terus saja
diam, tak ada yang mencoba untuk memulai percakapan. Hingga mereka sampai di
rumah Jiyeol. “kau-” , “aku ada urusan”, Yunho memotong kata-kata Jiyeol seakan
tahu apa yang ingin ditanyakan wanita itu. Jiyeol memandangi mobil Yunho yang
berlalu cepat sampai mobil itu menghilang dari pandangannya. ‘kenapa dia sangat dingin?’ tanya Jiyeol
dalam hati.
Sementara itu, Yunho sedang menyesali perbuatan yang Ia
lakukan sendiri. Yunho terus saja mengatakan ‘Bodoh’ kepada dirinya. “aish, apa
yang aku katakana tadi?? Apa perkataanku tadi benar? Tapi bagaimana jika hati ini
mau??”, Yunho bimbang dengan perasaannya saat ini. Di satu sisi, Ia memendam
rasa pada Jiyeol tapi Dia juga tidak mau jika hati Jiyeol sakit karenanya.
#Malam Hari#
Beberapa waktu yang lalu, Yunho, Jae, Junsu dan Changmin
sudah merencanakan kepergian mereka ke Time Zone. Karena mereka sangat suka
sekali bermain seperti itu, apalagi Junsu dan Changmin. Tidak pernah
terlewatkan bermain PS atau sejenisnya.
“Su, ayo lawan aku.
Siapa yang kalah, traktir makan”, tantang Changmin. “ayo!! Siapa takut”, Junsu
menerima tantangan Changmin. Kalau sudah soal makanan, mereka nomer 1.
Sayangnya, kurang 1 orang lagi.
Junsu dan Changmin sibuk dengan mainannya, mengalahkan
satu sama lain. Sedangkan Yunho dan Jaejoong sudah selesai dan merasa bosan
dengan permainan disini. Mereka memang tidak terlalu gila main seperti kedua
temannya itu.
“kita kemana lagi?”,
tanya Jaejoong pada Yunho yang asyik tertawa melihat tingkah kedua temannya
yang berteriak-teriak seperti di rumah sendiri.
“Hey, kita mau kemana
lagi setelah ini?”, Jaejoong bertanya lagi sambil melihat Junsu dan Changmin.
“ekhm.. kita makan
saja, perutku sudah lapar”, jawab Yunho yang memegangi perutnya. “hmm..baiklah
kalau begitu. Apa mereka masih lama??”, tanya Jaejoong lagi.
“entahlah, kau tahu sendiri
jika mereka sudah bermain, tak lihat waktu”, jelas Yunho lalu menghampiri kedua
bocah yang sedang asyik dengan dunia mereka sendiri. Jaejoong pun mengikuti
Yunho dari belakang.
“sudah selesai
belum??”, Yunho bertanya pada Junsu dan Changmin yang sama-sama mendesah pelan.
Yunho bingung kenapa. “kenapa??”
“YA!! Kau menganggu!!”,
teriak Junsu dan Changmin bersamaan. “menganggu? Aku hanya bertanya”, jawab
Yunho polos. “itu sama saja merusak konsentrasi tahu!!”, kesal Junsu.
“aish, kenapa malah
bertengkar. Sudah sudah!! Kalian sama-sama kalah, kalian harus mentraktir kami.
Ayo!!”, Jaejoong merangkul Yunho lalu berbalik meninggalkan SuMin yang
terbengong-bengong.
“YA!! kenapa kami yang
mentraktir?”, Junsu dan Changmin merengek sejadi-jadinya.
Sampailah mereka di rumah makan yang sering mereka
datangi. Para pelayan disana pun sudah hafal menu makanan yang sering mereka
pesan. Bahkan, pemilik rumah makan ini saja akrab dengan mereka.
“kalian kenapa Su, Min
?”, tanya Paman Lee, pemilik rumah makan ini.
“kami harus mentraktir
mereka, padahal kami yang membuat kesepakatan”, jelas Changmin pelan. Begitu
pula dengan Junsu, yang pasrah dengan keadaan. YunJae tersenyum penuh
kemenangan.
“hahaha..aku kira ada
apa?? Tenang saja, kalian kan sering makan disini, aku akan memberikan diskon untuk
kalian”, ucap Paman Lee membuat Junsu dan Changmin sumringah. “benarkah??
Baiklah kalau begitu, terima kasih Paman”.
*****
“kau ini kan punya
kekasih, kenapa harus selalu aku yang mengantarmu??”, ucap Hara kesal. “jadi
kau terpaksa mengantarku?? Baiklah kita pulang saja”, Yoochun berniat untuk
memutar balik kea rah rumah Hara.
“aish, bukan begitu
Chun. Tapi aku tidak enak dengan Jiyeol. Baiklah untuk kali ini aku mau
mengantarmu. Lagipula tanggung sekali jika kita harus pulang ke rumah”, jelas
Hara. ‘itu yang aku harapkan’ batin
Yoochun senang.
Sampailah mereka di rumah makan yang terkenal enak.
Yoochun dan Hara turun dari mobilnya. ‘seperti
mobil Yunho’ pikir Hara. Yoochun meraih tangan Hara lalu menggandengnya.
Mereka masuk ke dalam, melihat ke sekeliling ruangan dan..
“itu Yunho”, gumam
Hara. Yoochun mengikuti arah pandangan Hara dan benar saja apa yang dikatakan
Hara barusan. “tidak u-” Yoochun menghela nafas, ternyata Hara sudah
menghampiri Yunho dan teman-temannya yang lain. Yoochun hanya diam mengamati
gerak-gerik Hara dari tempatnya berdiri.
“Hai, sudah lama kita
tidak bertemu”, sapa Hara pada Jaejoong, Changmin dan Junsu yang menatap tak
percaya. “kenapa?? Kalian lupa denganku ya?”, tanya Hara memelas.
“haha..tidak kok, kami
masih ingat denganmu Hara”, ucap Jaejoong setelah meminum Jusnya. “iya, kami
tidak lupa denganmu. Kau dengan siapa disini??”, tanya Changmin.
“syukurlah jika masih
ingat, aku dengan Yoochun. Hmm.. Chun kemari”, Hara memberikan isyarat pada Yoochun
untuk segera menghampirinya.
Dengan malas, Yoochun melangkahkan kakinya ke arah Hara. ‘aku menyesal membawanya kemari’ batin
Yoochun kesal. “hai Yun”, sapa Hara ramah. Yunho hanya tersenyum. ‘kau tersenyum saja aku sudah senang’ batin
Hara senang.
“duduklah”, Yunho
meminta Yoochun dan Hara untuk duduk di bangku yang masih kosong. Hara langsung
duduk disamping Yunho tapi tidak dengan Yoochun yang harus ditarik oleh Hara
terlebih dahulu.
“kalian seperti baru
kenal saja”, ucap Hara memandang kelima laki-laki itu bergantian.
Changmin dan Junsu sibuk dengan makanannya, Jaejoong dan
Yoochun berpura-pura sibuk dengan handphonenya, sedangkan Yunho hanya diam
tanpa melakukan apa-apa kecuali memandangi makanan yang ada di depannya.
“aish, kalian sangat berbeda
ya.. ketika SMA dulu jika sudah berkumpul seperti ini pasti ada saja yang
dibicarakan, kenapa sekarang diam tanpa ada yang bersuara?? Apa karena Yoochun
sudah lama tidak bertemu dengan kalian?? Waktu kemarin Yunho dan Yoochun
bertemu juga seperti tidak kenal.. ada apa??”, Hara bicara panjang lebar, heran
dengan suasana hening seperti ini.
“hmm.. mungkin karena
Yoochun sudah lama tidak bertemu dengan kami”, Yunho mulai bicara. “ya mungkin
begitu, lagipula aku heran kenapa setiap wanita yang sedang dekat denganku,
semua selalu berkaitan denganmu Yun??”, Yoochun bertanya dengan suara dingin.
“hahaha”, tiba-tiba
Changmin tertawa seperti meledek dan itu membuat yang lain heran. “bukankah
yang harus berkata seperti itu Yunho”, lanjut Changmin. “Changmin!!”, bentak
Yunho pelan.
“kenapa? Apa aku salah,
bicara seperti itu??”, tanya Changmin balik membentak Yunho. “aish sudahlah”,
Yunho menyerah. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari Jiyeol. ‘kenapa dia menelfonku? Aish’. “ada apa? Hmm.. baiklah”, Yunho lalu
menutup telefonnya.
“kalian masih lama
disini? Aku pulang duluan”, Yunho berpamitan pada yang lain. “aku ikut, untuk
apa berlama-lama disini??”, ucap Changmin ketus, lalu menaruh uang diatas meja
dan pergi begitu saja.
“kenapa Changmin?”,
tanya Hara khawatir ada yang tidak beres diantara teman-temannya itu.
“aahh..tidak usah dipikirkan. Kalau begitu aku juga duluan ya”, ucap Junsu dan
Jaejoong. “hmm.. baiklah, senang bertemu dengan kalian”, Hara tersenyum.
“ada apa dengan
mereka??”, Hara masih bertanya-tanya. “kau tidak dengar tadi apa yang Jaejoong
katakana? Tidak usah dipikirkan. Lagipula tidak penting kan”, jawab Yoochun
enteng. “mereka itu sahabatmu tapi kenapa sepertinya kau tidak perduli lagi
dengan mereka?”, satu lagi pertanyaan Hara. Yoochun hanya diam tak berniat
menjawab pertanyaan Hara.
#Di Luar#
“kenapa kau bertindak
bodoh seperti itu??”, Yunho menghentikan langkah Changmin dan mencengkram bahu
Changmin.
“sampai kapan kita akan
seperti ini?? aku.. kita lebih tepatnya, masih menganggapnya sebagai sahabat
tapi dia.. huh, menganggap teman saja mungkin tidak. Aku sudah muak seperti ini
terus, aku tidak tahan melihat sikapnya yang sok itu”, jelas Changmin lalu
melepaskan tangan Yunho yang mulai mengendur.
“tapi tidak sebaiknya
kau bersikap seperti itu di hadapan Hara”, ucap Yunho. “aku ingin Hara tahu
bagaimana kenyataan yang sebenarnya”, Changmin meninggalkan teman-temannya lalu
pergi dari rumah makan dengan sepeda motor kesayangannya.
“anak itu benar-benar..
iiissshhh”, gerutu Yunho. “sudahlah Yun, kau tahu kan Changmin seperti apa”,
Jaejoong menenangkan Yunho yang sedang kesal. “ya sudah, lupakan hari ini.
tidak usah terlalu dipikirkan”, ucap Junsu tersenyum.
Pada akhirnya, Jaejoong, Junsu dan Yunho meninggalkan
rumah makan itu dengan perasaan kesal, bingung dan perasaan lainnya yang sudah
tercampur aduk menjadi satu. #apadeh#
0 komentar:
Posting Komentar