Halaman

Selasa, 17 Juli 2012

Found You!! ~ Chapter 4


Kyaaa... Akhirnya bisa ngepost ff juga haha... #ga da yg nungguin kli :P
yasudah capcus aja yuuk!!


Part 4~

“waaahhh..sepertinya ada yang habis bertunangan”, ucap Kyuhyun, teman satu kelas Yunho. Kyuhyun meledek Yunho ketika Yunho dan yang lainnya sedang berada di kantin.

“ternyata diam-diam kau mau juga bertunangan dengannya”, sekarang Kyuhyun duduk di samping Yunho.

“apa maksudmu??”, Yunho pura-pura tidak tahu. Jaejoong, Changmin dan juga Junsu pun pura-pura tidak padahal sebenarnya mereka mengerti sekali apa yang Kyuhyun bicarakan.

“ini buktinya”, Kyuhyun menarik tangan kiri Yunho dan dengan sangat jelas melihat ada cincin terpakai disana.

“iniiii… hanya cincin biasa”, ucap Yunho gugup. “tidak usah mengelak”, Kyuhyun melepaskan tangan Yunho dengan kasar. “aku sudah tahu semuanya, begitu juga dengan teman-teman yang lain”, lanjut Kyuhyun membuat YunJaeSuMin kaget.

“benarkah??”, tanya Jaejoong yang tidak yakin akan hal itu. “tidak mungkin”, tegas Yunho. “mungkin, karena memang semuanya sudah tahu, kau tidak bisa mengelak lagi Yun, sudahlah taka pa jika kau dengannya. Aku setuju saja, kami semua mendukungmu”, Kyuhyun bangkit dari duduknya, menepuk pundak Yunho lalu meninggalkan YunJaeSuMin yang masih menatap Kyuhyun tak percaya.





            Sementara itu kita lihat Jiyeol dan teman-temannya yang sekarang berada di taman belakang. Jiyeol mondar-mandir tak tentu, sedangkan yang lainnya hanya melihat Jiyeol bingung.

“aish, bagaimana ini??”, Jiyeol gelisah. “mau bagaimana lagi semua sudah tahu kan”, jawab Maya sekenannya.

“sudahlah Jiyeol tidak usah terlalu dipikirkan, lagipula tidak ada salahnya jika bertunangan dengan Yunho”, ucap Juli senang.

“Juliiii”, teriak Jiyeol. Juli hanya tersenyum. “huft, pasti Yunho akan marah padaku”, Jiyeol memukul kepalanya sendiri. “kenapa marah??”, tanya Juli polos.

“hadeh.. masalah ini tidak boleh ada yang tahu selain kami Juliii”’, jelas Jiyeol. “tapi kenapa kau memberitahu kami??”, tanya Juli lagi masih dengan kepolosannya. “aish, karena kalian ini sahabatku, aku pikir kalian bisa menjaga rahasia ini dengan baik tapi ternyata kau yang membocorkannya .. iiiihhh”, Jiyeol gregetan melihat kepolosan Juli.

            Jika Juli tadi tidak berteriak, mungkin tidak akan seperti ini jadinya. Dengan sangat polosnya, Juli berteriak, “waaa.. Jiyeol bertunangan dengan Yunho” di depan kelas ketika dia sedang menunggu dosen datang. Dan pada saat itu banyak teman-teman yang sedang menunggu juga. Pada akhirnya anak-anak yang  lain pun tahu.

“ini kabar gembira kan, aku yakin semua akan setuju jika kau dengan Yunho”, Juli rupanya sangat senang dengan kabar ini.

“cukuuupp!!! Aaarrrgghh”, Jiyeol meninggalkan teman-temannya.

“Juli, kau ini menyebalkan”, umpat Yulim. “menyebalkan kenapa??”, tanya Juli pada Yulim yang sudah jalan menyusul Jiyeol.

*****

            Mata kuliah hari ini selesai, Yunho menunggu Jiyeol di depan kelas bersama dengan teman-temannya. Yunho bersender pada dinding kelasnya. Teman-teman yang lain pun satu persatu keluar dari kelas dan menyalami Yunho.

“selamat ya”, kata-kata itu terucap terus menerus dari teman-teman Yunho diiringi dengan sebuah senyuman. Dan Yunho tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya diam diperlakukan teman-temannya seperti itu.

“Jiyeoooll, Yunho menunggumu”, teriak Juli di depan Yunho. Jaejoong, Changmin dan Junsu hanya menahan tawanya melihat Juli berteriak seperti itu.

“aish, apa-apaan kau ini??”, Yunho tersadar mendengar teriakan Juli. Jiyeol keluar dari kelas dan menatap sinis pada Yunho.

“kenapa??”, tanya Jiyeol dingin. “pulang”, jawab Yunho singkat. “aku pulang bersama dengan teman-teman”, Jiyeol berjalan melewati Yunho.

“baiklah kalau begitu, lagipula aku menunggu juga karena ibumu”, Yunho tersenyum sinis lalu mengajak Jae, Min, dan Junsu untuk pulang.

‘ibu?? Aish, pasti menyuruhku untuk pulang dengannya’ pikir Jiyeol.

*****

“kau itu bodoh atau bagaimana?”, tanya Yunho pada Jiyeol. Ya, akhirnya Jiyeol memutuskan untuk pulang dengan Yunho karena ibunya sudah mengancam, jika dirinya tidak pulang bersama dengan Yunho, ia akan cepat-cepat dinikahkan.

“kau berani berkata seperti itu padaku??”, Jiyeol membentak Yunho. “kenapa? Aku ini calon suamimu, aku berhak memarahi calon istriku yang sangat bodoh ini”, jelas Yunho dengan nada suara tinggi.

“calon suamiku?? Mimpi…”, jawab Jiyeol meremehkan Yunho. “sudah salah, masih saja ngotot. bilang padaku, jangan sampai teman-teman kampus tahu kalau kita bertunangan. Tapi apa, nyatanya dia sendiri yang membeberkannya”, ucap Yunho meniru gaya Jiyeol ketika sedang berbicara.

“aku tidak sengaja”, jawab Jiyeol lirih. “makanya, kalau bicara itu hati-hati. Jadi seperti ini kan? Ya aku sih tidak masalah, toh aku belum mempunyai siapa-siapa. Tapi tenang saja, aku tidak akan menikahimu”, ucap Yunho serius.

            Jiyeol hanya menatap Yunho yang serius bicara. Jiyeol tidak berniat sedikit pun untuk membalas perkataan Yunho. Mereka terus saja diam, tak ada yang mencoba untuk memulai percakapan. Hingga mereka sampai di rumah Jiyeol. “kau-” , “aku ada urusan”, Yunho memotong kata-kata Jiyeol seakan tahu apa yang ingin ditanyakan wanita itu. Jiyeol memandangi mobil Yunho yang berlalu cepat sampai mobil itu menghilang dari pandangannya. ‘kenapa dia sangat dingin?’ tanya Jiyeol dalam hati.

            Sementara itu, Yunho sedang menyesali perbuatan yang Ia lakukan sendiri. Yunho terus saja mengatakan ‘Bodoh’ kepada dirinya. “aish, apa yang aku katakana tadi?? Apa perkataanku tadi benar? Tapi bagaimana jika hati ini mau??”, Yunho bimbang dengan perasaannya saat ini. Di satu sisi, Ia memendam rasa pada Jiyeol tapi Dia juga tidak mau jika hati Jiyeol sakit karenanya.

#Malam Hari#

            Beberapa waktu yang lalu, Yunho, Jae, Junsu dan Changmin sudah merencanakan kepergian mereka ke Time Zone. Karena mereka sangat suka sekali bermain seperti itu, apalagi Junsu dan Changmin. Tidak pernah terlewatkan bermain PS atau sejenisnya.

“Su, ayo lawan aku. Siapa yang kalah, traktir makan”, tantang Changmin. “ayo!! Siapa takut”, Junsu menerima tantangan Changmin. Kalau sudah soal makanan, mereka nomer 1. Sayangnya, kurang 1 orang lagi.

            Junsu dan Changmin sibuk dengan mainannya, mengalahkan satu sama lain. Sedangkan Yunho dan Jaejoong sudah selesai dan merasa bosan dengan permainan disini. Mereka memang tidak terlalu gila main seperti kedua temannya itu.

“kita kemana lagi?”, tanya Jaejoong pada Yunho yang asyik tertawa melihat tingkah kedua temannya yang berteriak-teriak seperti di rumah sendiri.

“Hey, kita mau kemana lagi setelah ini?”, Jaejoong bertanya lagi sambil melihat Junsu dan Changmin.

“ekhm.. kita makan saja, perutku sudah lapar”, jawab Yunho yang memegangi perutnya. “hmm..baiklah kalau begitu. Apa mereka masih lama??”, tanya Jaejoong lagi.

“entahlah, kau tahu sendiri jika mereka sudah bermain, tak lihat waktu”, jelas Yunho lalu menghampiri kedua bocah yang sedang asyik dengan dunia mereka sendiri. Jaejoong pun mengikuti Yunho dari belakang.

“sudah selesai belum??”, Yunho bertanya pada Junsu dan Changmin yang sama-sama mendesah pelan. Yunho bingung kenapa. “kenapa??”

“YA!! Kau menganggu!!”, teriak Junsu dan Changmin bersamaan. “menganggu? Aku hanya bertanya”, jawab Yunho polos. “itu sama saja merusak konsentrasi tahu!!”, kesal Junsu.

“aish, kenapa malah bertengkar. Sudah sudah!! Kalian sama-sama kalah, kalian harus mentraktir kami. Ayo!!”, Jaejoong merangkul Yunho lalu berbalik meninggalkan SuMin yang terbengong-bengong.

“YA!! kenapa kami yang mentraktir?”, Junsu dan Changmin merengek sejadi-jadinya.

            Sampailah mereka di rumah makan yang sering mereka datangi. Para pelayan disana pun sudah hafal menu makanan yang sering mereka pesan. Bahkan, pemilik rumah makan ini saja akrab dengan mereka.

“kalian kenapa Su, Min ?”, tanya Paman Lee, pemilik rumah makan ini.

“kami harus mentraktir mereka, padahal kami yang membuat kesepakatan”, jelas Changmin pelan. Begitu pula dengan Junsu, yang pasrah dengan keadaan. YunJae tersenyum penuh kemenangan.

“hahaha..aku kira ada apa?? Tenang saja, kalian kan sering makan disini, aku akan memberikan diskon untuk kalian”, ucap Paman Lee membuat Junsu dan Changmin sumringah. “benarkah?? Baiklah kalau begitu, terima kasih Paman”.

*****

“kau ini kan punya kekasih, kenapa harus selalu aku yang mengantarmu??”, ucap Hara kesal. “jadi kau terpaksa mengantarku?? Baiklah kita pulang saja”, Yoochun berniat untuk memutar balik kea rah rumah Hara.

“aish, bukan begitu Chun. Tapi aku tidak enak dengan Jiyeol. Baiklah untuk kali ini aku mau mengantarmu. Lagipula tanggung sekali jika kita harus pulang ke rumah”, jelas Hara. ‘itu yang aku harapkan’ batin Yoochun senang.

            Sampailah mereka di rumah makan yang terkenal enak. Yoochun dan Hara turun dari mobilnya. ‘seperti mobil Yunho’ pikir Hara. Yoochun meraih tangan Hara lalu menggandengnya. Mereka masuk ke dalam, melihat ke sekeliling ruangan dan..

“itu Yunho”, gumam Hara. Yoochun mengikuti arah pandangan Hara dan benar saja apa yang dikatakan Hara barusan. “tidak u-” Yoochun menghela nafas, ternyata Hara sudah menghampiri Yunho dan teman-temannya yang lain. Yoochun hanya diam mengamati gerak-gerik Hara dari tempatnya berdiri.

“Hai, sudah lama kita tidak bertemu”, sapa Hara pada Jaejoong, Changmin dan Junsu yang menatap tak percaya. “kenapa?? Kalian lupa denganku ya?”, tanya Hara memelas.

“haha..tidak kok, kami masih ingat denganmu Hara”, ucap Jaejoong setelah meminum Jusnya. “iya, kami tidak lupa denganmu. Kau dengan siapa disini??”, tanya Changmin.

“syukurlah jika masih ingat, aku dengan Yoochun. Hmm.. Chun kemari”, Hara memberikan isyarat pada Yoochun untuk segera menghampirinya.

            Dengan malas, Yoochun melangkahkan kakinya ke arah Hara. ‘aku menyesal membawanya kemari’ batin Yoochun kesal. “hai Yun”, sapa Hara ramah. Yunho hanya tersenyum. ‘kau tersenyum saja aku sudah senang’ batin Hara senang.

“duduklah”, Yunho meminta Yoochun dan Hara untuk duduk di bangku yang masih kosong. Hara langsung duduk disamping Yunho tapi tidak dengan Yoochun yang harus ditarik oleh Hara terlebih dahulu.

“kalian seperti baru kenal saja”, ucap Hara memandang kelima laki-laki itu bergantian.

            Changmin dan Junsu sibuk dengan makanannya, Jaejoong dan Yoochun berpura-pura sibuk dengan handphonenya, sedangkan Yunho hanya diam tanpa melakukan apa-apa kecuali memandangi makanan yang ada di depannya.

“aish, kalian sangat berbeda ya.. ketika SMA dulu jika sudah berkumpul seperti ini pasti ada saja yang dibicarakan, kenapa sekarang diam tanpa ada yang bersuara?? Apa karena Yoochun sudah lama tidak bertemu dengan kalian?? Waktu kemarin Yunho dan Yoochun bertemu juga seperti tidak kenal.. ada apa??”, Hara bicara panjang lebar, heran dengan suasana hening seperti ini.

“hmm.. mungkin karena Yoochun sudah lama tidak bertemu dengan kami”, Yunho mulai bicara. “ya mungkin begitu, lagipula aku heran kenapa setiap wanita yang sedang dekat denganku, semua selalu berkaitan denganmu Yun??”, Yoochun bertanya dengan suara dingin.

“hahaha”, tiba-tiba Changmin tertawa seperti meledek dan itu membuat yang lain heran. “bukankah yang harus berkata seperti itu Yunho”, lanjut Changmin. “Changmin!!”, bentak Yunho pelan.

“kenapa? Apa aku salah, bicara seperti itu??”, tanya Changmin balik membentak Yunho. “aish sudahlah”, Yunho menyerah. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari Jiyeol. ‘kenapa dia menelfonku? Aish’. “ada apa? Hmm.. baiklah”, Yunho lalu menutup telefonnya.

“kalian masih lama disini? Aku pulang duluan”, Yunho berpamitan pada yang lain. “aku ikut, untuk apa berlama-lama disini??”, ucap Changmin ketus, lalu menaruh uang diatas meja dan pergi begitu saja.

“kenapa Changmin?”, tanya Hara khawatir ada yang tidak beres diantara teman-temannya itu. “aahh..tidak usah dipikirkan. Kalau begitu aku juga duluan ya”, ucap Junsu dan Jaejoong. “hmm.. baiklah, senang bertemu dengan kalian”, Hara tersenyum.

“ada apa dengan mereka??”, Hara masih bertanya-tanya. “kau tidak dengar tadi apa yang Jaejoong katakana? Tidak usah dipikirkan. Lagipula tidak penting kan”, jawab Yoochun enteng. “mereka itu sahabatmu tapi kenapa sepertinya kau tidak perduli lagi dengan mereka?”, satu lagi pertanyaan Hara. Yoochun hanya diam tak berniat menjawab pertanyaan Hara.

#Di Luar#

“kenapa kau bertindak bodoh seperti itu??”, Yunho menghentikan langkah Changmin dan mencengkram bahu Changmin.

“sampai kapan kita akan seperti ini?? aku.. kita lebih tepatnya, masih menganggapnya sebagai sahabat tapi dia.. huh, menganggap teman saja mungkin tidak. Aku sudah muak seperti ini terus, aku tidak tahan melihat sikapnya yang sok itu”, jelas Changmin lalu melepaskan tangan Yunho yang mulai mengendur.

“tapi tidak sebaiknya kau bersikap seperti itu di hadapan Hara”, ucap Yunho. “aku ingin Hara tahu bagaimana kenyataan yang sebenarnya”, Changmin meninggalkan teman-temannya lalu pergi dari rumah makan dengan sepeda motor kesayangannya.

“anak itu benar-benar.. iiissshhh”, gerutu Yunho. “sudahlah Yun, kau tahu kan Changmin seperti apa”, Jaejoong menenangkan Yunho yang sedang kesal. “ya sudah, lupakan hari ini. tidak usah terlalu dipikirkan”, ucap Junsu tersenyum.

            Pada akhirnya, Jaejoong, Junsu dan Yunho meninggalkan rumah makan itu dengan perasaan kesal, bingung dan perasaan lainnya yang sudah tercampur aduk menjadi satu. #apadeh#

0 komentar:

Posting Komentar