PART 7~
‘Apa
yang aku lakukan ini salah? Kenapa Jaejoong marah seperti itu? lalu kenapa Jiyeol
kemarin menangis? Itu kan yang ia inginkan? Bersama lagi degan Yoochun tanpa
ada aku si pengganggu. Berarti apa yang aku lakukan ini benar’ batin Yunho.
“tapi aku masih tidak
mengerti kenapa Jiyeol menangis? Apa Jiyeol menyukaiku? Aish.. tidak, tidak
mungkin!!”, Yunho memukul kepalanya sendiri. “tapi, jika benar Jiyeol
menyukaiku bagaimana?”, Yunho berpikir sebentar. “YA! Jung Yunho! sepertinya
kau harus membersihkan otakmu!”, Yunho lalu pergi ke kamar mandi.
*****
“jadi benar Yunho
menyukai Jiyeol? jadi itu alasan Yunho tidak kembali pada Hara?”, tanya
Changmin histeris. “iya karena itu Min”, jawab Jaejoong.
“lalu kenapa Yunho
membatalkan perjodohannya dengan Jiyeol?”, tanya Junsu. “ya seperti yang Yunho
katakan tadi, Jiyeol hanya menyukai Yoochun dan Yunho tidak ingin menghancurkan
hubungan mereka, makanya Yunho memutuskan perjodohan ini”, jelas Jaejoong.
“tapi kenapa kemarin
Yoochun pergi dengan Hara untuk makan malam?”, tanya Changmin lagi. “dan
menurutku, jika Jiyeol memang kekasih Yoochun, kenapa Jiyeol jarang sekali
pergi berdua dengan Yoochun? Yang kita tahu kan, Yoochun hanya sebentar di
Korea”, Junsu mengira-ngira.
“benar juga yaaa”, ucap
Jaejoong dan Changmin serempak. “atau jangan-jangan Yoochun masih menyukai
Hara?”, tebak Changmin. “tapi kenapa Yoochun memacari Jiyeol?”, Junsu
menimpali.
“itu yang sekarang
menjadi pertanyaan.. hmm~”, Jaejoong berpikir. “atau Yoochun hanya ingin
mempermainkan Jiyeol?”, tanya Jaejoong. “kalau itu memang benar, ini tidak bisa
dibiarkan lagi Jae. Yoochun sudah kelewatan”, ucap Changmin geram.
“tunggu Min, ini kan
baru tebakan Jaejoong saja. Semoga saja ini tidak benar”, ucap Junsu membuat
Changmin tenang.
*****
#di Kamar Jiyeol#
“aku tidak tahu kenapa
menangis, tapi aku merasa sakit hati ketika aku tahu bahwa Yunho memutuskan
pertunangan ini. dia mengembalikkan cincin pertunangan kami pada Ibuku”, Jiyeol
mulai bercerita. “kenapa kau sakit hati? Bukankah itu yang kau inginkan
Jiyeol?”, tanya Maya hati-hati.
“ya memang”, Jiyeol
mengangguk lemah. “seharusnya aku memang senang, tapi entah kenapa ini
menyakitkan untukku”, lanjut Jiyeol menatap teman-temannya yang keheranan dengan
sikapnya itu.
“atau mungkin kau ja- ,
ah tidak-tidak nanti aku salah bicara lagi”, Juli menyudahi bicaranya yang
belum selesai.
“maksudmu aku jatuh
cinta padanya?”, tanya Jiyeol pada Juli. “eehh.. mu.. mungkin sa.. ja kan??
Hehe”, Juli tertawa paksa. “iya mungkin saja”, Jiyeol tertawa miris.
“kau jatuh cinta pada
YUNHO ??”, teman-temannya serempak bertanya. Memastikan apa yang dikatakan
Jiyeol benar adanya. Hanya Juli saja yang bersikap biasa.
“entahlah, tapi kurasa
begitu. Selama ini aku lebih banyak bersama dengan Yunho. Entah itu bertengkar
ataupun dipaksa untuk bersama. sedangkan dengan Yoochun, hanya dengan telefon
atau sms saja. Selama Yoochun disini, aku jarang sekali pergi dengannya.
Terakhir aku pergi dengannya itu karena YUnho tidak bisa mengantarku, lalu
Yoochun marah padaku dan meninggalkan aku sendirian di Mall. Berbeda dengan
Yunho, walaupun kita sering bertengkar, dia tidak pernah meninggalkanku kecuali
aku yang memintanya untuk pulang”, jelas Jiyeol diakhiri dengan tawa. “apa itu
tandanya aku menyukainya?”, tanyanya.
Teman-teman Jiyeol menelan ludah, menatap tak percaya
pada Jiyeol yang sekarang tersenyum setelah membicarakan Yunho. Mereka terbawa
dalam pikirannya masing-masing. “kenapa diam??”, tanya Jiyeol membangunkan
lamunan teman-temannya.
*****
“apa yang ingin
dibicarakan Jiyeol ya??”, tanya Jaejoong pada dirinya sendiri. tadi siang,
Jiyeol menelfon Jaejoong untuk bertemu di sebuah rumah makan dekat kampus.
Jiyeol juga menyuruh Changmin dan Junsu datang tapi sampai sekarang SuMin belum
datang juga. “aish, kemana sih mereka? Sudah lewat dari pukul 7 kan?”, Jaejoong
gelisah.
10 menit kemudian Junsu dan Changmin datang dengan
tergesa-gesa. “huh huh huh huh.. mah haf kah mih telat”, ucap Junsu dengan
nafas yang tersengal-sengal. “sudah duduklah, lagipula Jiyeol belum juga datang”,
ucap Jae enteng. “hah? Dia belum datang, aaahh kalau begitu tadi kita tidak
usah lari-larian”, kesal Changmin.
“maaf aku telat”,
tiba-tiba Jiyeol sudah ada disamping Changmin. “YA! kau membuatku kaget”, ucap
Changmin kekagetan(?). “maaf min”, Jiyeol langsung duduk di sebelah Jaejoong,
begitu juga dengan Junsu dan Changmin yang duduk berdekatan.
“ada apa ingin bertemu
dengan kami?”, tanya Jaejoong langsung ke pada intinya. “hmm.. tapi kalian
harus jawab jujur dan tidak boleh ada yang ditutup-tutupi. Oke?”, Jiyeol
membuat perjanjian. JaeSuMin mengangguk.
“aku ingin tahu semua
yang berhubungan dengan Yunho, mulai dari persahabatan kalian dengan Yoochun,
hubungan Yunho dengan Hara dan lain-lainnya yang menyangkut Yunho. jelaskan
padaku semuanya!”, ucap Jiyeol. Sedangkan JaeSuMin hanya diam tanpa kata
menatap aneh Jiyeol.
“hey! Kenapa malah
menatapku seperti itu?? cepat!”, Jiyeol setengah berteriak dan itu berhasil
membuat JaeSuMin sadar.
“tapi kenapa kau ingin
tahu?”, tanya Jaejoong. “aku ingin tahu saja, memangnya tidak boleh? Lagipula
ini ada hubungannya denganku!”, jawab Jiyeol tegas.
“hubungan apa? Kenapa
tidak tanya langsung saja pada Yunho?”, tambah Junsu. “kau bodoh ya? jelas dia
tidak akan menjawab pertanyaanku.. aish. Sudah cepat jelaskan!”, Jiyeol tidak
sabaran.
“dulu ketika kita SMA,
Yunho menyukai Hara. Ia sangat dekat dengan Hara, menurutku Hara juga senang
bisa dekat dengan Yunho, laki-laki paling keren di sekolah. kita semua tahu
bahwa Yunho menyukai Hara lebih dulu, tapi entah kenapa Yoochun juga mendekati
Hara. Aku selalu menyuruh Yunho untuk menyatakan cintanya duluan pada Hara tapi
Yunho tidak mau, dia ingin mengatakannya ketika hari kelulusan”, jelas
Changmin.
“Tapi semua itu
terlambat, Yoochun sudah mengatakannya duluan pada Hara. Dari situlah, kami
kesal pada Yoochun tapi tidak dengan Yunho. Yunho sangat senang jika Hara sudah
mendapatkan cintanya. Yunho bilang, ‘Yoochun
baik dan setia, mungkin sebelum aku, dia sudah mencintai Hara lebih dulu.
Lagipula Hara juga mencintainya, Ia selalu menceritakan Yoochun di depanku’.
Begitulah katanya”, Jaejoong menimpali.
“apa saat ini Yunho
masih menyukainya?”, tanya Jiyeol pelan. Jae, Junsu dan Changmin saling
berpandangan. “lebih baik kau bertanya langsung saja pada Yunho. kami tidak
tahu”, jawab Junsu. Jiyeol diam dan menunduk. ‘aku harap tidak Yun’ batin Jiyeol.
*****
“Kakak”, teriakan Jihye
membangunkan sang beruang yang sedang tidur dengan lelap. “Kakak cepat
banguuunn!!! Antarkan aku”, pintanya masih sedikit berteriak.
‘Cklek’ “tidak
usah berteriaaakk!! Aku tidak tuli”, marah Yunho pada adiknya. “hehe..maaf kak,
habis kau kan biasanya susah sekali dibangunkan”, Jihye memelas. “memang mau
kemana?”, tanya Yunho pelan. “ke toko buku. Kakak bisa kan mengantarku?”, Jihye
menatap kakaknya yang sedang tidak bersemangat itu.
“hmm.. aku mandi dulu”,
jawab Yunho lalu kembali menutup pintu kamarnya. “kenapa dengannya? aneh~”,
heran Jihye.
#Toko Buku#
Sampailah mereka di
toko buku yang sering Jihye datangi. Yunho berjalan dengan santai di belakang
Jihye mengamati keadaan sekitar Mall.
“kak, aku kesana dulu
yaa”, ucap Jihye menunjuk rak buku yang bertuliskan novel remaja. Yunho hanya
mengangguk lalu melangkah ke arah buku-buku komputer. “aish, kenapa hari ini
moodku tidak bagus ya??”, ucap Yunho mengacak-acak rambutnya sendiri.
Ketika Yunho sedang
asyik melihat ke arah luar toko buku yang hanya dibatasi dengan kaca, tiba-tiba
Dia kaget dan dengan cekatan menutupi wajah tampannya sambil sesekali
mengintip.
“kenapa harus ada dia
disini?”, tanya Yunho kepada dirinya sendiri. “kau kenapa kak?”. “YA! aish!”,
Yunho kaget melihat adiknya sudah ada di belakangnya. “itu tadi Jiyeol onnie
kan?”, tanyanya lagi sambil melihat ke arah Jiyeol dan teman-temannya.
“ekhm.. sudah dapat
buku yang kau cari?”, tanya Yunho mengalihkan pembicaraan. “sudah, ayo cepat
kita susul onnie”, Jihye menarik tangan Yunho lalu membayar bukunya dan keluar
dari toko buku. Sedangkan Yunho hanya diam, pasrah ditarik oleh adiknya.
*****
Di tempat lain..
“ekhm.. Jiyeol, bukan maksudku untuk membuatmu
tambah sedih tapi -”, pembicaraan Bbunee dipotong oleh Juli.
“kau terlalu bertele-tele, lihat itu Yoochun kan?”,
tunjuk Juli ke arah orang yang sedang duduk berdua di restoran Paris. “mwo??”,
sontak itu membuat Jiyeol kaget dan rasanya ingin menangis saat itu juga. Orang
yang dia sudah pilih ternyata melakukan suatu hal yang menyakitkan.
“aku akan pergi kesana”, ucap Juli lantang. “untuk
apa?”, tanya Jiyeol menahan tangis. Tapi Juli tidak menjawab, dia hanya
mnegeluarkan handphone dari tasnya lalu mendial nomor Jiyeol. “angkatlah, dan
dengarkan apa yang mereka katakan!”, perintah Juli lalu masuk ke restoran itu.
“terkadang dia sangat tegas dan dewasa”, Yulim
terkesima. “tapi bagaimana jika nanti Yoochun atau Hara mengenal Juli?”, tanya Maya
panik. “tidak akan”, ucap Yulim pasti.
Di dalam restoran, Juli duduk di dekat Yoochun. Yang
kebetulan tempat duduk di restoran itu sangat dekat satu sama lain. Juli
menaruh handphonenya di atas meja lalu berpura-pura memilih-milih makanan.
Jiyeol dan yang lainnya fokus melihat Juli, Yoochun
dan Hara secara bergantian sambil mendengarkan suara dari handphone. ‘semoga ini dapat menjadi petunjukku’ batin
Jiyeol. Suasana hening selama beberapa menit, tidak ada yang bicara satupun. ‘kenapa mereka tidak berbicara sih!! Aku
bosan disini!!’ gerutu Juli dalam hati.
“Hara”, ternyata Tuhan mendengar jeritan hati Juli.
Selang kemudian Yoochun bersuara memnaggil nama Hara sambil memegang tangan
Hara. Dan itu membuat Juli kaget.
“Chun, tolong jangan seperti ini. aku mohon!”, Juli
melihat Hara yang tertunduk berusaha melepaskan genggaman tangan Yoochun.
“Hara, kumohon! Aku mencintaimu”, ucap Yoochun
disambut gebrakan meja dari arah tempat duduk Juli. Seketika itu juga Yoochun
dan Hara menoleh ke arah Juli. “aaahh, maaf”, ucapnya dengan senyum paksa.
Tidak lama kemudian, Jiyeol datang menghampiri
Yoochun dan Hara. Juli yang melihat kejadian itu gugup tidak tahu harus
melakukan apa, begitu juga dengan temannya yang lain.
“jadi seperti ini kah kau? Kau hanya melampiaskannya
padaku karena tidak mendapatkan Hara? Aku menyesal telah mempertahankanmu!!!”,
Jiyeol berteriak pada saat itu juga. Semua orang yang ada di restoran itu
melihat ke arah mereka.
“Jiyeol”, Yoochun panik bukan main. Dia melepaskan
genggaman tangannya. “kenapa dilepas? Kau mencintainya kan? Sakiti aku saja!!
Aku sudah muak dengan semua ini!!”, Jiyeol terduduk di lantai, menangis
sejadi-jadinya. Yang lain berusaha membujuknya untuk berdiri tapi Jiyeol tetap
menangis dan tetap diam.
“Jiyeol, bukan maksudku seperti ini. akuuu-”,
Yoochun membela diri tapi belum sempat Ia meneruskan kata-katanya, tiba-tiba
saja Yunho datang dan meraih tangan Jiyeol lalu melingkarkannya di pundak
Yunho.
“untuk apa kau sentuh dia??”, geram Yoochun
mendorong Yunho tapi karena Yunho kuat, dia bisa menahan dorongan Yoochun yang
sangat keras. Baru saja Yunho ingin menjawab, Juli sudah menjawab duluan dengan
nada kesal. “kau tidak usah ikut campur!!! Aku sudah duga, kau bukan laki-laki
yang baik! Ayo”, Juli membantu Yunho membawa Jiyeol yang masih menangis.
“aku benar-benar tidak mengerrti jalan pikiran mu”,
Hara pergi menyusul Jiyeol dan yang lainnya. Ia tampak bersalah dengan keadaan
seperti ini. semuanya semakin rumit.
Apa
yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ara akan marah pada Hara atau malah
sebaliknya? Dan apa Jiyeol akan mengatakan yang sebenarnya pada Yunho? lalu
bagaimana dengan Yoochun?
0 komentar:
Posting Komentar